halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Polusi Udara

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Apa Itu Polusi Udara?
  • Penyebab Polusi Udara
  • Jenis Polutan Udara
  • Dampak Polusi Udara pada Kesehatan
  • Cara Mengurangi Paparan Polusi Udara
  • Rekomendasi Masker Medis dan Vitamin untuk Sistem Imun
  • Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gejala Akibat Polusi Udara

Apa Itu Polusi Udara?

Polusi udara adalah kontaminasi udara oleh zat apa pun yang berbahaya bagi manusia dan organisme hidup lainnya.

Gas dan partikel berbahaya di udara berasal dari berbagai sumber. Termasuk asap knalpot kendaraan, asap dari pembakaran batu bara atau gas, dan asap tembakau.

Polusi udara yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Mulai dari yang ringan, hingga yang parah dan berbahaya.

Penyebab Polusi Udara

Polusi udara bisa terjadi karena banyak penyebab. Berikut ini beberapa yang paling umum:

1. Pembakaran bahan bakar fosil

Bahan bakar fosil memancarkan gas berbahaya seperti sulfur dioksida dan karbon monoksida ke udara.

Salah satu penyebab polusi udara terbesar adalah sulfur dioksida, yang dipancarkan melalui pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi untuk energi di pembangkit listrik, dan bahan bakar industri lainnya.

2. Kendaraan bermotor

Sektor transportasi menjadi salah satu penyumbang terbesar polusi udara. Sebab, kendaraan bermotor menghasilkan emisi gas berbahaya, contohnya karbon monoksida (CO) dan nitrogen dioksida (NO2). Asap yang muncul dapat menjadi polusi udara dan mencemari lingkungan. 

3. Kegiatan pertanian 

Berbagai proses yang berlangsung selama kegiatan pertanian seperti emisi amonia, penggunaan insektisida, pestisida, dan pupuk yang berlebihan dapat memicu pencemaran udara.

Amonia adalah produk sampingan khas pertanian dan salah satu gas paling berbahaya di atmosfer. Insektisida, pestisida, dan pupuk semuanya menjadi semakin umum dalam praktik pertanian.

Zat-zat tersebut melepaskan bahan kimia berbahaya ke atmosfer dan dapat mencemari air.

Para petani juga membakar ladang dan tanaman tua untuk membersihkannya untuk siklus penaburan yang baru. Pembakaran untuk membersihkan ladang mencemari udara dengan menyebarkan polutan beracun. 

4. Pabrik dan industri

Emisi gas dan bahan kimia berbahaya di udara juga bisa disebabkan karena meningkatnya kegiatan industri.

Perusahaan manufaktur mengeluarkan sejumlah besar karbon monoksida, hidrokarbon, senyawa organik, dan bahan kimia ke udara, yang pada gilirannya dapat menurunkan kualitas udara.

5. Kegiatan penambangan

Meningkatnya emisi zat berbahaya di udara juga bisa disebabkan karena  kegiatan pertambangan.

Pertambangan adalah pengambilan mineral dari bawah permukaan bumi dengan menggunakan alat berat.

Debu dan bahan kimia dilepaskan ke udara selama proses berlangsung, mengakibatkan polusi udara yang signifikan.

6. Sumber daya domestik

Efek dari sumber domestik seperti penggunaan cat kimia dan penggunaan AC yang berlebihan.

Produk pembersih rumah tangga dan perlengkapan pengecatan melepaskan bahan kimia berbahaya ke udara, mencemari lingkungan. 

Sumber polusi lainnya adalah materi partikel tersuspensi, terkadang dikenal sebagai SPM. SPM mengacu pada partikel yang melayang di udara dan biasanya disebabkan oleh debu, pembakaran, dan faktor lainnya.

Jenis Polutan Udara

Polutan adalah zat yang menyebabkan polusi udara. Polutan udara terbagi menjadi polutan primer dan sekunder.

Berikut ini pembahasannya satu-persatu:

1. Polutan primer

Polutan utama yang bertanggung jawab atas polusi udara adalah yang secara langsung menyebabkan polusi udara.

Ini termasuk gas berbahaya seperti sulfur dioksida yang berasal dari pabrik. 

Polutan primer adalah polutan yang dihasilkan sebagai akibat langsung dari proses. Contoh polutan primer yaitu belerang dioksida, yang dihasilkan oleh pabrik. 

2. Polutan sekunder

Polutan sekunder terbentuk dari proses inter mixing atau percampuran polutan primer.

Kabut asap, yang merupakan kombinasi dari kabut dan asap, merupakan polutan sekunder.

Untuk informasi selengkapnya, kenali Jenis Sumber Polusi Udara yang Jarang Diketahui berikut ini. 

Dampak Polusi Udara pada Kesehatan

Paparan polusi udara, terutama jangka panjang, dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Berikut ini beberapa masalah kesehatan yang dapat terjadi:

1. Kanker paru-paru

Partikel dalam polusi udara dapat menyebabkan kanker paru-paru, kondisi ketika sel kanker berkembang di paru-paru. 

Zat karsinogen yang muncul pada polusi udara dapat memicu kerusakan sel pelapis paru-paru. Akibatnya, kerja paru-paru dalam menyebarkan oksigen ke dalam darah menjadi kurang optimal. 

2. Serangan asma

Beberapa polusi seperti asap mengandung karbon monoksida. Hal ini dapat memicu munculnya serangan asma.

Ozon dalam polusi dapat memengaruhi cara kamu bernapas. Selain itu, partikel kecil seperti debu atau asap dapat tersangkut di paru-paru dan menyebabkan serangan asma.

Tak hanya asma, polusi dengan kandungan karbon monoksida juga bisa menyebabkan tenggorokan kering dan terasa tidak nyaman. Tak perlu khawatir, Ini Rekomendasi 5 Obat Herbal untuk Mengatasi Tenggorokan Kering Akibat Polusi Udara.

3. Bronkitis kronis

Asam dari mobil, truk, dan kendaraan lain dapat mencemari udara. Ini dapat meningkatkan risiko bronkitis kronis. 

Bronkitis adalah kondisi di mana lapisan tabung bronkial yang membawa udara ke paru-paru mengalami peradangan. 

4. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Bronkitis kronis dan emfisema adalah kondisi umum yang menyebabkan ppok.

Kondisi ini dapat menghalangi aliran udara di paru-paru. Paparan jangka panjang terhadap gas, partikel, atau asap adalah penyebab utamanya. 

5. Radang paru-paru

Nitrogen oksida dan sulfur dioksida dalam polusi udara meningkatkan risiko terkena pneumonia atau radang paru-paru. Gejalanya mungkin termasuk nyeri dada, batuk, kelelahan, sesak napas, dan demam. 

6. Penyakit jantung

Polusi udara dapat menyebabkan peningkatan risiko serangan jantung, detak jantung tidak teratur (aritmia), gagal jantung, dan stroke. 

Partikel kecil dalam polusi cukup kecil untuk melakukan perjalanan ke pembuluh darah dan menyebabkan peradangan. Pada akhirnya, kondisi tersebut dapat memicu penyakit jantung.

7. Masalah mental

Kualitas udara yang buruk dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental. Sebab, polusi udara bisa menyebabkan defisit serotonin, hormon yang mengatur suasana hati seseorang. Kondisi ini pada akhirnya dapat memicu depresi atau gangguan mental. 

8. Penyakit autoimun

Ini adalah penyakit yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh menyerang tubuh sendiri. Penyakit ini dapat merusak jaringan dan menyebabkan peradangan di sekitar jantung dan paru-paru, serta memicu penyakit autoimun tertentu.

9. Gangguan belajar dan memori

Polusi udara memiliki efek berbahaya pada otak. Termasuk memperlambat perkembangan otak dan perilaku bayi. Bagi orang dewasa dan lansia, hal ini meningkatkan risiko demensia.

10. Gangguan kehamilan dan prematur

Paparan polusi udara selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan komplikasi kehamilan lainnya. Ini juga dapat memengaruhi perkembangan janin.

Moms to be, kamu perlu tahu Rekomendasi Vitamin Ibu Hamil yang Bagus. Agar menjaga kandungan dari paparan polusi udara.

11. Gangguan endokrin

Beberapa polutan udara, seperti ftalat dan bisphenol A (BPA), dapat bertindak sebagai disruptor endokrin yang mempengaruhi sistem hormon tubuh dan berpotensi menyebabkan berbagai gangguan kesehatan terkait hormon.

Cara Mengurangi Paparan Polusi Udara

Kamu dapat mengurangi paparan polusi udara dengan membatasi jumlah waktu yang kamu habiskan di daerah dengan kualitas udara yang buruk.

Penting untuk menyadari kemungkinan polusi udara, baik di luar maupun di dalam ruangan.

Untuk menghindari paparan polusi udara di luar ruangan, beberapa upaya yang bisa kamu lakukan adalah:

  • Gunakan transportasi umum dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi untuk mengurangi emisi gas kendaraan. 
  • Menghindari berjalan di samping jalan yang ramai kendaraan bermotor.
  • Hindari berolahraga di luar ruangan, apalagi di tempat yang tercemar polutan.
  • Tinggal di dalam ruangan sampai kualitas udara membaik.
  • Gunakan filter udara seperti air purifier yang dapat membersihkan udara dari partikel-partikel debu dan polutan udara yang tak terlihat. 
  • Kurangi penggunaan produk rumah tangga yang mengandung bahan kimia berbahaya, yang dapat meningkatkan polusi udara dalam ruangan. 
  • Menanam pohon dan tanaman yang dapat menyerap polusi udara dan meningkatkan kualitas udara. Kamu bisa menanam tanaman kecil di area pekarangan rumah. 

Sementara itu, untuk mengurangi paparan polusi di dalam ruangan, kamu perlu memastikan bahwa bangunan bersih dan berventilasi. Debu, jamur, dan serbuk sari semuanya dapat meningkatkan risiko masalah pernapasan.

Gas radon dapat menumpuk di rumah yang dibangun pengembang di atas tanah yang memiliki kandungan uranium. Gas radon dapat menyebabkan kanker paru-paru.

Kamu dapat memeriksa radon di rumah dengan menggunakan alat uji radon. Alternatifnya, kamu dapat menyewa jasa profesional untuk melakukan pengukuran ini.

Selain itu, kamu juga dapat menggunakan detektor karbon monoksida untuk memantau tingkat karbon monoksida di rumah atau tempat kerja. Detektor karbon monoksida tersedia untuk dibeli di toko dan online.

Apabila kamu Mengidap Idap Gangguan Napas Akibat Polusi Udara, Hubungi Dokter Ini untuk bantu atasi kondisi tersebut.

Rekomendasi Masker Medis dan Vitamin untuk Sistem Imun

Supaya kamu terhindar dari risiko penyakit akibat polusi udara, penuhi kebutuhan vitamin dan jangan lupa mengenakan masker medis saat beraktivitas di luar ruangan.

Berikut ini rekomendasi masker medis dan vitamin yang bisa kamu gunakan:

  • Onemed Masker Non Medis 50 Pieces. Masker medis yang dilengkapi dengan tali karet lentur, sehingga nyaman dipasang di telinga. Bisa digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari polusi dan partikel lainnya di udara. 
  • Altamed Disposable Medical Face Mask Earloop 50 Pieces. Masker medis untuk menghindari paparan polusi udara, serta mencegah penularan dan penyebaran penyakit.  
  • Bestmed Masker Earloop 3 Ply 50 Pieces. Masker satu kali pakai yang bisa digunakan untuk melindungi saluran pernapasan dari debu, asap, dan partikel lain yang terdapat di udara. Masker didesain dengan tali pengait ke telinga sehingga memudahkan pemakaian. 
  • Imboost Force 10 Kaplet. Mengandung bahan herbal berupa echinacea purpurea, black elderberry ekstrak, dan zinc picolinate untuk membantu memelihara daya tahan tubuh sehingga tidak mudah sakit. 
  • Blackmores Daily Immune C 500 30 Tablet. Mengandung vitamin C 500 mg, suplemen ini bisa membantu memelihara daya tahan tubuh. Bisa dikonsumsi setiap hari, sebanyak 1 tablet setelah makan. 
  • Prove D3-1000 IU 10 Tablet. Mengandung vitamin D3 1000 IU untuk memenuhi kebutuhan vitamin D. Bisa dikonsumsi 1 kali sehari setelah makan, sebanyak1 kapsul lunak. 
  • Astria Force 6 mg 6 Kapsul.  Merupakan suplemen makanan yang mengandung astaxanthin untuk memelihara daya tahan tubuh. Bisa diminum 1 kali sehari di pagi hari, sebanyak 1 kapsul. 
  • Halowell C (Vitamin C) 500 mg 30 Tablet. Suplemen sediaan tablet ini mengandung vitamin C 500 mg, untuk membantu memelihara daya tahan tubuh, mengatasi sariawan, pendarahan gusi, dan pemulihan pasca sakit atau operasi. 

Masker medis dan vitamin untuk meningkatkan sistem imun tubuh bisa kamu beli dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc. Yuk, download aplikasinya sekarang juga!

Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gejala Akibat Polusi Udara

Jika kamu mengalami sesak akibat terpapar polusi udara, segera hubungi dokter di Halodoc.

Apabila penyakit ini terdiagnosis sedini mungkin, maka potensi komplikasinya bisa dicegah.

Nah, berikut beberapa dokter yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun yang bisa kamu hubungi.  

Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani: 

Ini daftarnya:

  • DR. dr. Mulkan Azhary M.Sc, Sp.P
  • dr. Made Agustya Darma Putra Wesnawa Sp.P
  • dr. Kornelis Aribowo Sp.P

Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc. Pakai Halodoc sekarang juga!

Diperbaharui pada 19 November 2024.
Referensi: 
Environmental Protection Agency (EPA). Diakses pada 2024. 
Medical News Today. Diakses pada 2024. How Does Air Pollution Affect Our Health?
Vedantu. Diakses pada 2024. Air Pollution Control.
WebMD. Diakses pada 2024. Health Effects of Air Pollution.
World Health Organization (WHO). Diakses pada 2024. Air Pollution. 

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp