Jaga Kesehatan Psikis, Ini Bedanya Psikologi dan Psikiatri

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   28 Februari 2019
Jaga Kesehatan Psikis, Ini Bedanya Psikologi dan PsikiatriJaga Kesehatan Psikis, Ini Bedanya Psikologi dan Psikiatri

Halodoc, Jakarta - Psikologi dan psikiatri. Kedua istilah tersebut tentu sudah tidak asing di telinga, bukan? Ya, psikologi dan psikiatri merupakan dua cabang ilmu yang sama-sama berkaitan dengan kejiwaan atau kesehatan mental. Kesamaan itu pula yang membuat psikologi dan psikiatri kerap disangka sebagai hal yang sama. Padahal, keduanya berbeda, lho. Agar tidak salah, ketahui perbedaannya dalam penjelasan ini yuk!

Psikologi adalah bidang non-medis yang mempelajari perilaku dan perasaan seseorang, mulai dari pola pikir, aksi, reaksi, dan juga interaksi. Sementara psikiatri adalah bidang medis yang mengkhususkan diri pada kesehatan mental. Mulai dari diagnosis, pengobatan, dan pencegahan. Baik psikologi maupun psikiatri merupakan cabang ilmu yang sama-sama berguna dalam membantu pengidap gangguan mental atau tekanan psikologis. Perbedaannya ada pada latar belakang pendidikan, pelatihan, dan ruang lingkup praktik.

Baca juga: Cari Tahu 7 Psikologi Warna Ini

Tak hanya kesehatan fisik, kita pun harus segera mencari bantuan dan pengobatan jika memiliki masalah kesehatan mental. Namun, hal yang sering membuat bingung, berobatnya ke ahli psikologi (psikolog) atau ahli psikiatri (psikiater), ya? Keduanya merupakan tenaga kesehatan mental profesional terlatih yang kerap bekerja sama dalam menangani masalah kesehatan mental dan memberi kita berbagai cara untuk mengelola permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Meski kelihatannya sama, psikolog dan ahli psikiater sebenarnya berbeda.

Psikolog, sebagai Ahli Psikologi

Psikolog adalah orang yang memiliki gelar profesi dalam psikologi, yaitu sebuah disiplin ilmu tentang pola pikir dan perilaku. Mereka belajar mengevaluasi dan menangani pengidap gangguan mental dan emosional. Seorang psikolog diizinkan memberikan konseling dan psikoterapi, psikotes, dan penanganan non-medis lainnya untuk gangguan mental.

Namun, psikolog tidak boleh menuliskan resep atau melakukan prosedur medis kepada pengidap. Untuk itu, psikolog sering bekerja sama dengan psikiater atau dokter lain yang dapat menyediakan perawatan medis untuk penyakit mental.

Pada dasarnya, dalam menangani gangguan kesehatan mental, psikolog berperan dan membantu untuk:

  • Menilai dan menangani masalah perilaku dan kognitif serta merencanakan program manajemen perilaku.

  • Mengidentifikasi kekuatan dan perilaku yang dapat membantu pengidap gangguan mental berhasil dalam rehabilitasi.

  • Memberi konseling pada pengidap gangguan mental dan keluarga selama melewati masa-masa stres, kehilangan, dan ketika sedih atau berduka.

  • Mengidentifikasi perasaan dan emosi yang mungkin berdampak pada pemulihan pengidap gangguan mental.

Baca juga: Belum Usia 18 Tahun Sudah Menikah, Awas Rentan Gangguan Psikologi

Psikiater, sebagai Ahli Psikiatri

Jika psikolog berasal dari dunia psikologi, maka psikiater berasal dari dunia kedokteran. Psikiater adalah seorang dokter yang mengambil spesialisasi atau keahlian dalam mencegah, mendiagnosis, dan mengobati penyakit mental. Psikiater dilatih untuk membedakan masalah kesehatan mental dari kondisi medis lain yang dapat menyertai atau mendasari munculnya gejala kejiwaan tersebut.

Psikiater juga dapat memantau pengaruh penyakit mental terhadap penyakit fisik lainnya (seperti masalah jantung atau tekanan darah tinggi), serta efek dari obat-obatan terhadap tubuh (misalnya berat badan, gula darah, tekanan darah, tidur, fungsi ginjal, atau hati fungsi).

Sebagai dokter, maka tentu saja psikiater diizinkan untuk menulis resep obat. Banyak gangguan mental yang dapat ditangani secara efektif dengan obat tertentu, contohnya depresi, kecemasan, ADHD, atau gangguan bipolar.

Kapan Harus ke Psikolog dan Psikiater?

Jika merasa membutuhkan bantuan akibat masalah mental, hal pertama yang dapat dilakukan adalah pergi ke dokter umum. Kenapa? Terkadang masalah mental dapat disebabkan oleh penyakit fisik. Tubuh kita juga dapat memberi respons secara fisik atas kondisi mental yang dialami, misalnya depresi atau kecemasan yang seringkali menyerupai penyakit fisik biasa.

Dokter akan menanyakan apa saja gejala yang kita alami, sudah berapa lama gejala tersebut muncul, dan apakah gejala muncul secara terus menerus atau hilang timbul. Dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik untuk mencari kemungkinan adanya gangguan fisik yang mungkin berkaitan dengan munculnya gejala-gejala tadi.

Baca juga: Apa Dampak Menonton Film Kartun bagi Psikologi Anak?

Dari hasil pemeriksaan, dokter umum dapat membantu kita menentukan ahli kesehatan mental dan jenis terapi yang sesuai. Lalu pada praktiknya, psikolog dan psikiater saling berkoordinasi sebagai satu tim dalam mendiagnosis dan memberikan terapi yang terbaik untuk pengidap gangguan kesehatan mental.

Itulah sedikit penjelasan tentang perbedaan antara psikologi dan psikiatri. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter, psikolog, atau psikiater pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter, psikolog, atau psikiater yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!