Advertisement

Humble Bragging: Pamer Halus, Apa Kata Orang?

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   30 Juli 2025

Humble bragging dilakukan untuk mendapatkan pengakuan atau pujian tanpa terlihat sombong.

Humble Bragging: Pamer Halus, Apa Kata Orang?Humble Bragging: Pamer Halus, Apa Kata Orang?

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Humble Bragging?
  2. Mengapa Humble Bragging Terjadi?
  3. Dampak Humble Bragging pada Hubungan Sosial
  4. Cara Mengidentifikasi Humble Bragging
  5. Tips Menghindari Perilaku Humble Bragging
  6. Humble Bragging di Media Sosial
  7. Kapan Self-Promotion Diperbolehkan?
  8. Cara Menanggapi Humble Bragging

Apa Itu Humble Bragging?

Humble bragging atau pamer halus adalah tindakan menyampaikan pencapaian atau kelebihan diri sendiri dengan cara yang terselubung, sering kali dengan menyamar sebagai keluhan atau kerendahan hati. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pengakuan atau pujian tanpa terlihat sombong.

Contoh umum dari humble bragging adalah ketika seseorang berkata, “Aduh, aku benci banget harus terbang first class lagi, tapi satu-satunya penerbangan yang tersedia.”

Kalimat ini sebenarnya adalah cara untuk memamerkan kemampuan terbang first class, namun disampaikan seolah-olah sebagai keluhan.

Banyak orang menganggap humble bragging kurang tulus dibandingkan dengan pamer langsung atau kerendahan hati yang sebenarnya.

Mengapa Humble Bragging Terjadi?

Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan humble bragging:

  • Mendapatkan Pujian: Individu ingin mendapatkan validasi dan pengakuan atas pencapaian mereka.
  • Menghindari Kecemburuan: Mereka mencoba untuk tidak terlihat sombong atau membangkitkan rasa iri dari orang lain.
  • Citra Diri: Humble bragging bisa menjadi cara untuk membangun citra diri yang positif di mata orang lain.

Meskipun niatnya mungkin baik, humble bragging sering kali justru merusak kepercayaan karena dianggap tidak jujur.

Selain itu, yuk coba kenali Psikologi Warna dan Pengaruhnya pada Emosi Manusia.

Dampak Humble Bragging pada Hubungan Sosial

Humble bragging dapat memiliki dampak negatif pada hubungan sosial seseorang:

  • Kehilangan Kepercayaan: Orang lain mungkin merasa bahwa pelaku humble bragging tidak jujur atau autentik.
  • Menimbulkan Iritasi: Terus-menerus mendengar keluhan terselubung dapat membuat orang lain merasa jengkel.
  • Merusak Reputasi: Pelaku humble bragging bisa dianggap sebagai orang yang suka pamer dan tidak rendah hati.

Faktanya, orang cenderung memberikan penilaian negatif terhadap individu yang sering melakukan humble bragging.

Cara Mengidentifikasi Humble Bragging

Mengenali humble bragging bisa jadi sulit karena seringkali disampaikan dengan halus.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang perlu diperhatikan:

  • Keluhan Terselubung: Kalimat dimulai dengan keluhan atau pernyataan negatif, tetapi sebenarnya mengandung unsur kebanggaan.
  • Penyangkalan Palsu: Menyatakan tidak menginginkan sesuatu, padahal sebenarnya sangat menginginkannya.
  • Merendahkan Diri Sendiri: Mengkritik diri sendiri dengan cara yang justru menunjukkan kelebihan.

Contoh: “Aku benci kalau orang terus memuji penampilanku, padahal aku merasa biasa saja.”

Ketahui juga, Dampak Spotlight Effect Terhadap Kesehatan Mental.

Tips Menghindari Perilaku Humble Bragging

Jika ingin menjaga hubungan sosial yang sehat, hindari perilaku humble bragging dengan cara berikut:

  • Bersikap Jujur dan Autentik: Sampaikan pencapaian tanpa perlu menyamarkannya sebagai keluhan.
  • Fokus pada Rasa Syukur: Alih-alih memamerkan diri, cobalah untuk mengungkapkan rasa syukur atas apa yang sudah dicapai.
  • Mendengarkan Orang Lain: Berikan perhatian pada cerita dan pengalaman orang lain, bukan hanya fokus pada diri sendiri.

Humble Bragging di Media Sosial

Media sosial adalah lahan subur bagi humble bragging. Banyak pengguna yang menggunakan platform ini untuk memamerkan kehidupan mereka dengan cara yang halus. Contohnya:

  • “Capek banget harus menghadiri undangan private party setiap malam.”
  • “Aduh, liburanku kali ini membosankan karena terlalu banyak pantai indah yang sama.”

Perilaku ini dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat di media sosial dan memicu perasaan iri atau rendah diri pada orang lain.

Selain itu, humble bragging di media sosial dapat mempengaruhi persepsi orang terhadap merek dan individu.

Kapan Self-Promotion Diperbolehkan?

Mempromosikan diri sendiri tidak selalu negatif. Ada waktu dan tempat yang tepat untuk melakukannya:

  • Dalam Konteks Profesional: Saat melamar pekerjaan atau mencari peluang bisnis.
  • Ketika Diminta: Jika seseorang bertanya tentang pencapaian atau keahlian.
  • Dengan Tujuan yang Jelas: Misalnya, untuk menginspirasi atau memberikan informasi yang bermanfaat.

Kuncinya adalah melakukannya dengan jujur, relevan, dan tidak berlebihan.

Baca juga lebih jauh mengenai kecerdasan emosional di sini: Kecerdasan Emosional: Definisi, Manfaat, dan Cara Meningkatkan

Cara Menanggapi Humble Bragging

Menanggapi humble bragging bisa jadi sulit. Berikut beberapa opsi yang bisa dicoba:

  • Mengabaikannya: Jika tidak terlalu mengganggu, abaikan saja perilaku tersebut.
  • Mengubah Topik Pembicaraan: Alihkan perhatian ke topik lain yang lebih menarik.
  • Menegur dengan Halus: Jika sudah keterlaluan, sampaikan dengan sopan bahwa perilaku tersebut terkesan pamer.

Contoh: “Selamat atas pencapaianmu! Tapi, mungkin lebih baik kalau kamu menyampaikannya tanpa perlu merendahkan diri sendiri.”

Jika merasa kesulitan mengelola emosi atau hubungan sosial akibat perilaku ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog di Halodoc.

Sebab, konseling dapat membantu meningkatkan kesadaran diri dan mengembangkan strategi komunikasi yang lebih efektif.

Tunggu apa lagi? Yuk hubungi psikolog dengan klik banner di bawah ini!

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2025. The Psychology of Humblebragging.
Ultimate Education. Diakses pada 2025. Humblebrag: To Humble or Show Off?
Time Magazine. Diakses pada 2025. Humblebragging Makes People Dislike You.