halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Terapi Okupasi

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

Pengertian Terapi Okupasi

Terapi okupasi adalah prosedur perawatan khusus yang dilakukan kepada seseorang yang mengalami masalah kesehatan tertentu, agar bisa mendapatkan harapan positif. Melalui terapi, diharapkan pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari yang sebelumnya tak bisa dilakukannya seorang diri. 

Entah itu untuk melakukan perawatan diri (makan, mandi, dan berpakaian), pengembangan diri (membaca, berhitung, maupun bersosialisasi), latihan fisik (melatih gerakan sendi, kekuatan otot, dan kelenturan), menggunakan alat bantu, atau kegiatan lainnya.

Mengapa Melakukan Terapi Okupasi?

Terapi okupasi dilakukan pada orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus agar dapat kembali melakukan aktivitas dengan normal. Meski demikian, pengidap tetap dianjurkan untuk mendapatkan saran dari dokter dan anggota keluarga sebelum memutuskan untuk melakukan terapi okupasi. 

Sebab, dokter akan melakukan identifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui sejauh mana pasien mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Berikut adalah beberapa kondisi yang membutuhkan terapi okupasi:

  • Orang-orang yang sedang dalam masa pemulihan dan kembali bekerja setelah mengalami cedera yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.
  • Orang-orang yang terlahir dengan gangguan mental dan fisik. Selain itu, terapi juga dilakukan pada seseorang yang tiba-tiba mengalami kondisi kesehatan serius, seperti stroke, serangan jantung, cedera otak, dan amputasi.
  • Pengidap penyakit kronis, seperti arthritis, multiple sclerosis, ataupun penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
  • Pengidap kesehatan mental atau masalah perilaku, seperti penyakit Alzheimer, stres pascatrauma, gangguan makan, dan penyalahgunaan obat-obatan.
  • Orang-orang yang memiliki ketidakmampuan belajar atau mengalami perkembangan yang tidak normal.

Selain berbagai kondisi tersebut, anak-anak yang mengidap gangguan kesehatan tertentu juga dapat melakukan terapi okupasi. Misalnya, mereka yang mengidap sindrom Down, spina bifida, hingga ketidakmampuan belajar.

Baca juga kondisi yang membutuhkan terapi ini:

  • Penyakit Paru Kronis
  • Stroke
  • Alzheimer
  • Sindrom Down
  • Spina Bifida

Kapan Harus Melakukan Terapi Okupasi?

Terapi okupasi dilakukan untuk seseorang yang mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Terapi harus dilakukan secara rutin untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Umumnya, terapi okupasi dilakukan tiga kali dalam seminggu. 

Bagaimana Terapi Okupasi Dilakukan?

Pelaksanaan terapi okupasi tentunya disesuaikan dengan kebutuhan pasien yang hendak menjalani terapi tersebut. Sebab, terapi ini bertujuan untuk membantu pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari dengan lancar dan mandiri. Berikut beberapa layanan dari terapi okupasi:

  • Evaluasi yang Bersifat Individual

Dalam layanan evaluasi individual ini, pengidap, keluarga, dan dokter spesialis bersama-sama menentukan tujuan yang ingin dicapai dari pemberlakuan terapi okupasi.

  • Rancangan Intervensi

Rancangan intervensi biasanya dilakukan dengan melibatkan dokter. Misalnya, intervensi yang disusun khusus dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien yang menjalani terapi. Peningkatan kemampuan tersebut diperlukan guna membantu pasien melakukan kegiatannya sehari-hari.

  • Evaluasi Hasil

Terakhir, evaluasi hasil yang dilakukan untuk memastikan bahwa terapi okupasi yang sudah dijalani telah sesuai dengan tujuan. Evaluasi ini juga diperlukan agar dokter dapat membuat rencana lain sehingga tujuan atau hasil terapi bisa menjadi lebih baik lagi.

Adakah Efek Samping dari Terapi Okupasi?

Terapi okupasi sebenarnya merupakan prosedur yang aman dilakukan dan minum efek samping. Meski begitu, ada pula beberapa pasien yang mengalami keluhan seperti nyeri otot, sakit pada dada, dan merasa kebingungan setelah menjalani terapi. 

Di Mana Melakukan Terapi Okupasi?

Terapi okupasi tak harus dilakukan di rumah sakit, sebab terapi ini bisa dilakukan di rumah atau lingkungan yang diinginkan pasien dengan tetap didampingi oleh dokter dan tenaga medis lainnya.

Misalnya di tempat kerja, sekolah, atau rumah. Meski begitu, kebanyakan terapi okupasi memang lebih sering dilakukan di rumah sakit. 

Kamu bisa konsultasi dengan dokter di Halodoc✔️ terkait melakukan terapi ini untuk kebutuhan kondisi kesehatanmu dan keluarga.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. What Is Occupational Therapy?
NHS UK. Diakses pada 2022. Health A – Z. Occupational Therapy.
Patients Like Me. Diakses pada 2022. What is Occupational Therapy?

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp