Hati-Hati, Ini 3 Bahaya Memberikan MPASI Dini

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   13 Januari 2020
Hati-Hati, Ini 3 Bahaya Memberikan MPASI DiniHati-Hati, Ini 3 Bahaya Memberikan MPASI Dini

Halodoc, Jakarta – Umumnya, tiap bayi akan mendapatkan asupan ASI secara eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupannya. Menurut World Health Organization, setelah 6 bulan pertama, tentu kebutuhan nutrisi dan gizi bayi tidak dapat dipenuhi oleh ASI saja. Bayi membutuhkan makanan pendamping atau MPASI untuk mencukupi kebutuhan gizi serta nutrisi bayi untuk tumbuh kembangnya.

Baca juga: Tips Menyiapkan MPASI Pertama untuk Si Kecil

Pemberian MPASI pada bayi harus dilakukan secara tepat waktu. Selain itu, komposisi dan tekstur makanan pendamping harus disesuaikan dengan usia bayi. Lalu, mengapa bayi harus menunggu hingga usianya mencapai 6 bulan untuk mengonsumsi MPASI? Setelah memasuki usia 6 bulan ke atas, umumnya pencernaan bayi lebih siap untuk mencerna makanan yang masuk ke dalam tubuh. Pemberian MPASI terlalu dini berisiko bagi kesehatan bayi tersedak juga lebih besar karena sistem motorik bayi belum siap.

Ibu, Ketahui Bahaya Pemberian MPASI Terlalu Dini

Banyak ibu yang merasa bahwa ASI yang diberikan kurang karena anak terus merasa lapar. Akhirnya, ibu memutuskan untuk memberikan makanan sebelum bayi berusia 6 bulan. Hal ini berbahaya untuk kesehatan bayi. Pemberian MPASI terlalu dini membahayakan bayi dan meningkatkan berbagai risiko, seperti:

1. Gangguan Pencernaan

Pemberian ASI yang terlalu dini sebabkan gangguan pencernaan pada bayi. Hal ini disebabkan sistem pencernaan bayi belum siap untuk mencerna makanan yang masuk dalam tubuh, meskipun makanan dalam tekstur yang halus. Pemberian ASI terlalu dini sebabkan bayi alami konstipasi atau muncul gas pada pencernaan yang membuat bayi tidak nyaman.

2. Obesitas

Sistem pencernaan yang belum sempurna menyebabkan bayi mencerna makanan lambat dan berpeluang alami obesitas. Tidak hanya itu, beberapa enzim pemecah protein dan asam lambung baru diproduksi dengan sempurna pada tubuh setelah bayi memasuki usia lebih dari 6 bulan.

Baca juga: Resep MPASI untuk Bayi Usia 6-8 Bulan

3. Bayi Berisiko Alami Alergi

Menurut Asosiasi Dokter Anak Khusus Nutrisi dan Pencernaan di Eropa, pemberian makanan pendamping atau MPASI yang terlalu dini meningkatkan risiko alergi pada bayi. Hal ini karena sistem imunitas tubuh pada bayi yang belum memasuki usia 6 bulan masih belum optimal.

Begini Tanda Bayi Siap untuk Makanan Pendamping

Selain usia bayi yang telah memasuki usia 6 bulan, ketahui tanda lainnya bahwa bayi siap untuk menerima makanan pendamping. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, bayi siap menerima makanan pendamping ketika ia dapat duduk dengan leher yang tegak. Selain itu, bayi diharapkan mampu mengangkat kepalanya sendiri saat memasuki usia MPASI.

Selain itu, anak yang sudah siap menerima makanan pendamping umumnya ditandai dengan terlihat tertarik dengan makanan yang ada di dekatnya dan ingin meraih makanan tersebut. Kondisi ini dapat menjadi tanda sinyal lapar dari bayi untuk orangtua. Tidak hanya tanda bayi siap menerima makanan pendamping, perhatikan juga tekstur dan asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh bayi.

Baca juga: Ketahui Jenis MPASI yang Paling Cocok untuk Si Kecil

Pada usia 6-9 bulan, umumnya bayi diberikan makanan dengan tekstur puree atau mashed. Pada usia 9-12 bulan, bayi mulai diberikan makanan dengan tekstur dicincang halus dan kasar. Pada usia ini bayi sudah bisa diperkenalkan dengan finger food. Usia 12-24 bulan, bayi dapat diperkenalkan dengan makanan keluarga, namun perhatikan jenis makanan yang sebaiknya dihindari dikonsumsi secara utuh, seperti kacang-kacangan. Jika ibu masih memiliki pertanyaan seputar MPASI pada bayi, segera tanyakan pada dokter spesialis anak lewat aplikasi Halodoc.

Referensi:
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada 2020. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI)
World Health Organization. Diakses pada 2020. Complementary Feeding
National Library of Medicine. Diakses pada 2020. Infant and Young Child Feeding

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan