
DAFTAR ISI
- Pengertian Infus
- Tujuan Infus
- Fungsi Cairan Infus
- Kapan Harus Melakukan Infus?
- Prosedur Pemberian Cairan Infus
- Efek Samping Cairan Infus
- FAQ
Pengertian Infus
Infus adalah metode pemberian obat atau cairan yang dilakukan langsung melalui pembuluh darah. Dosis pemberiannya bisa bertujuan sebagai resusitasi cairan (proses penggantian cairan tubuh saat seseorang berada dalam kondisi kritis dan kehilangan banyak cairan).
Tujuan Infus
Tujuan pemberian infus dibedakan berdasarkan cairan yang diberikan. Adapun, dua jenis cairan tersebut, meliputi:
1. Cairan Kristaloid
Jenis cairan ini mengandung natrium klorida, natrium glukonat, natrium asetat, kalium klorida, magnesium klorida dan glukosa. Umumnya diberikan untuk menjaga keseimbangan elektrolit, menghidrasi tubuh, mengembalikan pH dan sebagai resusitasi cairan.
Tiga jenis yang termasuk ke dalam cairan kristaloid, yaitu:
- Cairan saline. Di dalamnya mengandung natrium dan clorida sebanyak 0.9 persen.
- Ringer laktat. Di dalamnya mengandung kalium, kalsium, laktat, natrium, air dan clorida.
- Dextrose. Di dalamnya mengandung gula sederhana guna meningkatkan kadar gula darah pada pasien hipoglikemia (gula darah rendah).
2. Cairan Koloid
Cairan ini memiliki kandungan molekul lebih berat ketimbang kristaloid. Cairan koloid diberikan pada pasien yang mengidap sakit kritis, operasi berat dan sebagai resusitasi cairan.
Tiga jenis yang termasuk ke dalam cairan koloid, yaitu:
- Gelatin. Di dalamnya mengandung protein hewani guna mencegah berkurangnya volume darah pada tubuh.
- Albumin. Di dalamnya mengandung albumin guna menggantikan kadar yang hilang akibat operasi, luka berat atau sepsis.
- Dekstran. Di dalamnya mengandung polimer glukosa guna meningkatkan proses pemulihan pasien yang kehilangan banyak darah.
Fungsi Cairan Infus
Cairan infus memiliki berbagai fungsi penting dalam dunia medis, di antaranya:
- Menggantikan Cairan Tubuh yang Hilang: Pada kasus dehidrasi akibat diare, muntah, atau luka bakar, cairan infus digunakan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
- Memberikan Nutrisi: Pada pasien yang tidak dapat makan atau minum secara normal, cairan infus dapat memberikan nutrisi penting seperti glukosa, asam amino, dan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh.
- Memberikan Obat-obatan: Beberapa jenis obat-obatan hanya dapat diberikan melalui infus. Cairan infus digunakan sebagai pelarut dan pembawa obat-obatan tersebut langsung ke dalam aliran darah.
- Menjaga Keseimbangan Elektrolit: Elektrolit seperti natrium, kalium, dan klorida penting untuk fungsi tubuh yang normal. Cairan infus dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh pada pasien dengan gangguan elektrolit.
Kapan Harus Melakukan Infus?
Tak semua penyakit membutuhkan infus. Metode ini hanya dibutuhkan pada pasien dengan kondisi darurat yang mengharuskan obat masuk ke dalam tubuhnya secara cepat. Beberapa kondisi tersebut termasuk serangan jantung, keracunan atau stroke.
Beberapa kondisi yang disebutkan sebelumnya tidak memungkinkan minum obat lewat mulut, karena membutuhkan waktu lebih lama untuk diserap ke aliran darah. Ini bisa menyebabkan perburukan penyakit yang dialami.
Infus juga dibutuhkan ketika pasien mengalami muntah-muntah dan diare hingga kehilangan banyak cairan tubuhnya. Dengan infus, proses pergantian elektrolit dan cairan menjadi lebih cepat.
Adapun kondisi yang membutuhkan pemberian infus, antara lain:
- Dehidrasi parah.
- Keracunan makanan.
- Stroke.
- Serangan jantung.
- Gangguan sistem imun.
- Infeksi.
- Pemberian obat kemoterapi.
- Peradangan kronis.
Prosedur Pemberian Cairan Infus
Pemberian cairan infus harus dilakukan oleh tenaga medis profesional yang terlatih dengan mengikuti prosedur yang ketat untuk mencegah komplikasi. Secara umum, prosedur pemberian cairan infus meliputi langkah-langkah berikut:
- Persiapan alat dan bahan: Memastikan cairan infus yang digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien, menyiapkan selang infus, jarum infus, alkohol swab, plester, dan alat pelindung diri (APD).
- Memilih lokasi pemasangan infus: Memilih vena yang tepat untuk pemasangan infus, biasanya di area lengan atau tangan.
- Membersihkan area pemasangan infus: Membersihkan area kulit tempat pemasangan infus dengan alkohol swab untuk mencegah infeksi.
- Memasukkan jarum infus: Memasukkan jarum infus ke dalam vena dengan hati-hati.
- Menfiksasi jarum infus: Menfiksasi jarum infus dengan plester agar tidak bergeser.
- Mengatur kecepatan infus: Mengatur kecepatan infus sesuai dengan instruksi dokter.
- Memantau kondisi pasien: Memantau kondisi pasien selama pemberian infus, termasuk tanda-tanda vital, reaksi alergi, dan komplikasi lainnya.
Efek Samping Cairan Infus
Seperti semua prosedur medis, pemberian cairan infus juga dapat menimbulkan efek samping. Efek samping yang mungkin terjadi meliputi:
- Infeksi: Infeksi pada area pemasangan infus dapat terjadi jika prosedur tidak dilakukan dengan steril.
- Inflamasi vena (Phlebitis): Peradangan pada vena akibat iritasi dari jarum infus atau cairan infus.
- Reaksi alergi: Reaksi alergi terhadap cairan infus atau obat-obatan yang diberikan melalui infus.
- Kelebihan cairan: Pemberian cairan infus yang terlalu cepat atau terlalu banyak dapat menyebabkan kelebihan cairan dalam tubuh, terutama pada pasien dengan gangguan jantung atau ginjal.
Jika kamu mengalami efek samping setelah pemberian cairan infus, segera beritahu dokter atau perawat.
Kamu juga bisa mendapatkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga!
Diperbarui pada 16 April 2025
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. Intravenous Fluid Regulation.
Healthline. Diakses pada 2022. Intravenous Medication Administration: What to Know.
FAQ
1. Apakah cairan infus aman?
Cairan infus umumnya aman jika diberikan oleh tenaga medis profesional sesuai dengan indikasi medis yang tepat. Namun, seperti semua prosedur medis, pemberian cairan infus juga memiliki risiko efek samping.
2. Apakah cairan infus bisa dilakukan di rumah?
Pemberian cairan infus sebaiknya dilakukan di fasilitas kesehatan oleh tenaga medis profesional. Pemberian cairan infus di rumah hanya boleh dilakukan jika ada indikasi medis yang jelas dan diawasi oleh dokter atau perawat.
3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemberian cairan infus?
Waktu yang dibutuhkan untuk pemberian cairan infus bervariasi tergantung pada jenis cairan infus, jumlah cairan yang diberikan, dan kondisi pasien. Pemberian cairan infus biasanya memakan waktu antara 1 hingga beberapa jam.