
DAFTAR ISI
- Pengertian COVID-19
- Apa Saja Gejala Coronavirus (COVID-19)?
- Tingkat Kematian Akibat Coronavirus (COVID-19)
- Penyebab Infeksi Coronvirus (COVID-19)
- Faktor Risiko Coronavirus (COVID-19)
- Diagnosis Coronavirus (COVID-19)
- Pengobatan Coronavirus (COVID-19)
- Pencegahan Coronavirus (COVID-19)
- Komplikasi Coronavirus (COVID-19)
- Kapan Harus ke Dokter?
- Pertanyaan Umum (FAQ)
Pengertian Coronavirus (COVID-19)
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia.
Pada manusia, coronavirus diketahui menyebabkan infeksi pernapasan mulai dari pilek biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.
Sebelumnya, beberapa jenis virus corona yang bisa menimbulkan penyakit adalah:
- Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV).
- Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
- Pneumonia.
Infeksi coronavirus umumnya disebabkan oleh virus yang menyebar antara hewan dan manusia.
Beberapa jenis coronavirus dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan air liur (droplet) saat batuk atau bersin, menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi, atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus.
Apa Saja Gejala Coronavirus (COVID-19)?
Infeksi coronavirus atau COVID-19 dapat menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya.
Gejala yang muncul ini tergantung pada jenis virus yang menyerang dan seberapa serius infeksi yang terjadi.
Berikut ini beberapa gejala COVID-19 yang umum terjadi:
- Hidung berair.
- Sakit kepala.
- Batuk.
- Sakit tenggorokan.
- Demam.
- Merasa tidak enak badan.
- Hilangnya kemampuan indera perasa dan penciuman.
Beberapa varian coronavirus dapat menyebabkan gejala yang parah.
Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh COVID-19), yang mengakibatkan gejala seperti:
- Demam yang mungkin cukup tinggi bila pengidap mengidap pneumonia.
- Batuk dengan lendir.
- Sesak napas.
- Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.
Penyakit ini bisa menimbulkan gejala yang parah bila menyerang kelompok individu tertentu.
Misalnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia.
Segera hubungi dokter di Halodoc apabila mengalami gejala-gejala tersebut.
Beberapa pengidap COVID-19 juga mengalami gejala yang sebenarnya bersifat ringan.
Namun, penting untuk selalu waspada jika mengalami gejala yang tidak biasa pada tubuh.
Tingkat Kematian Akibat Virus Coronavirus (COVID-19)
Situasi global pandemi COVID-19 hingga 23 Februari 2025 mencatat total 777.519.152 kasus terkonfirmasi dengan 7.090.776 kematian, sehingga Case Fatality Rate (CFR) global berada di angka 0,91 persen.
Dalam 7 hari terakhir hingga 2 Maret 2025, terjadi penambahan 17.500 kasus baru dan 517 kematian, menandai penurunan signifikan dibanding minggu sebelumnya (kasus turun 13.336 dan kematian turun 125).
Di Indonesia, tren COVID-19 sejak awal 2024 menunjukkan penularan yang relatif rendah dan terkendali.
Meski sempat terjadi lonjakan kecil pada akhir 2023 dengan ratusan kasus per hari, angka penambahan harian menurun drastis sejak awal 2024.
Misalnya, pada 14 Januari 2024 tercatat 136 kasus baru dengan 1 kematian, sementara pada minggu 12–18 Mei 2024 hanya dilaporkan 19 kasus baru dengan tingkat positivity rate sebesar 0,65 persen dan tanpa kematian.
Hal ini menunjukkan situasi epidemiologis yang stabil, meskipun pemantauan tetap dilakukan seiring kemunculan varian-varian baru di kawasan.
Capaian vaksinasi juga mendukung pengendalian pandemi di Indonesia.
Per 9–15 Maret 2025, Indonesia mencatat total 6.830.502 kasus terkonfirmasi dan 162.066 kematian sejak awal pandemi, dengan CFR nasional sebesar 2,37 persen.
Pada minggu ke-11 tahun 2025, hanya dilaporkan 35 kasus konfirmasi baru: 1 kasus di Provinsi Banten, 33 kasus di Jawa Barat, dan 1 kasus di Sumatera Utara.
Beberapa wilayah, seperti Sumatera Barat, melaporkan nol kasus dan nol kematian pada minggu yang sama. Ini menunjukkan penularan yang sangat rendah dan terkendali secara luas.
Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Indonesia juga sangat tinggi, mencapai sekitar 97–98 persen, sejalan dengan data resmi dari Kementerian Kesehatan dan WHO.
Penyebab Infeksi Coronavirus (COVID-19)
Virus corona merupakan penyebab dari infeksi coronavirus atau COVID-19.
Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus lain pada umumnya, yaitu melalui:
- Percikan air liur pengidap (batuk dan bersin).
- Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
- Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur pengidap virus corona.
- Tinja atau feses (jarang terjadi),
Sebelum gejala COVID-19 muncul, masa inkubasinya belum diketahui secara pasti. Namun, rata-rata gejala timbul antara 2–14 hari setelah virus pertama masuk ke dalam tubuh.
Selain itu, metode transmisi COVID-19 juga belum diketahui dengan pasti.
Awalnya, virus corona jenis COVID-19 diduga bersumber dari hewan.
Virus corona COVID-19 merupakan virus yang beredar pada beberapa hewan, termasuk unta, kucing, dan kelelawar.
Sebenarnya, virus ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia atau menyebar ke individu lainnya.
Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti nyata kalau virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia. Bahkan, kini penularannya bisa dari manusia ke manusia.
Nah, jika kamu butuh perlindungan dari virus ini, kamu bisa intip rekomendasi suplemen di sini: Ini Pilihan Vitamin Daya Tahan Tubuh untuk Bantu Cegah COVID-19.
Faktor Risiko Infeksi Coronavirus (COVID-19)
Siapa saja dapat terinfeksi coronavirus. Namun, bayi dan anak kecil serta orang dengan kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus ini.
Selain itu, seseorang yang tinggal atau berkunjung ke daerah atau negara yang rawan virus corona juga berisiko tertular.
Misalnya, berkunjung ke Tiongkok, khususnya kota Wuhan, yang pernah menjadi wabah COVID-19 yang bermulai pada Desember 2019.
Diagnosis Infeksi Coronavirus (COVID-19)
Untuk mendiagnosis infeksi coronavirus, dokter akan mengawali dengan anamnesis atau wawancara medis. Dokter akan menanyakan gejala COVID-19 yang dialami, dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk membantu menegakkan diagnosis.
Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil sampel dari tenggorokan, atau spesimen pernapasan lainnya.
Sementara itu, untuk kasus yang diduga infeksi novel coronavirus, dokter akan melakukan swab tenggorokan, DPL, fungsi hepar, fungsi ginjal, dan PCT/CRP.
Pengobatan Infeksi Coronavirus (COVID-19)
Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi coronavirus. Umumnya, pengidap akan pulih dengan sendirinya.
Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala infeksi virus corona seperti:
- Meminum obat pereda nyeri tanpa resep, untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk. Namun, jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk pada anak di bawah empat tahun.
- Gunakan pelembap ruangan atau mandi air hangat untuk membantu meredakan sakit tenggorokan dan batuk.
- Perbanyak istirahat.
- Perbanyak asupan cairan tubuh.
Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia layanan kesehatan terdekat.
Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS, MERS, atau infeksi COVID-19, penanganannya akan disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan kondisi pasien.
Bila kamu mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Namun jika tidak bisa dirujuk karena beberapa alasan, dokter akan melakukan:
- Isolasi mandiri.
- Serial foto toraks sesuai indikasi.
- Terapi simptomatik.
- Terapi cairan.
- Ventilator mekanik (bila gagal napas).
- Antibiotik, jika disertai infeksi bakteri.
Selama menjalani isolasi mandiri, ada beberapa obat anti virus dan vitamin yang harus kamu sediakan. Simak selengkapnya di sini → Jalani Isolasi Mandiri, Sediakan Obat dan Vitamin Ini
Pencegahan Infeksi Coronavirus (COVID-19)
Satu-satunya tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi coronavirus adalah melalui vaksinasi.
Selain itu, beberapa cara berikut ini bisa dilakukan guna mengurangi risiko penularan:
- Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.
- Jangan menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau belum dicuci.
- Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
- Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
- Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.
- Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih.
- Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
- Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala penyakit saluran napas.
- Konsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Komplikasi Infeksi Coronavirus (COVID-19)
Infeksi coronavirus bisa menimbulkan komplikasi pneumonia dan masalah pernapasan parah lainnya bila tak ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu, ini juga bisa menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung, hati, dan kematian.
Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi yang serius. Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika gejala infeksi coronavirus COVID-19 tak kunjung membaik dalam hitungan hari atau semakin memburuk, pastikan untuk langsung menghubungi dokter di Halodoc yang tersedia 24 jam, kapan saja dan di mana saja.
Diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat, bisa meningkatkan peluang kesembuhan infeksi.
Konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc.
Kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc.
Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada.
Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat!
Diperbarui pada 14 Oktober 2025.
Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2025. Novel Coronavirus (2019-nCoV), Wuhan, China.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2025. Frequently Asked Questions About SARS.
IDI – Siaran Pers Ikatan Dokter Indonesia. Diakses pada 2025. Outbreak Pneumonia Virus Wuhan.
Medscape. Diakses pada 2025. What is the role of coronavirus in the etiology of viral pneumonia?
US National Library of Medicine National Institutes of Health – Medlineplus. Diakses pada 2025. Coronavirus Infections
Web MD. Diakses pada 2025. Coronavirus.
WHO. Diakses pada 2025. Coronavirus
CDC. Diakses pada 2025. SARS-CoV-2 Variant Classifications and Definitions.
World Health Organization. Diakses pada 2025. Tracking SARS-CoV-2 Variants.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2025. New Variants of Coronavirus: What You Should Know.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. COVID-19 Variants: What’s The Concern?
WebMD. Diakses pada 2025. The COVID-19 Delta Variant: What to Know.
WHO. Diakses pada 2025. Classification of Omicron (B.1.1.529): SARS-CoV-2 Variant of Concern.
WHO. Diakses pada 2025. Update on Omicron.
Frontiers in Medicine. Diakses pada 2023.COVID-19 and Influenza Co-infection: A Systematic Review and Meta-Analysis.
Healthline. Diakses pada 2023. What Is ‘Flurona,’ and How Serious Can It Be?
Sehat Negeriku.Kemkes. Diakses pada 2025. Subvarian Baru Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia, Tingkat Kesakitan Rendah.
Scientific American. Diakses pada 2025. Why COVID’s XBB.1.5 ‘Kraken’ Variant Is So Contagious.
Prevention. Diakses pada 2025. New COVID Subvariant XBB is Part of Omicron.
Sehat Negeriku. Diakses pada 2025. Kemenkes Umumkan 4 Kasus Sub Varian Omicron XBB.
Sehat Negeriku. Diakses pada 2025. Kasus COVID-19 Varian Baru Masih Ditemukan, Perkuat dengan Vaksinasi.
Pertanyaan Umum (FAQ)
T: Apakah COVID-19 sama dengan flu biasa?
J: Tidak, COVID-19 disebabkan oleh virus yang berbeda dengan flu biasa. Gejala keduanya mungkin mirip, tetapi COVID-19 berpotensi menyebabkan komplikasi yang lebih serius.
T: Bagaimana cara melindungi diri dari COVID-19?
J: Cara terbaik adalah dengan mendapatkan vaksinasi, mencuci tangan secara teratur, menggunakan masker, menjaga jarak sosial, dan menghindari kerumunan.
T: Apakah anak-anak rentan terhadap COVID-19?
J: Anak-anak juga dapat terinfeksi COVID-19, meskipun gejalanya seringkali lebih ringan dibandingkan orang dewasa. Vaksinasi juga direkomendasikan untuk anak-anak usia 6 bulan ke atas.


