Kenali Gejala Ketika Terserang Hernia Diafragmatika

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   06 Agustus 2019
Kenali Gejala Ketika Terserang Hernia DiafragmatikaKenali Gejala Ketika Terserang Hernia Diafragmatika

Halodoc, Jakarta - Seperti namanya, hernia diafragmatika adalah kondisi ketika organ dalam rongga perut naik dan masuk ke dalam rongga dada melalui lubang abnormal pada diafragma. Perlu diketahui bahwa diafragma merupakan otot berbentuk kubah yang berfungsi membantu proses pernapasan. Bagaimana gejala ketika terserang hernia diafragmatika?

Karena diafragma memiliki peran penting dalam pernapasan, maka ketika hernia diafragma terjadi, gejala utama yang akan muncul adalah gangguan pernapasan. Pada hernia diafragma bawaan, gejala ini disebabkan oleh jaringan paru yang tidak berkembang sempurna. 

Baca juga: Kelainan Genetik Bisa Sebabkan Hernia Diafragma, Benarkah?

Sementara pada hernia diafragma didapat, gangguan pernapasan disebabkan oleh otot diafragma yang tidak berfungsi dengan baik akibat tekanan yang terjadi. Kondisi tersebut berdampak pada berkurangnya kadar oksigen yang dihirup.

Rendahnya asupan oksigen yang dihirup dapat memicu gejala lainnya, seperti:

  • Denyut jantung cepat;

  • Napas cepat;

  • Warna kulit membiru.

Jika kamu mengalami berbagai gejala tersebut, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter, agar penanganan bisa dilakukan sesegera mungkin. Sekarang, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan juga bisa dilakukan di aplikasi Halodoc, lho. Lewat fitur Talk to a Doctor, kamu bisa obrolkan langsung gejalamu melalui Chat atau Voice/Video Call.

Mengapa Seseorang Bisa Terserang Hernia Diafragmatika?

Hernia diafragmatika terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan apa yang menjadi penyebabnya, yaitu hernia diafragma bawaan dan hernia diafragma yang didapat. Untuk mengetahui mengapa penyakit ini bisa terjadi, berikut akan dibahas satu persatu berdasarkan jenisnya:

1. Hernia Diafragma Bawaan 

Hernia diafragmatika jenis ini terjadi ketika diafragma tidak berkembang sepenuhnya saat masih berada di dalam rahim. Kondisi ini menyebabkan organ dalam perut bergerak naik ke rongga dada dan menempati ruang di mana organ paru seharusnya berkembang. 

Belum diketahui secara pasti bagaimana kondisi ini dapat terjadi. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat menyebabkan terganggunya perkembangan organ tubuh pada janin, yaitu:

  • Kelainan genetik dan kromosoml;

  • Paparan bahan kimia dari lingkungan sekitar;

  • Ibu yang kurang asupan nutrisi saat kehamilan.

Baca juga: Hati-Hati, Hernia Diafragma Bisa Ancam Nyawa Si Kecil

2. Hernia Diafragma yang Didapat 

Jenis ini terjadi karena adanya cedera akibat benda tumpul atau tusukan. Cedera tersebut dapat mengakibatkan kerusakan diafragma dan menyebabkan naiknya organ dalam perut ke rongga dada. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hernia diafragma yang didapat adalah:

  • Cedera benda tumpul akibat kecelakaan;

  • Jatuh dan mengalami benturan keras di area dada atau perut;

  • Operasi di bagian dada dan perut;

  • Luka tembak atau tusuk.

Bagaimana Mengobati Hernia Diafragmatika?

Setelah didiagnosis mengidap hernia diafragmatika, pengobatan biasanya perlu segera dilakukan. Jika teridentifikasi setelah bayi lahir, perlu dilakukan tindakan operasi. Namun, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum operasi dilakukan, yaitu:

  • Riwayat kesehatan dan kondisi kesehatan bayi secara keseluruhan;

  • Tingkat keparahan hernia diafragma;

  • Respons tubuh bayi terhadap obat, prosedur, atau terapi tertentu.

Berdasarkan pertimbangan faktor tersebut, dokter akan menentukan beberapa tahapan pengobatan, yaitu:

  • Perawatan intensif neonatal. Perawatan ini dilakukan di unit perawatan intensif neonatal (NICU) dan bertujuan untuk meningkatkan asupan oksigen serta menstabilkan kondisi bayi. 

  • ECMO (extracorporeal membrane oxygenation). Mesin ECMO akan membantu fungsi jantung dan paru dalam menyalurkan oksigen ke dalam aliran darah dan memompa darah ke tubuh. Mesin ini akan digunakan hingga kondisi bayi stabil dan membaik.

  • Operasi. Setelah kondisi bayi cukup baik dan stabil, tindakan operasi akan dilakukan oleh dokter bedah anak. Lambung, usus, dan organ dalam perut lainnya akan dipindahkan dari rongga dada kembali ke rongga perut, kemudian lubang pada diafragma akan ditutup. Operasi sebaiknya dilakukan 48-72 jam setelah bayi dilahirkan.

Setelah operasi, bayi biasanya perlu menjalani perawatan pasca operasi di NICU, dan pernapasannya akan tetap dibantu oleh alat bantu pernapasan selama beberapa saat. Bayi diperbolehkan pulang jika sudah mampu bernapas sendiri tanpa alat bantu napas dan tambahan oksigen, serta berat badannya sudah naik tanpa infus nutrisi.

Baca juga: Kenali Metode FETO untuk Atasi Hernia Diafragma pada Bayi

Sementara itu, untuk pengidap hernia diafragma yang didapat, tindakan operasi perlu dilakukan setelah kondisi pengidap stabil. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah komplikasi akibat perdarahan dari cedera diafragma yang dialami.

Itulah sedikit penjelasan tentang hernia diafragmatika. Jangan lupa untuk selalu menerapkan pola makan dan pola hidup sehat, agar tubuh tetap fit, ya. Selain itu, penting juga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasinya di ponselmu, ya.



Referensi:
Healthline (2019). Diaphragmatic Hernia
MedScape (2019). Diaphragmatic Hernias
Mayo Clinic (2019). Diaphragmatic hernias

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan