Ini Waktu Normal yang Dibutuhkan untuk Menciptakan Vaksin

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   13 Oktober 2020
Ini Waktu Normal yang Dibutuhkan untuk Menciptakan VaksinIni Waktu Normal yang Dibutuhkan untuk Menciptakan Vaksin

Halodoc, Jakarta – Hingga saat ini angka penyebaran COVID-19 masih terus meningkat. Untuk mengantisipasi penyebaran yang semakin bertambah, pemerintah dunia terus mengingatkan masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan sambil menunggu hasil produksi vaksin yang bisa digunakan untuk mengatasi COVID-19. Sampai hari ini belum ada vaksin COVID-19 yang disetujui untuk digunakan oleh masyarakat guna menangkal virus yang menyebabkan beberapa dampak pada negara, baik dari sisi kesehatan maupun perekonomian.

Baca juga: Vaksin Corona Tidak Cukup Sekali Suntik, Ini Alasannya

Pembuatan vaksin untuk mengatasi COVID-19 memang bukanlah perkara mudah. Berbagai pengujian perlu dilakukan untuk memastikan vaksin tidak menyebabkan efek samping atau dampak buruk pada kesehatan pengguna vaksin. Untuk itu, vaksin COVID-19 membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk diproduksi. Namun, berapa lamakah waktu yang normal untuk menciptakan sebuah vaksin? Tidak ada salahnya simak ulasannya di sini.

Inilah Waktu yang Diperlukan untuk Menciptakan Vaksin

Berbagai penyakit dapat dicegah dengan menggunakan vaksin yang tepat, termasuk paparan virus COVID-19. Vaksin sendiri merupakan zat atau senyawa yang digunakan untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Kandungannya merupakan virus, bakteri, maupun racun yang telah dilemahkan atau sudah dimatikan. 

Umumnya, vaksin akan dimasukkan ke dalam tubuh dan merangsang kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi. Proses pembentukan antibodi inilah yang dikenal juga sebagai proses imunisasi.

Meskipun dinilai ampuh dalam mencegah dan mengatasi suatu penyakit, ternyata pembuatan dan produksi vaksin membutuhkan waktu yang cukup panjang. Melansir The History of Vaccines, pembuatan satu jenis vaksin membutuhkan waktu sekitar 10–15 tahun. Hal ini disebabkan berbagai uji klinis yang perlu dijalani, hingga akhirnya vaksin dinilai mampu mengatasi kondisi pandemi atau epidemi suatu penyakit. Melansir Centers for Disease Control and Prevention, berikut adalah beberapa tahap pengembangan vaksin:

  1. Tahap Eksplorasi;
  2. Uji Pra Klinis;
  3. Pengembangan Klinis;
  4. Penelitian Regulasi dan Pengesahan;
  5. Produksi Jumlah Besar;
  6. Pengontrolan Kualitas.

Baca juga: Uji Coba Vaksin Corona Lemah pada Lansia, Apa Alasannya?

Itulah beberapa tahapan yang perlu dilalui. Bahkan, dalam pengembangan klinis, tahap ini akan melalui 3 fase, yaitu fase I yang akan diuji coba pada sekelompok kecil orang, fase II akan diperluas dan memiliki karakteristik pada usia serta riwayat kesehatan, dan yang terakhir fase III vaksin akan dicoba dalam jumlah ribuan orang untuk diteliti keamanannya dan keefektifitasannya.

Bahkan tidak jarang, perusahaan kesehatan masih melakukan uji klinis fase ke IV untuk memastikan vaksin yang diberikan benar-benar tidak menimbulkan dampak maupun efek samping pada penggunanya. Itulah alasan mengapa vaksin membutuhkan waktu produksi yang sangat lama, hal ini disebabkan keinginan pada peneliti dan pembuat vaksin agar vaksin dapat memberikan perlindungan kesehatan yang jauh lebih besar dibandingkan risikonya.

Bisakah Vaksin COVID-19 Diproduksi Lebih Cepat?

Lalu, bagaimana dengan vaksin COVID-19? Bisakah vaksin COVID-19 diciptakan lebih cepat dari jenis vaksin penyakit lainnya? Pada akhir April 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mendapatkan 71 calon vaksin yang bisa digunakan untuk mengatasi COVID-19. 5 calon vaksin sudah masuk uji klinis, sedangkan sisanya masih dalam uji pra klinis. 

Baca juga: Vaksin Tetes atau Suntik? Kenali Bedanya

Dengan banyaknya calon vaksin untuk mengatasi pandemi ini, para ahli medis membutuhkan setidaknya 12–18 bulan hingga vaksin benar-benar siap digunakan. Jika vaksin COVID-19 benar bisa diproduksi massal dan dipasarkan dalam waktu tersebut, hal ini memecahkan rekor pembuatan vaksin tercepat yang sebelumnya ditemukan untuk penyakit gondongan dalam waktu 4 tahun.

Itulah beberapa fakta mengenai vaksin corona. Jangan ragu untuk segera gunakan aplikasi Halodoc dan bertanya langsung pada dokter mengenai gejala gangguan kesehatan yang terkait dengan virus COVID-19. Penanganan yang tepat tentunya dapat membantu mengurangi penyebaran dan penularan virus ini.

Referensi:
Huffpost. Diakses pada 2020. Why It Takes So Long To Make A Coronavirus Vaccine.
Science Alert. Diakses pada 2020. Here’s Why It’s Taking So Long to Develop a Vaccine For The New Coronavirus.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Vaccine Testing and The Approval Process.
The History of Vaccines. Diakses pada 2020. Vaccine Development, Testing, and Regulation.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan