Kenali Anosmia, Salah Satu Gejala Mengidap Meningioma

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   24 Juni 2021
Kenali Anosmia, Salah Satu Gejala Mengidap MeningiomaKenali Anosmia, Salah Satu Gejala Mengidap Meningioma

“Meningioma atau tumor pada meninges bisa menyebabkan kecatatan yang serius pada pengidapnya. Gejala meningioma bisa muncul setelah pengidapnya bertahun-tahun mengalami penyakit ini. Gejalanya beragam, salah satunya anosmia atau hilangnya kemampuan indra penciuman.”


Halodoc, Jakarta - Masih asing dengan penyakit bernama meningioma? Kalau iya, bagaimana dengan tumor? Nah, meningioma adalah salah satu jenis tumor yang perlu diwaspadai. Tumor pada pengidap meningioma terbentuk di meninges, selaput pelindung otak dan tulang belakang. Meskipun biasanya terjadi di otak, meningioma bisa tumbuh di tulang belakang. 

Pada kebanyakan kasus, tumor tersebut berkembang sangat lambat, bahkan tidak menunjukkan gejala hingga bertahun-tahun. Meski begitu, penyakit ini tetap berpotensi menyebabkan masalah pada jaringan otak, saraf, dan pembuluh darah bisa menyebabkan kecacatan yang serius. 

Pertanyaannya, apa saja gejala dari meningioma? Benarkah penyakit ini bisa ditandai dengan anosmia atau hilangnya indra penciuman? 

Baca juga: Inilah yang Terjadi saat Indra Penciuman Hilang


Benarkah menigoma bisa menyebabkan anosmia? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, tidak ada salahnya untuk penyebab meningioma. Sebenarnya, sampai saat ini penyebab pasti tumor jenis ini belum diketahui. Meski begitu, ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan risiko meningioma, yaitu:

  • Jenis Kelamin. Penyakit ini disebut lebih rentan menyerang wanita dibanding pria. Hal itu berkaitan dengan hormon yang ada di dalam tubuh wanita.
  • Obesitas. Orang yang mengalami obesitas alias kelebihan berat badan disebut meningkatkan risiko meningioma menyerang.
  • Radioterapi. Orang yang pernah menjalani radioterapi disebut lebih rentan terserang penyakit ini. Meningioma disebut lebih mengintai orang yang pernah menjalani radioterapi di bagian kepala.
  • Penyakit tertentu. Orang yang mengidap penyakit neurofibromatosis tipe 2 disebut memiliki risiko mengalami meningioma. Neurofibrosis tipe 2 adalah kelainan genetik yang mengakibatkan pertumbuhan tumor di berbagai jaringan saraf.

Kembali ke pertanyaan di atas, benarkah anosmia bisa menandai adanya penyakit meningioma?

Baca juga: 7 Gangguan Hidung yang Perlu Kamu Ketahui

Dari Kebingungan hingga Anosmia

Ada berbagai gejala yang bisa muncul sebagai tanda dari penyakit meningioma. Umumnya, gejala meningioma yang muncul tergantung pada ukuran dan lokasi tumor. Gejala bisa muncul pada awal penyakit menyerang atau bisa juga muncul secara bertahap. Beberapa gejala yang sering muncul, yaitu:

  • Kebingungan.
  • Gangguan pada penglihatan.
  • Gangguan pendengaran atau telinga berdenging.
  • Perubahan kepribadian.
  • Mual dan muntah.
  • Kedutan dan kejang.
  • Mati rasa atau nyeri pada wajah.
  • Kelemahan pada lengan atau kaki.
  • Sakit kepala yang terasa lebih parah di pagi hari. 

Selain itu, menurut National Institute of Health-National Cancer Institute, meningioma juga bisa menyebabkan hilangkan indra penciuman atau anosmia pada pengidapnya. 

Hati-hati, anosmia ini bisa memengaruhi hidup seseorang dengan berbagai cara. Misalnya, tidak bisa mencium bebauan dan merasakan makanan, sehingga tidak dapat mencium bau bahaya (asap, dll) dan hilangnya nafsu makan. Hilangnya indra pencium akibat anosmia ini bisa terjadi sementara, berlangsung lama, bahkan hingga permanen. 

Baca juga: Adakah Cara Efektif untuk Mencegah Anosmia?

Awasi Faktor Pemicu Anosmia

Sudah tahu bagaimana anosmia terjadi? Kondisi ini terjadi ketika molekul kimia yang menimbulkan bau, terhalang untuk menempel pada ujung sel-sel saraf pembau di hidung. Nah, hal ini yang membuat seseorang tidak bisa mencium bau atau aroma. 

Lantas, apa saja kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya anosmia? 

  1. Penyakit bawaan lahir. Penyakit atau kondisi bawaan lahir seperti sindrom Turner dan sindrom Kallman.
  2. Kerusakan saraf penciuman.  Kerusakan saraf permanen ini bisa disebabkan oleh penuaan, diabetes, malnutrisi, tumor otak, menghirup atau menelan zat racun, atau efek samping radioterapi. 
  3. Sumbatan hidung. Sumbatan pada hidung juga bisa menjadi penyebab anosmia. Penyumbatan atau hambatan pada rongga hidung bisa disebabkan polip hidung, tumor, atau kelainan tulang hidung.
  4. Trauma kepala. Cedera kepala bisa mengakibatkan kerusakan pada hidung maupun sinus hingga memicu terjadinya anosmia.
  5. Masalah dinding hidung. Masalah yang timbul bisa disebabkan oleh iritasi atau penumpukan lendir akibat pilek, flu, rhinitis, atau sinusitis. 

Seseorang yang mengalami anosmia di tengah pagebluk COVID-19 perlu berhati-hati. Alasannya, anosmia merupakan salah satu gejala yang kini umumnya dialami oleh mereka yang terinfeksi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Bagi kamu yang mengalami anosmia di tengah pandemi, kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 



Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diseases & Conditions. Meningioma.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Disease & Conditions. Meningioma.
National Institute of Health - National Cancer Institute. Diakses pada 2021. Tumour Types. Meningioma.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Symptoms. Loss of Smell.  
National Institutes of Health - Medlineplus. Diakses pada 2021. Smell Impaired

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan