Hepatitis D disebabkan oleh infeksi virus hepatitis D (Delta Virus). Virus ini mengakibatkan terjadinya radang pada hati. Setiap jenis hepatitis punya cara penyebaran dan gejala yang berbeda-beda, termasuk jenis hepatitis D ini. Khusus untuk hepatitis D, penyakit ini “butuh” virus Hepatitis B untuk menjangkiti sel hati.
Penularannya dapat ditempuh dengan dua cara, pertama dengan infeksi bersamaan secara simultan Hepatitis B dengan Hepatitis D (koinfeksi). Kedua dengan infeksi virus Hepatitis D pada individu yang telah terinfeksi Hepatitis B sebelumnya (superinfeksi).
Hepatitis D bisa menimbulkan penyakit akut maupun kronis. Hepatitis D akut terjadi secara tiba-tiba dengan gejala yang lebih hebat dibanding hepatitis D kronis. Apabila infeksi hepatitis D terjadi selama 6 bulan atau lebih, maka infeksi yang terjadi merupakan infeksi kronis.
Infeksi kronis gejala yang timbul berkembang dan bertambah parah secara perlahan. Virus umumnya menetap dalam tubuh selama beberapa bulan sebelum gejala pertama muncul. Semakin lama, infeksi terjadi, maka risiko terjadinya komplikasi akibat penyakit ini pun semakin tinggi. Hingga saat ini belum ada obat untuk penyakit hepatitis D.
Jika sudah terinfeksi HDV, orang tersebut dapat menularkan HDV ke orang lain, bahkan sebelum gejalanya muncul. Beberapa hal yang menyebabkan seseorang menjadi lebih mudah terkena hepatitis D antara lain adalah:
Ketiga metode pemindaian ini dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kanker hati yang merupakan komplikasi dari hepatitis D.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu atau anggota keluarga memiliki tanda dan gejala di atas, segeralah berbicara dengan dokter guna mendapat penanganan yang tepat.