Ketahui Perbedaan antara Orchitis Virus dan Orchitis Bakteri

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 April 2019
Ketahui Perbedaan antara Orchitis Virus dan Orchitis BakteriKetahui Perbedaan antara Orchitis Virus dan Orchitis Bakteri

Halodoc, Jakarta - Penyakit orchitis mungkin terdengar asing di telinga kamu. Sebenarnya, orchitis adalah peradangan yang terjadi pada salah satu atau kedua testis. Gangguan kesehatan ini dikaitkan dengan infeksi virus maupun bakteri. Kontaminasi bakteri terjadi karena penyakit menular seksual, sementara kontaminasi virus bisa terjadi karena virus penyakit gondong.

Tidak hanya itu, epididimitis juga sangat erat hubungannya dengan peradangan testis yang terjadi karena bakteri. Epididimitis adalah gangguan yang terjadi epididimis yang berfungsi untuk tempat penyimpanan dan penyaluran sperma. Orchitis menimbulkan rasa sakit dan berisiko pada kesuburan, yang berlangsung hingga beberapa minggu.

Perbedaan Orchitis Virus dan Orchitis Bakteri

Sebenarnya, apa yang membedakan peradangan testis karena infeksi virus maupun bakteri? Pada dasarnya, bakteri yang menyebabkan orchitis adalah E. coli, Staphylococcus, dan Streptococcus. Pada beberapa kondisi, orchitis sering terjadi bersamaan dengan infeksi pada prostat, begitu pula dengan epididimitis.

Baca juga: Ini Sebutan Lain untuk Penyakit Orchitis

Bakteri lain yang bisa menyebabkan terjadi peradangan testis adalah bakteri yang turut berperan dalam penyakit menular seksual, seperti sifilis, klamidia, dan gonore. Infeksi ini lebih sering terjadi pada pira antara 19 hingga 35 tahun yang aktif secara seksual, terlebih dengan mereka yang cenderung sering bergantung pasangan dan tidak menggunakan pengaman.

Sementara itu, peradangan pada testis akibat virus bisa terjadi karena virus gondong yang paling sering terjadi pada anak laki-laki berusia di bawah 10 tahun. Gejala pertama biasanya akan timbul antara 4 hingga 6 hari setelah penyakit gondok terjadi. Inilah mengapa anak laki-laki penting untuk mendapatkan imunisasi gondok pada rentang usia di bawah 10 tahun.

Vaksinasi yang tidak dilakukan pada laki-laki dewasa akan semakin meningkatkan risiko terjadinya orchitis yang tidak menular secara seksual. Begitu pula jika kamu berusia lebih dari 45 tahun, pernah atau sedang mengalami infeksi saluran kemih, atau terlalu sering menggunakan kateter.

Baca juga: Ketahui Penularan Penyakit Orchitis yang Harus Diwaspadai

Tidak hanya mengakibatkan terjadinya infertilitas pada laki-laki, radang testis yang tidak segera ditangani turut memicu terjadinya atrofi testis dan abses skrotum. Atrofi testis adalah kondisi menyusutnya ukuran testis, sementara abses skrotum merupakan kondisi ketika jaringan yang terkena infeksi telah dipenuhi dengan nanah.

Tindakan Penanganan dan Pencegahannya

Sebenarnya, belum ada obat yang bisa mengatasi terjadinya orchitis. Tetapi, penyakit ini bisa mereda dan berkurang dengan sendirinya. Agar gejalanya tidak semakin memburuk, gunakan obat penghilang rasa sakit atau mengompresnya dengan es. Namun, tetap sabar, karena percobaan ini memakan waktu berminggu-minggu.

Beritahukan pada dokter apabila kamu mengidap orchitis, karena pasangan kamu juga perlu mendapatkan perawatan. Ketika kamu sedang menjalani pengobatan, hindari untuk berhubungan intim terlebih dahulu dan mengangkat benda-benda yang berat. Hindari pula berhubungan intim dengan berganti pasangan.

Baca juga: Waspada, Ini 10 Gejala Orchitis yang Butuh Penanganan Khusus

Itu tadi perbedaan singkat antara orchitis bakteri dan orchitis virus. Jangan abaikan jika kamu mengalami nyeri pada testis, bisa jadi organ reproduksi kamu tersebut mengalami peradangan dan membutuhkan perhatian. Jangan menunda untuk bertanya pada dokter, karena melalui aplikasi Halodoc, bertanya apa saja tentang kesehatan tubuh pada dokter menjadi semakin mudah. Download saja aplikasi Halodoc di ponsel kamu dan buktikan sendiri, ya!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan