Alergi Dingin
DAFTAR ISI:
- Apa Itu Alergi Dingin?
- Penyebab Alergi Dingin
- Faktor Risiko Alergi Dingin
- Gejala Alergi Dingin
- Rekomendasi Dokter yang Bisa Bantu Obati Alergi Dingin
- Diagnosis Alergi Dingin
- Tes Panel Alergi Bisa di Rumah pakai Halodoc
- Pengobatan Alergi Dingin
- Pencegahan Alergi Dingin
- Komplikasi Alergi Dingin
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Alergi Dingin?
Tidak semua orang dapat tetap merasa nyaman saat menghadapi udara dingin. Beberapa orang mengalami masalah alergi dingin, atau dalam istilah medis adalah urtikaria dingin.
Masalah ini dapat menyebabkan munculnya bilur yang terasa gatal dan kulit menjadi kemerahan dalam beberapa menit setelah terpapar dingin.
Alergi dingin yang dialami oleh setiap orang dapat berbeda-beda gejalanya, mulai dari reaksi yang ringan hingga parah.
Bagi beberapa orang, berenang di air dingin dapat menyebabkan kehilangan kesadaran, tekanan darah turun, hingga berakibat fatal.
Gangguan ini paling sering terjadi pada remaja dan dapat menghilang sepenuhnya setelah beberapa tahun.
Selain itu, langkah pencegahan sangat penting agar masalah ini tidak kambuh.
Penyebab Alergi Dingin
Alergi dapat muncul saat kulit berada dalam cuaca dingin dan berisiko muncul dalam kondisi yang berangin dan lembap.
Penelitian menemukan bahwa kondisi ini disebabkan oleh pelepasan histamin dan zat kimia dalam aliran darah yang dipicu oleh udara dingin.
Orang yang mengidapnya akan mengalami ruam atau gatal-gatal di kulit setelah:
- Makan atau minum sesuatu yang dingin.
- Menempatkan es ke kulit.
- Berenang atau berendam di air dingin.
- Berjalan di luar ruangan dalam cuaca dingin.
Ada tiga jenis alergi dingin yang paling umum, yaitu:
- Alergi dingin esensial. Jenis ini terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga. Gejala dapat muncul beberapa menit setelah terpapar dingin. Kemudian, gejala dapat mereda dalam satu atau dua jam.
- Alergi dingin familial atau herediter. Jenis ini diturunkan dalam keluarga. Gejala membutuhkan waktu lama untuk muncul, biasanya 30 menit hingga 48 jam setelah paparan. Namun, gejalanya dapat bertahan selama satu hingga dua hari.
- Autoimun. Jenis ini terjadi ketika tubuh melepaskan histamin sebagai reaksi terhadap dingin. Perlu diketahui, histamin adalah bahan kimia yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap alergi. Namun, alasan pelepasan histamin tidak diketahui.
Faktor Risiko Alergi Dingin
Gangguan yang disebut urtikaria dingin ini paling sering terjadi pada remaja. Sekitar setengah dari pengidapnya dapat menjadi lebih baik atau pun tidak setelah 6 tahun kemudian.
Faktor risikonya bisa berupa kondisi atau situasi yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami reaksi alergi ketika terpapar suhu dingin atau perubahan suhu yang ekstrem.
Berikut adalah beberapa faktor risiko yang perlu kamu waspadai:
- Riwayat alergi. Seseorang yang memiliki riwayat alergi terhadap bahan tertentu, seperti serbuk sari, bulu binatang, atau makanan tertentu,lebih rentan mengalami kondisi ini.
- Asma. Orang yang mengidap asma atau alergi lainnya, seperti rinitis alergi atau dermatitis atopik (eksim), memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi ini.
- Usia. Anak-anak dan remaja cenderung lebih rentan mengalaminya ketimbang orang dewasa.
- Riwayat keluarga. Jika ada riwayat keluarga dengan kondisi ini atau riwayat alergi lainnya, kamu mungkin juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini.
- Paparan lingkungan. Orang yang tinggal atau bekerja di lingkungan yang cenderung dingin atau terpapar suhu dingin secara berkepanjangan dapat memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi ini.
- Aktivitas di luar ruangan. Beraktivitas dalam suhu dingin atau perubahan suhu yang ekstrem dapat meningkatkan risiko alergi dingin.
- Kelembapan rendah. Lingkungan dengan kelembaban udara rendah, terutama pada musim dingin, juga bisa memicu alergi dingin.
- Aktivitas fisik. Beberapa orang mengalami alergi dingin terutama saat melakukan aktivitas fisik, seperti berlari atau berolahraga di suhu dingin.
- Reaksi urtikaria kolinergik. Beberapa orang mengidap reaksi alergi yang disebut urtikaria kolinergik ketika tubuh mengalami kenaikan suhu akibat aktivitas fisik, stres, atau suhu panas.
Gejala Alergi Dingin
Pertanda atau gejala yang dapat timbul saat seseorang mengalami alergi dingin dapat dalam kisaran ringan hingga parah.
Untuk gejala yang ringan mungkin termasuk:
- Bintik-bintik kemerahan sementara diserta bilur yang gatal pada area kulit yang terkena dingin.
- Reaksi kulit yang buruk saat rasa dingin menghilang.
- Alami pembengkakan pada tangan saat memegang benda yang dingin.
- Adanya pembengkakan pada bibir karena mengonsumsi makanan atau minuman dingin.
Lalu, untuk reaksi yang parah, antara lain:
- Mengalami anafilaksis yang dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar, pembengkakan badan, dan syok.
- Pembengkakan pada lidah dan tenggorokan yang menyulitkan untuk bernapas.
- Palpitasi jantung.
- Penurunan tekanan darah.
- Pingsan.
Gejala urtikaria ini dimulai segera saat kulit alami penurunan suhu udara atau air dingin secara tiba-tiba. Setiap episode yang terjadi dapat bertahan sampai sekitar dua jam.
Masalah yang paling parah terjadi adalah saat alami paparan dingin di seluruh tubuh, seperti berenang di air dingin. Jika tidak segera diatasi, pengidapnya dapat hilang kesadaran dan tenggelam.
Rekomendasi Dokter yang Bisa Bantu Obati Alergi Dingin
Apabila kamu atau orang terdekat memiliki gejala alergi dingin, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Nah, berikut beberapa dokter yang sudah berpengalaman yang bisa kamu hubungi.
Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Nuriati Harahap
- dr. Septianus Hermanto
- dr. Cintya Andriani
- dr. Lim Jen Siong
- dr. Eka Wijaya Warmandana
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Alergi Dingin
Urtikaria dingin dapat didiagnosis dengan menempatkan es batu pada kulit selama lima menit.
Jika benar mengidap penyakit ini, benjolan merah dapat terbentuk setelah beberapa menit es batu disingkirkan.
Selain itu, gangguan ini juga dapat dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh. Maka dari itu, dokter mungkin perlu untuk melakukan tes darah atau tes pendukung lainnya.
Tes Panel Alergi Bisa di Rumah pakai Halodoc
Jika kamu sering gatal-gatal saat terpapar suhu dingin dan curiga mengalami alergi, kamu sebaiknya perlu melakukan tes untuk mengetahui apa saja pemicunya.
Dengan begitu, kamu bisa menghindari pemicu tersebut sehingga alergi bisa dicegah.
Kini, kamu tidak perlu antre di rumah sakit atau klinik, kamu bisa melakukan Tes Panel Alergi di rumah melalui layanan Halodoc Home Lab.
Halodoc menyediakan fasilitas Tes Panel Alergi melalui layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jadetabek, Bandung, dan Surabaya).
Layanan ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau di lokasi mana pun yang kamu pilih.
Ada beberapa keunggulan dari layanan tes lab ini, antara lain:
✔ Tak perlu repot keluar rumah.
✔ Hemat waktu dan biaya.
✔ Tenaga kesehatan responnya cepat.
✔ Protokol kesehatan ketat. Ini Daftar Phlebotomist yang Tangani Layanan Tes Lab Halodoc.
✔ Sampel diambil secara aman dan steril.
✔ Sampel darah/urine akan dibawa langsung ke laboratorium setelah diambil (tidak ada transit).
✔ Peralatan yang digunakan berkualitas, aman, tersegel, dan sesuai standarisasi.
✔ Harga untuk Tes Panel Alergi adalah Rp 1.900.000, dan semua layanan tes lab terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter.
✔ Setelah tes, kamu akan mendapatkan voucher 25 ribu untuk konsultasi hasil dengan dokter tepercaya dari Halodoc.
Booking Tes Panel Alergi Lebih Mudah di Rumah Lewat Halodoc.
Selain lewat aplikasi, kamu juga bisa order langsung dengan menghubungi nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Mudah sekali bukan? Pesan layanan Homelab sekarang juga!
Pengobatan Alergi Dingin
Pada kasus alergi dingin yang parah bisa berakibat fatal seperti pembengkakan pada tenggorokan dan lidah.
Akibatnya, ini bisa menyebabkan kesulitan bernapas, reaksi anafilaksis penyebab tekanan darah turun, jantung berdebar, pingsan, hingga pembengkakan lengan dan kaki (torso).
Umumnya, kondisi ini dapat menghilang dengan sendirinya dalam kurun waktu mingguan hingga bulan, tetapi ada pula yang bertahan cukup lama.
Untuk itu, jika tiba-tiba merasa muncul tanda-tanda alergi, sebaiknya langsung periksakan ke dokter.
Tergantung pada tingkat keparahan dari kondisinya, pengidapnya mungkin perlu mengelola kondisi yang ada sebelum atau sesudah paparan.
Dokter mungkin juga memberikan obat-obatan seperti:
- Antihistamin. Obat ini dapat menangkal histamin atau zat pemicu gatal. Pengidap dapat menggunakan antihistamin sebelum terpapar dingin untuk mencegah munculnya reaksi, atau setelah paparan untuk mengontrol reaksi yang terlanjur terjadi.
- Desensitisasi. Pengobatan ini melibatkan pemaparan tubuh secara bertahap ke suhu yang semakin dingin. Misalnya, dengan mandi air dingin yang semakin lama semakin dingin. Desensitisasi dapat membantu tubuh menyesuaikan dan mengontrol reaksi terhadap dingin. Namun jangan pernah mencoba pengobatan ini tanpa berbicara dengan dokter terlebih dulu.
- Suntikan epinefrin atau adrenalin. Obat ini dapat memperlambat reaksi alergi parah. Pemberian suntikan ini hanya bisa dilakukan langsung oleh dokter di rumah sakit. Beberapa orang yang berisiko mengalami reaksi parah dapat membawa injektor otomatis epinefrin.
Kamu juga bisa hubungi Dokter Spesialis yang Mampu Bantu Pengobatan Alergi Dingin untuk mendapatkan saran terkait pengobatan alergi dingin.
Pencegahan Alergi Dingin
Bagi pengidap, disarankan untuk tidak berenang di air dingin.
Saat seluruh permukaan kulit terpapar dingin dapat menimbulkan reaksi parah, sehingga menyebabkan pengidap kehilangan kesadaran hingga tenggelam.
Nah, ada beberapa cara lainnya yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya gejala urtikaria dingin, yaitu:
- Kenakan pakaian pelindung saat cuaca sedang dingin, seperti jaket, topi, sarung tangan, hingga syal. Pastikan semua bagian kulit tertutupi.
- Periksa suhu air sebelum berendam dan pastikan menghindari air dingin. Jika kamu suka berenang, pastikan memilih kolam dengan pemanas dan cuaca yang hangat.
- Mandi dengan air hangat.
- Tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang dingin.
- Minum antihistamin sebelum terpapar dingin.
- Jika dokter meresepkan autoinjektor epinefrin, selalu bawa kemanapun untuk mencegah reaksi serius.
- Jika kamu perlu menjalani operasi tertentu, bicarakan dengan dokter spesialis bedah bahwa kamu memiliki alergi dingin. Tim operasi dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah gejala di ruang operasi.
Komplikasi Alergi Dingin
Kemungkinan komplikasi utama dari alergi dingin adalah reaksi parah yang terjadi setelah area kulit terkena dingin. Misalnya, saat berenang di air dingin. Lantas, benarkah Alergi Dingin Bisa Sebabkan Sinusitis?
Kapan Harus ke Dokter?
Jika mengalami tanda dan gejala alergi dingin di atas, segera bicarakan dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Segera cari perawatan darurat jika terpapar dingin secara tiba-tiba dan mengalami respons berupa anafilaksis atau kesulitan bernapas.
Jika baru mengalami gejala awal, kamu juga bisa bertanya pada dokter di Halodoc✔️ untuk mendapatkan saran penanganan. Klik gambar di bawah ini.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Cold urticaria.
Healthline. Diakses pada 2023. Can You Be Allergic to the Cold?
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Cold Urticaria
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan