Kenali Terapi Oksigen untuk Pengidap Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 Desember 2018
Kenali Terapi Oksigen untuk Pengidap Penyakit Paru Obstruktif KronisKenali Terapi Oksigen untuk Pengidap Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Halodoc, Jakarta - Saat kamu mengidap Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), kamu dapat mengalami kesulitan bernapas sebagai akibat dari kerusakan yang terjadi pada paru-paru. Tak jarang kesulitan bernapas ini membuat kamu harus mendapatkan terapi oksigen. Sebenarnya, apa itu terapi oksigen dan bagaimana prosedurnya?

Sederhananya, perawatan oksigen memberikan tambahan oksigen pada paru-paru, sehingga pernapasan menjadi lebih mudah dan kamu tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Ketika kamu mengalami PPOK, paru-paru kamu menerima dan mengeluarkan udara lebih sedikit dibandingkan dengan saat berada pada kondisi normal.

Tidak hanya karena kerusakan pada kantung udara di paru-paru, PPOK bisa terjadi karena peradangan pada dinding saluran napas atau apabila saluran udara memproduksi lendir berlebih, sehingga terjadi penyumbatan.

Terapi Oksigen untuk Pengidap Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Belum ada pengobatan yang tepat untuk menyembuhkan penyakit PPOK. Namun, kamu bisa mengurangi dampak dan komplikasinya dengan melakukan perawatan terapi oksigen.

Adanya tambahan pasokan oksigen ke saluran napas membantu meringankan kesulitan bernapas yang kamu alami. Terapi ini juga memungkinkan kamu untuk mendapatkan istirahat malam yang lebih baik. Manfaat lain dari terapi oksigen, seperti:

  • Meningkatkan energi dan kemampuan untuk berolahraga.

  • Membantu agar lebih fokus dan meningkatkan suasana hati.

  • Meminimalkan terjadinya komplikasi gagal jantung, ketika jantung tidak bisa memompa cukup banyak darah ke tubuh.

Cara Kerja Terapi Oksigen

Saat kamu melakukan terapi oksigen, ada beberapa cara yang tersedia, seperti:

  • Penggunaan selang oksigen. Cara ini dilakukan dengan bantuan kanula hidung, sebuah alat yang memiliki dua tabung kecil yang kemudian dimasukkan dalam lubang hidung dan dihubungkan dengan tabung oksigen. Cara ini adalah yang paling umum dilakukan.

  • Masker. Metode ini menggunakan alat seperti masker yang menutupi bagian hidung dan mulut, biasa digunakan untuk pengidap yang membutuhkan lebih banyak oksigen atau kesulitan menggunakan kanula hidung.

  • Pembedahan. Metode ini dilakukan hanya jika pengidap mengalami kondisi serius. Dokter akan melubangi bagian trakea yang kemudian dipasang tabung untuk mengalirkan oksigen. Metode ini disebut juga dengan terapi transtrakeal.

Terapi oksigen bisa kamu lakukan di rumah dengan membeli tabung gas berukuran kecil yang bisa kamu bawa ke mana saja. Namun, kamu juga bisa melakukan perawatan ini di rumah sakit, langsung ditangani oleh ahlinya.

Kemungkinan Komplikasi

Kebakaran menjadi hal yang perlu kamu perhatikan ketika kamu menjalani perawatan di rumah atau membawanya ke luar ruangan. Jadi, pastikan kamu berada sejauh mungkin dengan pusat api, termasuk juga dari perokok dan tidak membawa tabung oksigen ke ruang tertutup.

Selain itu, beberapa hal berikut ini juga bisa menjadi efek samping ketika kamu menjalani terapi:

  • Bagian dalam hidung menjadi kering.

  • Terjadi mimisan, meski jarang.

  • Tubuh lelah dan sakit kepala, terlebih di pagi hari saat bangun tidur.

  • Iritasi pada area hidung.

Jadi, pastikan kamu sudah bertanya pada dokter sebelum melakukan terapi oksigen. Kamu bisa download aplikasi Halodoc dan tanyakan langsung melalui fitur Tanya Dokter. Yuk, pakai Halodoc!

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan