halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Reproduksi icon

    Kesehatan Reproduksi

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Limfoma

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Apa Itu Limfoma?
  • Penyebab Limfoma
  • Jenis-Jenis Limfoma
  • Faktor Risiko Limfoma
  • Gejala Limfoma
  • Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Limfoma
  • Diagnosis Limfoma
  • Pengobatan Limfoma
  • Komplikasi Limfoma 
  • Pencegahan Limfoma 

Apa Itu Limfoma?

Limfoma atau kanker kelenjar getah bening adalah kanker darah yang bisa menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Kanker ini bermula saat sel kanker menyerang limfosit (salah satu sel darah putih) yang berperan penting dalam kekebalan tubuh.

Limfosit memiliki tugas untuk melawan infeksi bakteri dan virus yang masuk ke tubuh.

Tak hanya di aliran darah, limfosit juga ada di berbagai bagian dan jaringan tubuh. Termasuk di kelenjar getah bening, limpa, timus, sumsum tulang, dan saluran pencernaan. 

Penyebab Limfoma

Limfoma terjadi ketika sel darah putih dalam sistem limfatik berubah (bermutasi) menjadi sel kanker yang tumbuh dengan cepat dan tidak mati.

Seperti kebanyakan penyakit kanker, sebagian besar mutasi genetik yang jadi penyebab limfoma terjadi secara spontan, tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi.

Namun, ada beberapa faktor yang bisa membuat seseorang lebih berisiko mengalami penyakit ini. Contohnya, paparan radiasi dan jenis bahan kimia tertentu. 

Benzena dan beberapa bahan kimia pertanian sudah terlibat. Orang yang terpapar di tempat kerja, yang memiliki risiko paling tinggi, harus mengikuti panduan kesehatan kerja untuk meminimalkan paparan bahan kimia tersebut. 

Bagi orang yang sistem kekebalannya tertekan, paparan virus seperti virus Epstein-Barr atau HIV juga dapat meningkatkan risiko limfoma.

Lantas, benarkah Limfoma adalah Penyakit Turunan, Mitos atau Fakta?. Coba cari faktanya di artikel tersebut.

Jenis-Jenis Limfoma

Secara umum, limfoma terbagi menjadi dua jenis, yaitu: 

1. Limfoma hodgkin

Limfoma Hodgkin adalah jenis yang terjadi ketika limfosit tipe B berkembang secara tidak normal. terjadi Nah, limfosit tipe B (sel-sel kekebalan tubuh) berkembang secara tidak normal menjadi sel-sel Reed-Sternberg. 

Sel-sel ini kemudian menyebar ke berbagai bagian tubuh melalui pembuluh limfatik. Kadar limfosit B yang berlebihan ini dapat mengganggu daya tahan tubuh dan membuat pengidapnya lebih rentan terhadap infeksi.

2. Limfoma non-hodgkin

Limfoma non-Hodgkin adalah jenis yang berasal dari kelenjar dan saluran limfe atau sel-sel limfoid yang lain. Keduanya adalah organ yang berfungsi sebagai bagian dari kekebalan tubuh. 

Pada pengidap penyakit ini, jumlah limfosit terus membelah tetapi tidak bisa berkembang secara normal.

Hal ini membuat limfosit menumpuk di kelenjar dan saluran limfe sehingga menimbulkan berbagai gangguan kesehatan di berbagai organ tubuh.

Faktor Risiko Limfoma

Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya limfoma. Misalnya:

  • Orang berusia 15-30 tahun (limfoma Hodgkin), dan orang berusia lanjut atau di atas 60 tahun (limfoma non-Hodgkin).
  • Pengidap obesitas. 
  • Memiliki anggota keluarga yang mengidap jenis kanker ini sebelumnya. 
  • Berjenis kelamin laki-laki. 
  • Mengidap penyakit autoimun, yakni penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh seperti HIV atau AIDS, rheumatoid arthritis, atau lupus.
  • Mengalami infeksi virus tertentu seperti virus hepatitis C, Epstein-Barr, atau herpes HHV8.

Selain pada orang dewasa, kanker ini juga bisa terjadi pada anak. Simak Fakta Kanker Limfoma pada Anak yang Ibu Perlu Tahu.

Gejala Limfoma

Limfoma mungkin tidak selalu menimbulkan gejala pada tahap awal. Namun, dokter mungkin menemukan gejala limfoma seperti pembesaran kelenjar getah bening selama pemeriksaan fisik. 

Kondisi ini mungkin terasa seperti benjolan kecil dan lunak di bawah kulit.

Seseorang mungkin merasakan pembesaran kelenjar getah bening pada beberapa area tubuh, seperti:

  • Leher.
  • Dada atas. 
  • Ketiak. 
  • Perut. 
  • Pangkal paha. 

Selain itu, pada tahap awal gejala penyakit ini seringkali tidak tersadari oleh pengidapnya. Hal ini membuat gejala tersebut mudah terabaikan.

Gejala awal yang umum tersebut meliputi:

  • Panas dingin.
  • Batuk. 
  • Kelelahan. 
  • Pembesaran limpa. 
  • Demam.
  • Keringat malam. 
  • Gatal-gatal. 
  • Sesak napas. 
  • Kulit gatal. 
  • Sakit perut. 
  • Kehilangan selera makan. 
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. 

Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Limfoma

Apabila kamu atau orang terdekat mengalami gejala di atas, kamu bisa menghubungi dokter spesialis bedah onkologi di Halodoc terkait penanganan yang tepat.

Nah, berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis di Halodoc yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun. 

Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:

  • dr. Kemas M. Ishak IK Sp.B(K)Onk
  • dr. Enrico Gahara Sp.B(K)Onk

Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.

Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.

Diagnosis Limfoma

Untuk mendiagnosis limfoma pada tahap awal, dokter akan melakukan wawancara medis seputar gejala dan riwayat penyakit sebelumnya.

Setelah itu, barulah ahli medis tersebut akan melakukan pemeriksaan fisik. 

Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

1. Biopsi

Prosedur pemeriksaan ini adalah mengambil sampel jaringan kelenjar getah bening yang membengkak, untuk diperiksa di laboratorium.

Hasil pemeriksaan ini bisa menunjukkan keberadaan kanker ini dan jenisnya.

2. Tes darah

Pemeriksaan darah untuk menegakkan diagnosis limfoma adalah:

  • Tes darah lengkap, untuk mendeteksi penurunan sel darah.
  • Tes kimia darah, untuk memeriksa fungsi ginjal dan hati.
  • Lactate dehydrogenese (LDH), untuk memeriksa kadar LDH yang biasanya meningkat pada pengidap kanker ini

3. Aspirasi sumsum tulang

Prosedur pemeriksaan ini adalah dengan menggunakan jarum untuk mengambil darah dan sampel jaringan sumsum tulang.

Kemudian, petugas akan mengecek sampel untuk memastikan keberadaan sel kanker.

4. Pemindaian

Prosedur pemeriksaan ini adalah dengan melakukan foto Rontgen, CT scan, MRI, USG, dan PET scan. Ini bertujuan untuk melihat posisi, ukuran, dan penyebaran kanker.

Pengobatan Limfoma

Pengobatan limfoma biasanya akan tergantung pada berbagai faktor. Termasuk kondisi kesehatan, usia, serta jenis dan stadium.

Beberapa jenis pengobatan yang dapat dokter lakukan adalah:

1. Obat-obatan

Pengobatan dengan obat-obatan dapat berupa obat kemoterapi, seperti vincristine atau epirubicin, dan obat imunoterapi, seperti rituximab. Tujuan obat-obatan ini adalah untuk membunuh sel limfoma.

2. Radioterapi

Prosedur radioterapi biasanya adalah dengan menggunakan radiasi sinar khusus untuk membunuh sel kanker.

3. Transplantasi sumsum tulang belakang

Prosedur ini dokter lakukan jika kanker ini sudah menyebar di sumsum tulang. Dokter akan mengganti jaringan sumsum tulang yang rusak, dengan jaringan sumsum tulang yang sehat.

Jika kamu masih bingung terkait pengobatannya, Ini Dokter yang Paham Pengobatan Limfoma.

Komplikasi Limfoma 

Penyakit ini bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung atau penyakit paru-paru. Selain itu, pengidapnya juga lebih rentan mengalami infeksi akibat penurunan daya tahan tubuh. 

Selain akibat penyakitnya sendiri, prosedur pengobatan juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:

  • Kemandulan sementara atau permanen, akibat kemoterapi dan radioterapi.
  • Kemunculan kanker yang baru, terutama kanker payudara dan paru-paru. Ini bisa terjadi akibat kemoterapi dan radioterapi.

Pencegahan Limfoma 

Cara efektif untuk mencegah limfoma sebenarnya belum ada. Meski begitu, ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi risikonya, yaitu: 

  • Menggunakan kondom ketika melakukan aktivitas seksual untuk menurunkan peluang tertular HIV.
  • Menghindari penggunaan narkoba suntik atau menggunakan jarum suntik yang bersih saat menyuntikkan narkoba. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko tertular HIV atau hepatitis C.
  • Menjaga berat badan tetap ideal dan tetap aktif secara fisik, agar terhindar dari obesitas. 
  • Mengonsumsi makanan bergizi dengan banyak buah, sayuran, dan biji-bijian. 

Namun, beberapa faktor risiko, seperti usia dan riwayat keluarga, bersifat tetap dan tidak dapat diubah. 

Kapan Harus ke Dokter?

Bila kamu atau orang terdekat mengalami gejala-gejala limfoma, segeralah memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter.

Tujuannya tentu saja agar gejala yang kamu alami segera terdiagnosis, sehingga segera dapat penanganan. 

Awali dengan konsultasi dengan dokter di Halodoc, bisa dari mana saja dan kapan saja, dengan biaya lebih terjangkau.✔️ Klik gambar di bawah ini.

chat dokter
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2023. Everything You Need to Know About Lymphoma
WebMD. Diakses pada 2023. What is Lymphoma? 
Very Well Health. Diakses pada 2023. Lymphoma. 
American Cancer Society. Diakses pada 2023. Can Non-Hodgkin Lymphoma Be Prevented? 

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp