Gangguan Kepribadian

Pengertian Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian adalah keadaan saat seseorang menunjukkan perilaku dan cara berpikir yang tidak sehat. Kondisi dengan istilah medis personality disorder ini akan menunjukkan sikap dan tindakan yang berbeda dari apa yang masyarakat anggap sebagai hal yang normal.
Hal ini akan membuat pengidapnya mengalami keterbatasan yang cukup signifikan dalam pekerjaan, sosialisasi dengan orang lain, hingga hubungan dengan lawan jenis. Selain itu, pengidap juga biasanya memiliki keterampilan dalam menyelesaikan masalah yang buruk.
Penyebab Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian umumnya bermula ketika usia remaja atau memasuki usia dewasa. Namun, apa yang menjadi penyebabnya masih belum pasti sampai saat ini. Para ahli menduga bahwa masalah kesehatan mental ini terjadi karena faktor genetik dan adanya trauma dari masa lalu.
Faktor Risiko Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian memang bisa terjadi pada siapa saja. Lebih sering pada usia remaja dan dewasa muda. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami masalah kesehatan mental ini, antara lain:
- Adanya kelainan pada struktur atau komposisi kimia di dalam otak.
- Adanya riwayat gangguan kepribadian atau penyakit mental lainnya dalam keluarga.
- Menghabiskan masa kecil di dalam kehidupan keluarga yang kacau.
- Perasaan diabaikan sejak kanak-kanak.
- Mengalami pelecehan sejak kanak-kanak, baik dalam bentuk verbal maupun fisik.
- Tingkat pendidikan yang rendah.
- Hidup pada kondisi keluarga berekonomi sulit.
Sebagian besar masalah kepribadian yang muncul biasanya terjadi karena gabungan dari situasi atau latar belakang pengidap yang tidak menyenangkan. Kondisi ini lantas “bertemu” dengan gen yang membentuk emosi hasil pewarisan sifat dari kedua orang tua.
Gejala Gangguan Kepribadian
Kelainan kepribadian terbagi menjadi tiga kategori utama dengan gejala yang berbeda satu dengan lainnya. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Gangguan kepribadian kelompok A
Gangguan pada kelompok ini biasanya muncul dengan gejala pemikiran dan perilaku yang tidak biasa, atau terbilang aneh. Berikut beberapa gangguan kesehatan mental yang termasuk dalam kelompok A:
- Gangguan kepribadian skizotipal. Pengidap memiliki tingkah laku dan cara bicara yang tidak wajar, serta kerap terlihat cemas atau tidak nyaman dalam situasi sosial.
- Gangguan kepribadian skizoid. Pengidap memiliki sifat yang dingin, sulit menikmati momen apa pun, tidak bergeming saat mendapatkan pujian atau kritikan, dan tidak tertarik menjalin hubungan pertemanan dengan siapa pun.
- Gangguan kepribadian paranoid. Pengidap sering merasa curiga dan tidak percaya terhadap orang lain karena takut memanipulasi atau merugikan. Hal ini termasuk pada pasangan.
2. Gangguan kepribadian kelompok B
Selanjutnya, masalah kepribadian kelompok B. Kondisi kelainan mental yang masuk dalam kelompok ini menunjukkan pola pikir dan perilaku yang tidak terduga, emosi berlebihan, dan dramatis.
- Gangguan kepribadian ambang. Pengidap cenderung memiliki dorongan untuk menyakiti diri sendiri dan tidak stabil secara emosi.
- Gangguan kepribadian antisosial. Pengidap kerap mengabaikan norma sosial yang berlaku dan tidak memiliki rasa simpati apabila orang lain mengalami kesusahan.
- Gangguan kepribadian narsistik. Pengidap merasa yakin bahwa dirinya lebih istimewa daripada orang lain. Mereka cenderung arogan dan terus-menerus mengharapkan pujian.
- Gangguan kepribadian histrionik. Pengidap terlalu cemas akan penampilan, cenderung dramatis dalam berbicara, dan selalu mencari perhatian. Kamu bisa mendapatkan informasi lengkap tentang masalah mental ini pada artikel Gangguan Kepribadian Histrionik, Suka Mencari Perhatian
3. Gangguan kepribadian kelompok C
Meski ciri tiap masalah mental yang masuk dalam kelompok ini berbeda, ada satu hal yang sama, yaitu rasa cemas dan ketakutan.
- Gangguan kepribadian dependen. Pengidap akan sangat bergantung pada orang lain dalam hal apapun. Akibatnya, pengidap tidak bisa membuat keputusan dan mengemban tanggung jawab sendiri tanpa bantuan orang lain.
- Gangguan kepribadian menghindar. Pengidap akan menghindar dari kontak sosial, terutama dalam kegiatan baru yang melibatkan orang asing. Penghindaran ini terjadi karena rasa malu dan tidak percaya diri.
- Gangguan kepribadian obsesif kompulsif. Pengidap memiliki kepribadian yang perfeksionis. Mereka sering kali mereka stres apabila hasil pekerjaan tidak sesuai dengan standar mereka yang tinggi.
Diagnosis Gangguan Kepribadian
Dokter akan melakukan beberapa metode pemeriksaan supaya bisa mendapatkan diagnosis masalah kepribadian yang akurat. Adapun metodenya antara lain:
1. Pemeriksaan fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mengajukan pertanyaan mendalam tentang kesehatan pengidap. Dalam beberapa kasus, gejala mungkin ada hubungannya dengan masalah kesehatan fisik yang mendasari.
2. Evaluasi psikiatri
Selanjutnya, evaluasi dari psikiatri. Prosedurnya berupa diskusi tentang pikiran, perasaan, dan perilaku pengidap, termasuk kuesioner untuk membantu menentukan diagnosis.
3. Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-5
Terakhir, pemeriksaan yang berdasarkan DSM-5. Dokter akan membandingkan gejala yang muncul dengan kriteria yang ada pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).
Pengobatan Gangguan Kepribadian
Pemberian penanganan terhadap masalah kepribadian bergantung pada jenis penyakit, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan setiap pengidap. Terkadang, perlu adanya pendekatan secara tim untuk memastikan semua kebutuhan psikiatri, medis, dan sosial pengidap terpenuhi dengan baik.
Jika gejala sudah cukup lama terjadi, pengobatan terkadang memerlukan waktu yang lebih lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Berikut ini beberapa jenis pengobatan yang dokter rekomendasikan untuk pengidap:
1. Psikoterapi
Selama prosedur psikoterapi pengidap akan mempelajari tentang kondisi diri sendiri terkait suasana hati, perasaan, pikiran, dan perilaku. Selain itu, pengidap juga belajar mengatasi stres dan mengelola gejala yang mereka rasakan. Psikoterapi dapat berlangsung dalam sesi individu, terapi kelompok, atau melibatkan teman.
2. Pemberian obat
Tidak ada obat yang secara khusus mendapatkan persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati masalah kepribadian. Namun, beberapa jenis obat psikiatri dapat membantu meringankan berbagai gejala kelainan kepribadian.
- Antidepresan. Antidepresan mungkin berguna jika memiliki suasana hati yang tertekan, marah, impulsif, mudah tersinggung atau putus asa, yang mungkin terkait dengan gangguan kepribadian.
- Stabilisator suasana hati. Seperti namanya, penstabil suasana hati dapat membantu meredakan perubahan suasana hati atau mengurangi iritabilitas, impulsif, dan agresi.
- Obat antipsikotik. Juga memiliki sebutan neuroleptik, ini mungkin membantu jika gejala termasuk kehilangan kontak dengan kenyataan (psikosis), memiliki masalah kecemasan atau kemarahan.
- Obat anti kecemasan. Obat ini dapat membantu jika mengalami kecemasan, agitasi, atau insomnia. Namun, pada beberapa kasus, obat dapat menunjukkan peningkatan perilaku impulsif, sehingga dokter tidak meresepkan pada jenis gangguan kepribadian tertentu.
3. Program perawatan rumah sakit
Dalam kasus yang parah, masalah kepribadian perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Dokter merekomendasikan metode ini bagi pengidap yang tidak mampu merawat diri sendiri atau bahkan berpotensi melukai diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.
4. Perawatan rumahan
Perawatan rumahan bisa menjadi pilihan penanganan penunjang ketika pengidap tengah melakukan pengobatan. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dicoba:
- Tidak melewatkan sesi terapi. Upaya ini dapat membantu mengelola gejala yang muncul.
- Konsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter, bahkan jika sudah merasa jauh lebih sehat.
- Aktif secara fisik. Aktivitas fisik dapat membantu mengelola gejala depresi, stres, dan cemas. Tetap aktif bergerak juga dapat melawan efek dari beberapa obat yang menyebabkan penambahan berat badan.
- Hindari narkotika dan alkohol. Sebab, keduanya dapat membuat gejala menjadi lebih buruk atau berinteraksi dengan obat yang diberikan dokter.
Komplikasi Gangguan Kepribadian
Komplikasi masalah kepribadian terjadi akibat gejala yang muncul tidak segera mendapatkan penanganan. Hal ini berdampak pada terganggunya kehidupan pribadi, termasuk produktivitas berkurang, tidak bisa melakukan aktivitas harian, merasa tidak bahagia, dan perasaan terpenjara.
Selain itu, pengidap akan mengalami masalah dengan hubungan, pekerjaan atau sekolah dan menyebabkan isolasi sosial. Jika demikian, pengidap berisiko mengalami penyalahgunaan alkohol atau narkoba, perilaku kekerasan atau merusak diri sendiri, bahkan bunuh diri.
Mencegah Gangguan Kepribadian
Cara terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan kepribadian adalah mendapatkan penanganan sesegera mungkin setelah gejala muncul. Jadi, gejala tidak berkembang menjadi semakin buruk dan memicu munculnya komplikasi yang lebih serius.
Kapan harus ke dokter?
Jika mengalami atau menemukan sejumlah gejala gangguan kepribadian pada orang terdekat, sebaiknya segera tanyakan langsung ke psikolog atau psikiater melalui layanan Halodoc.✔️ Penanganan yang tepat dapat menurunkan risiko terjadinya efek samping.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Personality disorders.
Medline Plus. Diakses pada 2022. Personality Disorders.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Personality Disorders.
Diperbarui pada 28 April 2023
Topik Terkini
Artikel Terkait





