Trypophobia

Pengertian Trypophobia
Trypophobia adalah perasaan jijik atau ketakutan berlebihan saat melihat pola dengan banyak lubang. Pola ini misalnya seperti sarang madu, spons atau bunga matahari.
Kondisi ini sebenarnya termasuk gangguan kecemasan terhadap suatu objek. Supaya tidak semakin parah, pengidap sebaiknya menjalani terapi secara berkala.
Penyebab Trypophobia
Para ahli mengatakan bahwa penyebab trypophobia sebenarnya tidak pasti. Satu teori mengatakan bahwa otak mengasosiasikan kumpulan lubang dengan bahaya.
Misalnya, kamu mungkin mengaitkan pola lubang kecil dengan kulit ular berbisa atau mata tarantula. Atau lubang tersebut mungkin mengingatkan kamu terhadap penyakit kulit atau ruam kulit.
Teori lain adalah bahwa otak menggunakan lebih banyak energi dan oksigen untuk memproses pola berlubang sehingga memicu perasaan tertekan. Nah, kondisi tersebut sebenarnya juga bisa menjadi ciri obsessive compulsive disorder (OCD). Nah, ini Fakta Mengenai Trypophobia yang Perlu Diketahui.
Faktor Risiko Trypophobia
Meskipun penyebabnya belum pasti, terdapat sejumlah faktor yang membuat seseorang rentan mengalaminya:
1. Faktor genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan genetik untuk mengembangkan trypophobia. Jika ada riwayat keluarga dengan gangguan tersebut, seseorang mungkin lebih rentan mengalaminya.
2. Pengalaman traumatis
Memiliki pengalaman traumatis yang berkaitan dengan pola-pola berlubang atau berongga juga bisa menyebabkan seseorang mengalami fobia ini.
Misalnya, jika seseorang pernah mengalami gigitan serangga yang menyebabkan sensasi gatal atau infeksi, hal ini dapat memicu rasa takut terhadap pola-pola berlubang.
3. Pembelajaran dan persepsi
Pola-pola berlubang sering kali dikaitkan dengan sesuatu yang berbahaya atau menjijikkan dalam pikiran seseorang.
Apabila seseorang terus-menerus terpapar dengan asosiasi negatif tersebut, hal ini bisa membentuk persepsi negatif terhadap pola-pola berlubang. Alhasil, orang tersebut rentan mengalami trypophobia.
4. Perilaku peniruan
Pengamatan orang lain yang memiliki ketakutan terhadap pola-pola berlubang dapat memengaruhi seseorang untuk mengembangkan trypophobia.
Misalnya, jika seseorang melihat reaksi takut yang kuat dari orang lain terhadap gambar pola-pola berlubang, mereka dapat meniru perilaku tersebut dan mengembangkan ketakutan yang serupa.
5. Tingkat kecemasan dan sensitivitas
Seseorang yang memiliki tingkat kecemasan atau sensitivitas sensorik tinggi mungkin lebih rentan terhadap trypophobia. Sebab, mereka cenderung mudah terangsang dengan visual yang intens atau berbeda dari yang biasa, termasuk pola-pola berlubang.
Gejala Trypophobia
Saat fobia ini muncul, pengidapnya akan mengalami gejala berikut:
- Panas dingin.
- Tersedak atau mulut kering.
- Napas cepat dan detak jantung.
- Perasaan jijik atau teror yang intens.
- Kulit pucat.
- Berkeringat banyak (hiperhidrosis).
- Mual.
- Gemetar atau gemetar.
Diagnosis Trypophobia
American Psychiatric Association (APA) tidak memasukan tipe fobia ini sebagai kelainan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental. Pasalnya, kondisi ini seringkali hanya menimbulkan ketidaknyamanan dan tidak melemahkan.
Karena tidak dikenali sebagai kelainan atau masalah kesehatan mental, tidak ada kriteria yang bisa menetapkan seseorang terdiagnosis trypophobia ini. Namun, ada tes trypophobia online yang bertujuan untuk penelitian saja.
Tes ini bisa menentukan apakah kamu mengalami ketakutan ini. Langkah-langkahnya yaitu:
- Menampilkan berbagai gambar masing-masing selama satu hingga delapan detik. Beberapa gambar memiliki pola atau kumpulan lubang, sementara beberapa lainnya tidak.
- Meminta pasien memperkirakan berapa lama bisa melihat setiap gambar.
- Membandingkan perkiraan pasien untuk melihat gambar trypophobic dan gambar netral (yang tidak berlubang). Kemudian, pasien akan dinilai berdasarkan rasio pada akhir pengujian.
- Rasio yang lebih tinggi dari dua dapat mengindikasikan trypophobia.
Pengobatan Trypophobia
Apabila kondisi ini mengganggu aktivitas sehari-hari, kemungkinan kamu perlu mendapatkan terapi paparan. Perawatan ini dengan cara memaparkan pasien dengan pemicu trypophobia.
Selama paparan, terapis akan membantu kamu untuk mengelola reaksi ketakutan. Perawatan yang termasuk dalam terapi bicara (psikoterapi) ini mayoritas sangat membantu pengidapnya.
Berikut manfaat lainnya:
- Mengajari pasien teknik pernapasan dan relaksasi sebelum dan selama pemaparan.
- Menampilkan gambar atau video pola berlubang sambil membantu pasien mengelola respons.
- Perluas eksposur secara bertahap hingga pasien berani menyentuh atau memegang pola berlubang, seperti spons.
- Pasien juga bisa mendapatkan terapi perilaku kognitif (CBT). Tujuannya untuk mengubah persepsi dan respons terhadap situasi yang memicu trypophobia.
Lantas, Kapan Pengidap Trypophobia Perlu Terapi?
Komplikasi Trypophobia
Dalam situasi ekstrem, trypophobia dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja, bersekolah, atau bersosialisasi. Dalam kasus yang parah, fobia ini bisa menyebabkan:
- Depresi.
- Peningkatan stres dan lekas marah.
- Insomnia atau masalah tidur.
- Serangan panik.
Pencegahan Trypophobia
Meskipun tidak ada cara yang pasti untuk mencegah fobia ini, terdapat beberapa tips yang bisa kamu coba untuk mengatasi gejalanya:
1. Edukasi
Pelajari lebih lanjut tentang trypophobia dan pahami bahwa ketakutan tersebut tidak berbahaya atau tidak rasional. Hal ini bisa sangat membantu mengurangi kecemasan.
Dengan mengetahui fakta-fakta tersebut, kamu dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kondisi ini.
2. Terapi perilaku kognitif
Mengikuti sesi terapi perilaku kognitif juga bisa membantu pengidap. Lewat terapi ini, psikiater bisa mengidentifikasi pola pikir negatif dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif.
Alhasil, pasien bisa mengubah perilaku yang terkait dengan ketakutan tersebut.
3. Relaksasi dan teknik pernapasan
Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau teknik pernapasan juga bisa mengurangi kecemasan dan ketegangan saat berhadapan dengan pemicu fobia. Latihan ini bisa membuat pengidapnya tenang dan bisa mengontrol respons emosional.
4. Menghindari pemicu
Apabila kamu mengetahui hal-hal yang bisa memicu fobia, seperti gambar-gambar dengan pola berlubang, cobalah untuk menghindarinya sebisa mungkin.
5. Dukungan sosial
Mencari dukungan dari teman, keluarga, atau kelompok dukungan yang memahami fobia ini juga bisa membantu kamu dalam mengatasi kecemasan dan memberikan rasa nyaman.
Berbagi pengalaman dengan orang lain yang mengalami hal serupa juga bisa membantu kamu merasa lebih terhubung dan mendapatkan strategi yang tepat untuk mengatasinya.
6. Menggunakan teknik desensitisasi
Cara ini dilakukan dengan memaparkan langsung dengan pemicu fobia dengan bantuan psikiater.
Dalam sesi terapi yang terarah, kamu akan diperkenalkan secara perlahan kepada gambar atau objek yang memicu ketakutan. Tujuannya untuk membiasakan diri dengan stimulus tersebut dan mengurangi respons negatif.
Kapan Harus ke Dokter?
Temui dokter apabila kamu mengidap fobia yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika punya pertanyaan soal jenis fobia ini, kamu bisa bertanya-tanya dengan psikiater di Halodoc!

Referensi:
Everyday Health. Diakses pada 2023. What Is Trypophobia? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Trypophobia.
Healthline. Diakses pada 2023. Everything You Need to Know About Trypophobia (Fear of Holes).
Topik Terkini
Artikel Terkait





