Harus Tahu, Ini 4 Buta Warna Parsial

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   06 September 2019
Harus Tahu, Ini 4 Buta Warna ParsialHarus Tahu, Ini 4 Buta Warna Parsial

Halodoc, Jakarta - Penglihatan adalah hal yang fatal bagi kehidupan semua orang. Hal tersebut karena jika kamu mengalami gangguan pada mata, banyak hal yang menghambat aktivitas kamu. Salah satu gangguan yang mungkin terjadi pada seseorang adalah buta warna.

Gangguan buta warna terjadi ketika seseorang kesulitan untuk membedakan warna, terutama pada warna dasar. Seseorang yang mengalami penyakit ini jarang sekali mengalami buta warna secara penuh. Kebanyakan orang yang terserang penyakit ini hanya mengalami buta warna parsial. Berikut beberapa jenis buta warna spasial yang dapat terjadi!

Baca juga: Sering Dilakukan, Mengapa Tes Buta Warna Penting?

Jenis-Jenis Buta Warna Parsial

Mata manusia dapat melihat dengan cara memasukkan cahaya sehingga merangsang retina untuk menangkap gambar. Retina terdiri dari batang dan kerucut. Batang mempunyai fungsi untuk penglihatan malam tetapi tidak dapat membedakan warna. Sedangkan kerucut dapat melihat warna tapi tidak berfungsi baik di malam hari.

Pada bagian kerucut, masing-masing mengandung pigmen yang peka pada cahaya dan sensitif pada rentang panjang gelombang tertentu. Di dalam kerucut tersebut mengandung instruksi pengkodean untuk pigmen tersebut. Jika pengkodean salah, maka pigmen yang berbeda akan diproduksi sehingga mengalami buta warna.

Banyak orang beranggapan seseorang yang mengalami buta warna hanya melihat dengan warna hitam dan putih. Hal ini adalah kesalahpahaman yang besar dan sangat salah. Sangat jarang seseorang yang mengalami monokromasi yang membuat semua warna yang dilihat hitam dan putih. Maka dari itu, kamu harus tahu beberapa jenis buta warna parsial yang mungkin terjadi:

  1. Protanomali

Gangguan protanomali terjadi ketika mata seseorang mengalami kelemahan terhadap warna merah. Buta warna parsial ini menyebabkan seseorang kesulitan melihat warna merah karena masalah kecerahan yang masuk ke retina. Warna-warna seperti merah, oranye, dan kuning terlihat seperti warna hijau. Jika kamu mengalami gangguan ini, dokter dari Halodoc dapat membantu kamu. Caranya mudah, cukup download aplikasi di smartphone kamu, ya!

  1. Deuteranomali

Gangguan buta warna ini terjadi pada seseorang yang matanya lemah terhadap warna hijau. Gangguan ini kebalikan dari protanomali yang melihat warna merah sebagai hijau. Tetap, pada seseorang yang mengalami buta warna parsial jenis deuteranomali, pengidapnya tidak mengalami masalah kecerahan pada mata.

Baca juga: Curiga Si Kecil Buta Warna? Pastikan dengan Tes Ini

  1. Protanopia

Untuk gangguan ini, seseorang dapat mengalami masalah pada kecerahan warna, seperti merah, oranye, dan kuning. Redupnya warna ini sangat jelas sehingga orang tersebut dapat melihat warna merah menjadi hitam atau abu-abu gelap. Seseorang yang mengalami ini juga mungkin melihat lalu lintas yang berwarna merah seperti mati.

Pengidap buta warna parsial ini dapat belajar untuk membedakan merah dari kuning dan hijau berdasarkan tingkat kecerahan atau cahaya yang tampak. Orang ini tidak dapat membedakan suatu warna dengan dasar biru karena kecerahannya redup. Seseorang dengan protanopia sulit membedakan pantulan warna dari dua warna berbeda.

Baca juga: Ketika Anak Buta Warna, Ibu Harus Apa?

  1. Monokromasi

Bentuk buta warna yang langka terjadi adalah monokromasi. Gangguan ini terjadi karena gangguan dua dari tiga pigmen dari sel kerucut untuk menghasilkan warna. Orang ini mengalami monokromasi kerucut merah, hijau, dan biru. Otak dari pengidap buta warna parsial jenis ini sulit membandingkan sinyal dari kerucut untuk melihat warna.

Saat hanya satu jenis kerucut yang berfungsi, maka perbandingan tidak mungkin dilakukan. Seseorang dengan monokromasi kerucut biru juga mengalami gangguan ketajaman visual, rabun dekat, dan gerakan mata yang tidak terkendali, atau disebut dengan nistagmus.

Referensi:
National Eye Institute.Diakses pada 2019.Facts About Color Blindness
Color Vision Testing.Diakses pada 2019.What Is Colorblindness and the Different Types?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan