Ibu Hamil Alami Anemia Defisiensi Besi, Haruskah Minum Suplemen?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   12 Oktober 2020
Ibu Hamil Alami Anemia Defisiensi Besi, Haruskah Minum Suplemen?Ibu Hamil Alami Anemia Defisiensi Besi, Haruskah Minum Suplemen?

Halodoc, Jakarta - Coba tebak, kira-kira berapa banyaknya pengidap anemia secara global? Setidaknya, dua miliar orang mesti berhadapan dengan penyakit ini. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anemia adalah masalah kesehatan yang serius, dan umumnya menyerang anak-anak dan wanita hamil. WHO memperkirakan sebanyak 42 pesen anak di bawah usia 5 tahun, dan 40 persen wanita hamil di seluruh dunia mengidap anemia. Cukup banyak, bukan? 

Anemia terdiri dari beberapa jenis, salah satunya anemia defisiensi besi yang bisa menyerang siapa saja. Jenis anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi, sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah merah yang sehat. 

Pertanyaannya, bagaimana cara mengatasi anemia defisiensi besi pada ibu hamil? Benarkah mereka membutuhkan asupan suplemen untuk mengatasi kondisi ini? 

Baca juga: Orang yang Berpotensi Terkena Anemia Defisiensi Zat Besi dan Folat

Kombinasi Suplemen dan Perubahan Gaya Hidup

Salah satu cara yang paling umum untuk mengatasi anemia defisiensi besi adalah dengan pemberian suplemen zat besi. Suplemen ini biasanya dikonsumsi secara oral selama beberapa kali sehari. Tujuannya untuk meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh. 

Menurut pakar di National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), biasanya dibutuhkan waktu tiga hingga enam bulan untuk mengisi kembali simpanan zat besi dalam tubuh. Suplemen zat besi terkadang juga direkomendasikan oleh dokter selama kehamilan. Namun, suplemen zat besi umumnya tidak dianjurkan untuk orang yang tidak mengalami kondisi ini. Pasalnya, terlalu banyak zat besi dapat merusak organ-organ tubuh.

Hal yang perlu digarisbawahi, jangan berhenti mengonsumsi suplemen zat besi yang diresepkan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Di samping itu, tanyakan pada dokter bila ibu mengalami 

Bicaralah dengan dokter Anda jika Anda mengalami efek samping seperti rasa logam yang tidak enak pada mulut, muntah, diare, sembelit, atau sakit perut. Nah, ibu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc, kapan saja dan di mana saja.

Baca juga: Wanita Paling Rentan Kena Anemia Defisiensi Zat Besi

Selain asupan suplemen, cara mengatasi anemia defisiensi besi pada ibu hamil juga harus didukung dengan perubahan gaya hidup. Contohnya:

  • Terapkan perubahan gaya hidup sehat seperti mengadopsi pola makan untuk jantung sehat.
  • Tingkatkan asupan harian makanan yang kaya zat besi untuk membantu mengobati anemia defisiensi besi. Contohnya daging merah tanpa lemak, ikan, unggas, hingga kacang polong.
  • Tingkatkan asupan vitamin C untuk membantu tubuh menyerap zat besi. Misalnya ibu dapat mengonsumsi jus jeruk, jus tomat, atau stroberi yang kaya vitamin C. 
  • Hindari minum teh atau kopi yang mengurangi penyerapan zat besi. Di samping itu, susu atau makanan dan minuman lain yang mengandung tinggi kalisum, juga dapat mengurangi penyerapan zat besi. 

Baca juga: 5 Makanan Penambah Darah

Amati Gejala dan Faktor Risikonya

Ibu hamil yang mengalami anemia defisiensi besi mengalami beragam gejala pada tubuhnya, seperti: 

  • Kelelahan.
  • Kelemahan.
  • Kulit pucat atau kekuningan.
  • Detak jantung tidak teratur.
  • Sesak napas.
  • Pusing.
  • Nyeri dada.
  • Tangan dan kaki terasa dingin.
  • Sakit kepala.

Nah, risiko anemia defisiensi besi ini akan semakin meningkat pada ibu hamil yang: 

  • Memiliki dua kehamilan dengan jarak yang berdekatan.
  • Hamil lebih dari satu bayi.
  • Sering muntah karena mual di pagi hari.
  • Jangan mengonsumsi cukup zat besi.
  • Memiliki aliran menstruasi yang deras sebelum hamil.
  • Memiliki riwayat anemia sebelum hamil.

Hati-hati, dampak anemia defisiensi besi pada ibu dan bayi tidak main-main. Menurut ahli di National Health Service - UK, kondisi ini bisa memengaruhi fungsi otot dan usus ibu. Anemia defisiensi besi bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan yang rendah dan kelahiran prematur. Pada beberapa kasus, kondisi ini bisa menyebabkan kelelahan dan berkurangnya produksi ASI. 



Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Anemia
WHO. Diakses pada 2020. Anemia 
The National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI). Diakses pada 2020. Iron-Deficiency Anemia
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Iron deficiency anemia during pregnancy: Prevention tips
NHS - UK. Diakses pada 2020. Iron deficiency anemia in pregnancy

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan