halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Gangguan Elektrolit

REVIEWED_BY  dr. Fauzan Azhari SpPD  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Gangguan Elektrolit?
  2. Penyebab Gangguan Elektrolit
  3. Faktor Risiko Gangguan Elektrolit
  4. Jenis-Jenis Elektrolit dan Apa yang Membuat Kadarnya Terganggu
  5. Gejala Gangguan Elektrolit
  6. Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gangguan Elektrolit
  7. Diagnosis Gangguan Elektrolit
  8. Pengobatan Gangguan Elektrolit
  9. Komplikasi Gangguan Elektrolit
  10. Pencegahan Gangguan Elektrolit
  11. Kapan Harus ke Dokter?
  12. FAQ

Apa Itu Gangguan Elektrolit?

Gangguan elektrolit adalah kondisi saat kadar elektrolit di dalam tubuh tidak seimbang. Bisa jadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Elektrolit adalah ion bermuatan listrik yang terdapat dalam cairan tubuh dan berperan penting dalam fungsi saraf, otot, dan keseimbangan cairan. Mulai dari klorida, fosfat, kalium, natrium, hingga kalsium. 

Elektrolit sangatlah penting untuk fungsi tubuh normal dan harus ada dalam konsentrasi tertentu. Ketika tingkat elektrolit dalam tubuh terlalu rendah atau terlalu tinggi, kondisi tersebut dianggap sebagai ketidakseimbangan elektrolit. 

Kondisi kadar elektrolit yang tidak seimbang ini dapat menimbulkan berbagai gangguan pada fungsi organ di dalam tubuh. Bahkan, pada kasus yang cukup parah, kondisi ini dapat menyebabkan kejang, koma, hingga gagal jantung. 

Penyebab Gangguan Elektrolit

Dalam kondisi normal, setiap orang akan kehilangan mineral setiap harinya setiap kali dirinya buang air kecil dan besar atau berkeringat terlalu banyak.

Namun, hal ini tidak akan menimbulkan masalah karena mineral yang hilang dapat dengan mudah tergantikan tubuh. 

Masalah akan timbul saat tubuh tidak dapat mengganti mineral yang hilang lebih cepat daripada saat tubuh kehilangan mineral. Contohnya, ketika cairan tubuh hilang akibat muntah atau diare yang berkepanjangan. 

Pada kasus lain, pengobatan untuk penyakit tertentu, seperti penyakit ginjal kronis, juga dapat mengganggu keseimbangan elektrolit normal tubuh.

Namun, tak hanya itu, terdapat beberapa kemungkinan penyebab gangguan elektrolit yang juga dapat terjadi, seperti: 

  • Penyalahgunaan alkohol.
  • Pola makan buruk yang rendah nutrisi dan mineral.
  • Mengidap alkalosis metabolik, atau suatu kondisi saat pH atau tingkat keasaman darah seseorang lebih tinggi dari biasanya. 
  • Penyakit yang menyebabkan diare, muntah, dan demam.
  • Ketidakmampuan menyerap nutrisi dari makanan karena masalah pencernaan.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat pencahar atau steroid. 

Faktor Risiko Gangguan Elektrolit

Gangguan elektrolit bisa menyerang siapa saja. Namun, seseorang yang memiliki atau mengidap kondisi di bawah ini lebih rentan untuk mengalaminya, antara lain:

  • Gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia.
  • Gangguan tiroid dan paratiroid.
  • Mengidap penyakit pernapasan kronis. 
  • Gangguan kelenjar adrenal.
  • Gagal jantung.
  • Kecanduan alkohol.
  • Luka bakar.
  • Penyakit ginjal.
  • Patah tulang.
  • Sirosis hati. 

Jenis-Jenis Elektrolit dan Apa yang Membuat Kadarnya Terganggu

Elektrolit dalam tubuh ada banyak jenisnya. Berikut ini jenis-jenis elektrolit dan hal-hal yang membuat kadarnya terganggu:

1. Fosfat

Fosfat adalah elektrolit yang memiliki fungsi untuk menguatkan tulang dan gigi, menghasilkan energi, serta membentuk lapisan sel. Hiperfosfatermia atau kelebihan kadar fosfat dapat terjadi karena:

  • Konsumsi obat pencahar atau laksatif.
  • Mengalami komplikasi karena pengobatan kanker.
  • Kurang aktifnya kelenjar paratiroid.
  • Kadar kalsium rendah.
  • Mengidap gagal ginjal kronis.
  • Sesak napas.
  • Cedera otot.

Sementara itu, hiposfatemia atau kekurangan fosfat bisa terjadi karena:

  • Malnutrisi berat akibat anoreksia atau kelaparan.
  • Konsumsi alkohol berlebihan.
  • Mengalami luka bakar parah.
  • Ketoasidosis diabetik.
  • Sindrom Fanconi.
  • Kekurangan vitamin D.
  • Kelenjar paratiroid yang terlalu aktif.
  • Mengalami diare kronis.

2. Klorida

Klorida adalah elektrolit yang bertugas untuk menjaga keseimbangan pH dalam darah dan meneruskan impuls saraf. Gangguan elektrolit jenis klorida bisa terjadi karena adanya kerusakan pada ginjal.

Kelebihan kadar klorida (hiperkloremia) bisa terjadi karena:

  • Gangguan pH darah (asidosis metabolik atau alkalosis respiratorik).
  • Mengonsumsi acetazolamide dalam jangka panjang.
  • Sementara itu, kekurangan klorida (hipokloremia) dapat terjadi karena:
  • Mengalami diare atau muntah berkepanjangan.
  • Mengidap penyakit paru-paru kronis, seperti emfisema.
  • Mengidap gagal jantung.
  • Alkalosis metabolik.
  • Mengonsumsi obat pencahar, diuretik, atau kortikosteroid. 

3. Sodium atau Natrium

Sodium atau natrium adalah elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Ini juga bertugas untuk mengatur fungsi saraf dan kontraksi otot.

Kelebihan natrium atau hipernatremia dapat disebabkan oleh hal-hal ini:

  • Dehidrasi.
  • Demam.
  • Diare.
  • Muntah-muntah.
  • Penyakit pernapasan kronis, seperti bronkitis.
  • Mengonsumsi obat kortikosteroid.
  • Terlalu banyak berkeringat karena olahraga berlebihan. 

Sementara itu, kekurangan natrium atau hiponatremia dapat terjadi karena:

  • Malnutrisi.
  • Gangguan kelenjar tiroid, adrenal, atau hipotalamus.
  • Gagal ginjal.
  • Gagal jantung.
  • Kecanduan alkohol.
  • Mengonsumsi obat diuretik atau antikonvulsan.

4. Kalsium

Kalsium adalah mineral yang punya fungsi penting untuk organ, saraf, otot, dan sel tubuh. Kelebihan kadar kalsium (hiperkalsemia) dapat terjadi karena:

  • Penyakit ginjal.
  • Gangguan tiroid, misalnya hiperparatiroidisme.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti lithium, teofilin, atau diuretik.
  • Penyakit paru-paru, seperti tuberkulosis (TBC) atau sarkoidosis.
  • Mengidap jenis kanker tertentu, seperti kanker paru-paru dan kanker payudara.
  • Mengonsumsi antasida atau suplemen vitamin D secara berlebihan. 

Sementara itu, kekurangan kalsium atau hipokalsemia dapat terjadi karena:

  • Pankreatitis.
  • Gagal ginjal.
  • Kanker prostat.
  • Kekurangan vitamin D.
  • Mengonsumsi obat heparin atau antikonvulsan. 

Untuk mencegah kekurangan kalsium, konsumsi Makanan Sehat Untuk Cukupi Kebutuhan Kalsium Tubuh kamu.

5. Kalium atau Potasium

Kalium atau potasium adalah elektrolit yang berfungsi untuk mengatur fungsi jantung, serta menjaga fungsi saraf dan otot. Gangguan elektrolit di mana kadar kalium lebih dari normal (hiperkalemia) bisa terjadi karena:

  • Gagal ginjal.
  • Dehidrasi berat.
  • Mengonsumsi obat diuretik atau obat penurun tekanan darah.
  • Mengidap komplikasi diabetes, seperti ketoasidosis diabetik.

Sementara itu, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kekurangan kalium (hipokalemia) adalah:

  • Gangguan makan.
  • Dehidrasi.
  • Muntah dan diare.
  • Mengonsumsi obat pencahar, diuretik, atau insulin. 

6. Magnesium

Magnesium adalah mineral yang dapat menunjang fungsi saraf, tekanan darah, dan kadar gula darah. Kelebihan magnesium atau hipermagnesemia dapat terjadi karena:

  • Overdosis suplemen magnesium.
  • Gagal ginjal.
  • Mengidap penyakit tertentu, misal Hipotiroidisme dan Penyakit Addison.
  • Mengalami luka bakar luas.
  • Mengonsumsi obatan-obatan tertentu, seperti lithium, antasida, atau obat pencahar.

Sementara itu, kekurangan magnesium (hipomagnesemia) bisa terjadi karena:

  • Gagal jantung.
  • Malnutrisi.
  • Mengonsumsi obat diuretik, insulin, atau obat kemoterapi.
  • Diare kronis.
  • Kecanduan alkohol.
  • Terlalu banyak berkeringat.

Gejala Gangguan Elektrolit

Gejala gangguan elektrolit dapat muncul berbeda-beda pada setiap orang, tergantung jenis elektrolit yang terganggu dan seberapa parah ketidakseimbangannya. Pada kondisi ringan, perubahan kadar elektrolit sering kali tidak menimbulkan keluhan yang jelas.

Bahkan, banyak orang tidak menyadari ciri-ciri kekurangan elektrolit pada tahap awal karena gejalanya terlihat mirip dengan kelelahan biasa.

Namun, ketika kadar elektrolit berubah secara signifikan, baik meningkat maupun menurun berbagai gejala dapat muncul. Pemahaman mengenai ciri-ciri kekurangan elektrolit penting agar kamu bisa mengenal tanda awal gangguan dan segera mendapatkan penanganan.

Setiap jenis gangguan elektrolit memang tidak selalu memunculkan keluhan yang sama, tetapi beberapa gejala berikut cukup umum terjadi:

  • Gangguan irama jantung, seperti denyut terlalu lambat (bradikardia), terlalu cepat (takikardia), atau tidak teratur.
  • Lemas dan mudah lelah.
  • Mual dan muntah.
  • Kejang.
  • Diare.
  • Sembelit.
  • Kram perut.
  • Kelemahan otot yang membuat tangan dan kaki sulit digerakkan.
  • Sakit kepala.
  • Penurunan kesadaran hingga koma.
  • Sensasi baal atau kesemutan.

Gejala-gejala ini sering kali menjadi bagian dari ciri-ciri kekurangan elektrolit yang tidak boleh diabaikan, terutama jika muncul secara mendadak atau disertai penurunan fungsi tubuh yang signifikan.

Jika tanda-tanda tersebut muncul, segera konsultasikan ke dokter untuk mencegah kondisi yang lebih berat.

Bila ingin tahu lebih lanjut mengenai dampak gangguan elektrolit pada tubuh, kamu bisa baca Ini yang Terjadi pada Tubuh Jika Alami Gangguan Elektrolit.

Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gangguan Elektrolit

Gangguan elektrolit dapat menyerang siapa saja dan menimbulkan gejala yang sangat mengganggu.

Selain itu, pada tahap yang serius, kondisi ini dapat menyebabkan kejang, koma, hingga gagal jantung. 

Karena itu, jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala gangguan elektrolit seperti di atas, segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapat saran perawatan dan penanganan yang tepat.

Dokter di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.

Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:

  • dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD
  • dr. Agnita Irawaty Sp.PD
  • dr. Vera Bahar Sp.PD
  • dr. Siska Damayanti Sp.PD
  • dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K

Itulah beberapa dokter yang bisa kamu hubungi untuk bantu atasi gangguan elektrolit. 

Segera menghubungi dokter agar kondisi tersebut tidak semakin parah dan dapat segera ditangani. 

Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.

Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.

Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!

Diagnosis Gangguan Elektrolit

Untuk mendiagnosis gangguan elektrolit, dokter akan menanyakan apa saja gejala gangguan cairan dan elektrolit yang kamu alami, riwayat kesehatan, dan obat yang sedang kamu konsumsi. 

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, dan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Tes Darah. Untuk mengukur kadar elektrolit dan memeriksa fungsi ginjal.
  • Tes Urine. Dapat membantu menilai apakah ginjal kehilangan elektrolit secara berlebihan.
  • Elektrokardiogram (EKG). Untuk mengukur irama jantung pada kasus gangguan elektrolit berat.

Pengobatan Gangguan Elektrolit

Pengobatan gangguan elektrolit tergantung pada jenis gangguan yang kamu alami. Namun, hal yang paling utama, tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit dalam tubuh.

Beberapa pengobatan yang dapat dokter lakukan untuk mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit di dalam tubuh adalah:

  • Cairan infus yang mengandung natrium klorida. Ini untuk mengembalikan cairan tubuh dan kadar elektrolit yang menurun akibat diare atau muntah.
  • Obat-obatan melalui pembuluh darah vena. Ini untuk meningkatkan kadar elektrolit dalam darah, seperti kalsium atau kalium.
  • Obat-obatan atau suplemen, untuk mengatasi gangguan elektrolit yang bersifat kronis.

Jika kondisi tidak membaik, beberapa kondisi gangguan elektrolit membutuhkan tindakan khusus. Seperti hemodialisis (cuci darah), untuk mengatasi kelebihan kalium dalam darah.

Komplikasi Gangguan Elektrolit

Gangguan elektrolit bukan hanya menimbulkan keluhan ringan seperti lemas atau kram otot, tetapi juga dapat berkembang menjadi kondisi serius jika tidak segera ditangani.

Elektrolit seperti natrium, kalium, klorida, kalsium, dan magnesium berperan dalam hampir semua fungsi tubuh, mulai dari kontraksi otot, irama jantung, hingga kerja saraf. Ketika keseimbangannya terganggu, organ vital pun ikut terdampak.

1. Gangguan jantung dan pernapasan

Kekurangan natrium, klorida, dan magnesium dapat memengaruhi sistem kardiovaskular serta paru-paru.

  • Natrium yang terlalu rendah (hiponatremia) dapat menyebabkan tekanan darah menurun, membuat tubuh sulit mengatur cairan, dan memicu pembengkakan pada jaringan otak yang berisiko mengganggu pernapasan.
  • Magnesium yang rendah (hipomagnesemia) menyebabkan gangguan ritme jantung seperti aritmia. Ini terjadi karena magnesium berperan dalam menjaga stabilitas listrik pada jantung. Ketika kadarnya turun, impuls listrik menjadi tidak stabil sehingga jantung bisa berdebar, berdetak tidak teratur, atau bahkan berhenti secara tiba-tiba.
  • Klorida yang rendah (hipokloremia) dapat mengganggu keseimbangan asam-basa tubuh, sehingga paru-paru harus bekerja lebih keras dalam proses pernapasan untuk menyeimbangkannya. Pada kondisi tertentu, ini dapat memicu napas cepat, sesak, atau penurunan saturasi oksigen.

2. Penurunan metabolisme dan daya tahan tubuh

Ketidakseimbangan elektrolit dapat mengganggu proses metabolisme, termasuk cara tubuh memproduksi energi.

Kalium, kalsium, dan magnesium adalah elektrolit penting untuk kontraksi otot dan fungsi saraf. Ketika kadarnya tidak seimbang, kamu bisa merasa cepat lelah, sulit berkonsentrasi, serta mengalami kelemahan otot yang memengaruhi mobilitas sehari-hari.

Pada kondisi kronis, tubuh kesulitan mengatur gula darah, tekanan darah, serta suhu tubuh, sehingga kebugaran menurun drastis. Aktivitas fisik ringan pun dapat terasa berat.

3. Risiko komplikasi yang mengancam jiwa

Elektrolit tertentu memiliki peran sangat krusial dalam menjaga fungsi organ vital.

Kadar magnesium yang sangat rendah dapat menyebabkan kejang, hilang kesadaran, hingga henti jantung.

Magnesium bekerja bersama natrium dan kalium dalam mengatur impuls listrik di otot dan otak. Ketika defisit terjadi, gangguan neurologis dan kardiovaskular bisa muncul secara tiba-tiba dan bersifat fatal.

