Fibrosis Paru

Pengertian Fibrosis Paru
Fibrosis paru termasuk dalam penyakit paru-paru serius yang mempengaruhi sistem pernapasan. Fibrosis paru meninggalkan bekas luka dan menebalkan jaringan paru. Hal ini berdampak pada jaringan penghubung di paru-paru dan alveoli (kantung udara di dalam paru-paru).
Kerusakan paru-paru secara bertahap menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Jaringan paru-paru yang keras dan kaku tidak mengembang sebagaimana mestinya, hal ini membuatnya lebih sulit untuk bernapas. Fibrosis paru dapat menyebabkan sesak napas ketika kamu melakukan aktivitas yang tidak pernah terasa melelahkan sebelumnya.
Penyebab Fibrosis Paru
Fibrosis paru disebabkan oleh munculnya jaringan parut yang terbentuk dalam paru-paru. Ada beberapa kondisi yang dapat menjadi pemicu terbentuknya jaringan parut, antara lain:
1. Mengidap Penyakit Tertentu
Fibrosis paru dapat berkembang dari beberapa penyakit seperti:
- Pneumonia. Merupakan Infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantung udara pada salah satu atau kedua paru-paru, yang dapat berisi cairan.
- Rheumatoid arthritis. Kondisi ini adalah gangguan peradangan atau inflamasi secara kronis yang memengaruhi banyak sendi. Misalnya seperti sendi tangan dan kaki.
- Skleroderma. Adalah penyakit autoimun yang menyerang jaringan ikat. kondisi ini menyebabkan jaringan tersebut menebal dan mengeras.
- Sarkoidosis. Merupakan penyakit peradangan yang dapat menyerang bagian dalam tubuh. Adapun penyebab dari sarkoidosis adalah perkembangan sel-sel granuloma yang menimbulkan radang.
2. Lingkungan Pekerjaan
Kondisi berikutnya yang dapat memicu terjadinya fibrosis paru adalah lingkungan pekerjaan. Khususnya lingkungan pekerjaan yang rentan akan paparan partikel kimia berbahaya seperti area pertambangan.
Misalnya seperti serat asbes, debu logam hingga serbuk batu bara. Beberapa partikel kimia tersebut berisiko merusak organ paru jika paparannya berlangsung secara kronis atau jangka waktu lama.
3. Penggunaan Obat-obatan Tertentu
Beberapa jenis obat-obatan dapat merusak jaringan paru-paru. Misalnya seperti obat kemoterapi (methotrexate dan cyclophosphamide), penggunaan antibiotik jangka panjang, obat penyakit jantung (amiodarone) hingga obat anti peradangan (rituximab dan sulfasalazine).
4. Dampak Radioterapi
Radioterapi atau terapi radiasi merupakan salah satu prosedur umum dalam pengobatan kanker. Prosedur ini berisiko merusak paru-paru, terutama dalam jangka waktu lama. Namun, gejala kerusakan paru-paru akibat paparan radioterapi biasanya baru terlihat dalam beberapa bulan.
Faktor Risiko Fibrosis Paru
Beberapa faktor ini juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena fibrosis paru, yaitu :
- Faktor usia. Kebanyakan orang yang mengalami fibrosis paru terjadi antara usia 50 hingga 70 tahun.
- Jenis kelamin. Fibrosis paru mempengaruhi lebih banyak pria dibandingkan wanita. Namun, kasus pada wanita juga telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
- Kebiasaan merokok. Risiko fibrosis paru bagi perokok aktif atau orang yang pernah merokok akan lebih tinggi, daripada orang yang tidak pernah merokok.
- Faktor keturunan. Fibrosis paru dapat bersifat genetik atau turun-temurun dalam keluarga.
- Mengidap gastroesophageal reflux (GERD). Banyak ahli beranggapan kalau GERD berkaitan dengan perkembangan fibrosis paru.
Gejala Fibrosis Paru
Ada beragam gejala fibrosis paru yang bisa dialami oleh pengidapnya, antara lain:
- Napas yang pendek hingga pengidap mengalami kesulitan bernapas dengan baik (dyspnea), bahkan ketika melakukan aktivitas yang tergolong ringan, misalnya berpakaian. Tidak sedikit orang yang menganggap gejala ini sebagai akibat dari pertambahan usia atau kurangnya olahraga.
- Kelelahan.
- Batuk kering.
- Nyeri otot dan sendi.
- Penurunan berat badan tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.
- Seiring perkembangan penyakit, beberapa orang mengalami:
- Clubbing finger, ujung jari atau kaki yang terlihat berbeda. Seperti lebih lebar atau lebih bulat.
- Sianosis, kulit kebiruan (pada orang berkulit putih) atau kulit abu-abu atau putih di sekitar mulut atau mata (pada orang berkulit gelap). Kondisi ini karena terlalu sedikit oksigen dalam darah.
Jaringan parut paru-paru akibat fibrosis paru membuat pengidap lebih sulit untuk bernapas. Kamu mungkin merasa seperti tidak dapat menarik napas atau bernapas dalam-dalam.
Diagnosis Fibrosis Paru
Untuk mendiagnosis fibrosis paru, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu dengan menanyakan riwayat kesehatan kamu dan keluarga, pekerjaan, kesibukan sehari-hari, hingga gaya hidup yang diadopsi pengidapnya. Setelah itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik. Dengan menggunakan stetoskop, dokter akan mendengarkan paru-paru kamu dengan saksama saat kamu bernapas.
Dokter juga bisa menyarankan pemeriksaan lanjutan berikut:
- X-ray (rontgen) dada.
- Tes pernapasan untuk memeriksa kerusakan paru.
- Tes darah untuk memeriksa kadar oksigen dalam darah, penyakit autoimun, dan kemungkinan infeksi.
- CT Scan resolusi tinggi (HRCT) pada dada.
- Biopsi paru.
- Tes olahraga untuk memeriksa seberapa, baik kemampuan paru memindahkan oksigen dan karbon dioksida masuk dan keluar aliran darah.
Komplikasi Fibrosis Paru
Komplikasi yang mungkin bisa terjadi jika fibrosis paru tidak segera diobati adalah sebagai berikut :
- Komplikasi paru-paru. Ketika fibrosis paru berkembang, hal ini dapat menyebabkan komplikasi, seperti penggumpalan darah di paru-paru, infeksi paru-paru, ataupun paru-paru yang gagal berfungsi.
- Gagal pernapasan. Kondisi ini dapat terjadi akibat penyakit paru yang parah. Khsusunya ketika kadar oksigen paru-paru berada pada level yang sangat rendah.
- Hipertensi pulmonal. Masalah ini dapat terjadi ketika jaringan parut memengaruhi pembuluh darah paru dan menyebabkan aliran darah terganggu.
- Gagal jantung sisi kanan atau cor pulmonale. Penyebab kondisi ini adalah ventrikel jantung sebelah kanan bawah yang bekerja terlalu keras memompa darah melalui pembuluh darah paru yang tersumbat.
- Kanker paru-paru. Fibrosis paru yang berlangsung lama juga bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker paru-paru.
Pengobatan Fibrosis Paru
Pengobatan kondisi ini akan bervariasi pada setiap pengidapnya tergantung tingkat keparahan gejala dan perkembangan penyakitnya. Sebab, pengobatan hanya akan berfokus untuk meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pengidapnya. Dokter mungkin merekomendasikan satu atau lebih perawatan:
1. Pemberian Obat
Dokter dapat meresepkan obat untuk menghambat perkembangan fibrosis paru. Ada beberapa jenis obat-obatan yang dapat dokter resepkan untuk kondisi ini. Misalnya seperti obat pirfenidone dan nintedanib yang dapat memperlambat jaringan parut paru-paru. Selain itu, obat-obatan ini juga dapat membantu menjaga fungsi paru-paru.
2. Terapi Oksigen
Metode pengobatan yang juga dapat pengidap kondisi ini lakukan adalah terapi oksigen. Pada prosedurnya, dokter akan memberikan oksigen untuk pengidap kondisi ini. Tujuannya untuk mencegah tubuh kekurangan oksigen, sekaligus meningkatkan kualitas tidur.
3. Rehabilitasi paru
Rehabilitasi paru merupakan prosedur yang bertujuan untuk sejumlah hal. Mulai dari melatih ketahanan fisik hingga melatih teknik pernapasan agar kinerja paru-paru lebih optimal. Dengan demikian, pengidap dapat melakukan tugas atau aktivitas sehari-hari.
4. Transplantasi Paru
Menggantikan satu atau kedua paru-paru yang sakit dengan paru-paru yang sehat dari donor. Cara ini menawarkan potensi untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Perlu diketahui, transplantasi paru-paru adalah operasi besar, dan tidak semua orang bisa jadi kandidat.
Apakah Fibrosis Paru Bisa Disembuhkan?
Hingga saat ini, belum ada metode perawatan yang benar-benar dapat menyembuhkan kondisi ini. Akibatnya, sebagian besar perawatan fibrosis paru berfokus pada meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pengidapnya.
Jika penyakitnya semakin berkembang dan pengobatan utama tidak membuahkan hasil, dokter akan menganjurkan perawatan akhir hidup (paliatif) kepada pengidapnya.
Perawatan paliatif merupakan dukungan dan perawatan untuk meringankan gejala pengidap kondisi tertentu. Seseorang dapat memilih untuk memiliki perawatan paliatif pada rumahnya atau rumah sakit.
Pencegahan Fibrosis Paru
Upaya pencegahan terbaik kondisi ini adalah dengan menghindari faktor yang dapat menjadi penyebabnya, seperti:
- Tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok.
- Hindari lingkungan yang banyak polutan.
- Aktif dan berolahraga teratur agar paru-paru lebih kuat, sehingga lebih mudah bernapas. Namun, jika kamu bingung kapan waktu yang tepat untuk berolahraga, ketahui informasinya melalui artikel: Catat, Ini Waktu Olahraga yang Baik untuk Kesehatan.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan kondisi ke dokter jika mengalami batuk selama lebih dari 3 minggu, apalagi sampai sesak napas. Sebab, kondisi tersebut bisa jadi merupakan gejala fibrosis paru yang membutuhkan penanganan medis secara khusus.
Sementara itu, pastikan juga untuk melakukan pemeriksaan paru-paru dan kesehatan rutin ke dokter setidaknya 1 tahun sekali. Khsusunya jika kamu adalah seseorang yang rentan terpapar partikel kimia berbahaya seperti pekerja tambang.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Pulmonary fibrosis – Symptoms and causes.
Healthline. Diakses pada 2023. Pulmonary Fibrosis: Definition and Patient Education.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Pulmonary Fibrosis.
American Lung Association. Diakses pada 2023. What is Pulmonary Fibrosis.
Yankes Kemkes. Diakses pada 2023. Fibrosis Paru.
Diperbarui pada 2 Juni 2023.
Topik Terkini
Artikel Terkait