Ketidakseimbangan kalium juga dapat berbahaya. Baik terlalu tinggi (hiperkalemia) maupun terlalu rendah (hipokalemia) dapat mengganggu kontraksi otot, termasuk otot jantung. Ini meningkatkan risiko aritmia berat yang dapat menyebabkan serangan jantung.

4. Dampak neurologis dan psikologis

Gangguan elektrolit tidak jarang memengaruhi fungsi otak. Kekurangan natrium dapat memicu kebingungan, perubahan perilaku, sakit kepala berat, hingga koma pada kasus ekstrem.

Kekurangan kalsium dapat menyebabkan spasme otot, kesemutan, atau kontraksi otot wajah yang tidak normal.

Ketidakseimbangan ini juga bisa mempengaruhi mood, membuat seseorang lebih mudah cemas atau depresi akibat gangguan pada transmisi sinyal saraf.

Pencegahan Gangguan Elektrolit

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk mencegah gangguan elektrolit: 

  • Jika warna air seni sudah pekat, berarti perlu minum lebih banyak air putih.
  • Saat berolahraga lebih dari 30 menit, harus meminum minuman yang mengandung elektrolit dan karbohidrat.
  • Minum air putih yang cukup setiap harinya. Kamu sebaiknya mengonsumsi delapan gelas air putih setiap harinya.
  • Konsumsilah buah-buah segar dan sayur-sayuran, sebab kedua makanan tersebut adalah sumber terbaik untuk menggantikan natrium dan kalium dalam tubuh.
  • Minumlah saat kamu merasa haus, jangan merasa kalau kamu harus terus-menerus mengisi kembali cairan.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kamu merasakan sejumlah gejala dari gangguan elektrolit seperti mual dan muntah, atau diare, segeralah periksakan diri ke dokter. Gunakan layanan Halodoc yang mudah dan praktis agar penanganan dapat segera kamu dapatkan. 

Sebab, jika dibiarkan terlalu lama, gangguan elektrolit dapat mengganggu komponen elektrolit lainnya yang bisa berakibat fatal pada kesehatan tubuh. Segera konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc melalui banner di bawah ini:

Artikel ini diperbarui pada 9 Desember 2025
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2024. All About Electrolyte Disorders.
Healthline. Diakses pada 2024. How to Prevent an Electrolyte Imbalance. 
Chemocare. Diakses pada 2024. Electrolyte Imbalance. 
Medical News Today. Diakses pada 2024. Electrolytes: Uses, imbalance, and supplementation
WebMD. Diakses pada 2024. What Is an Electrolyte Imbalance?
Health Grades. Diakses pada 2024. Electrolyte Imbalance.

FAQ

1. Apakah ciri-ciri kekurangan elektrolit bisa muncul tanpa gejala klasik seperti kram?

Ya. Salah satu ciri-ciri kekurangan elektrolit yang jarang disadari adalah sulit fokus tiba-tiba atau “brain fog”, karena otak membutuhkan elektrolit untuk menghantarkan sinyal saraf.

2. Benarkah perubahan suasana hati dapat menjadi ciri-ciri kekurangan elektrolit?

Bisa. Ketidakseimbangan magnesium atau natrium dapat memicu iritabilitas dan kecemasan ringan, sehingga mood swing dapat menjadi ciri-ciri kekurangan elektrolit yang tidak banyak diketahui.

3. Apakah ciri-ciri kekurangan elektrolit dapat terlihat dari kualitas tidur?

Ya. Kekurangan magnesium sering membuat otot sulit relaks, sehingga tidur menjadi gelisah atau terbangun berulang. Ini termasuk ciri-ciri kekurangan elektrolit yang sering terlewat.

4. Apakah detak jantung tidak stabil setelah olahraga termasuk ciri-ciri kekurangan elektrolit?

Bisa. Setelah keringat keluar banyak, penurunan kalium atau natrium bisa membuat jantung berdetak tidak stabil meski sudah cooldown. Kondisi ini bisa menjadi ciri-ciri kekurangan elektrolit pada atlet atau orang yang aktif.

5. Bisakah kesehatan pencernaan memberi petunjuk adanya ciri-ciri kekurangan elektrolit?

Ya. Salah satu ciri-ciri kekurangan elektrolit yang jarang dibahas adalah konstipasi mendadak akibat rendahnya magnesium yang melemahkan kontraksi otot usus.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp