Konjungtivitis Virus, Penyakit Mata Apa Itu?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   01 Maret 2021
Konjungtivitis Virus, Penyakit Mata Apa Itu?Konjungtivitis Virus, Penyakit Mata Apa Itu?

Halodoc, Jakarta - Konjungtivitis virus menjadi jenis konjungtivitis yang sangat menular yang disebabkan oleh virus, seperti adenovirus atau virus herpes simpleks (HSV). Kondisi ini terjadi ketika infeksi virus menyebabkan peradangan pada konjungtiva, selaput yang melapisi bagian putih mata. Sebagian besar virus yang menyebabkan konjungtivitis menyebar melalui kontak tangan ke mata melalui benda yang telah terkontaminasi virus tersebut.

Gejala konjungtivitis virus dapat disertai flu atau kondisi lain, termasuk hidung pilek dan berair, sensitivitas cahaya, dan iritasi mata secara umum. Konjungtivitis virus umumnya dimulai di satu mata kemudian menyebar ke mata lainnya. Gejala yang umum termasuk:

  • Iritasi mata berwarna merah muda atau kemerahan.
  • Keluarnya cairan dari mata yang mungkin disertai dengan sedikit lendir.
  • Nyeri ringan, mata tidak nyaman, dan sensasi terbakar.
  • Sensitivitas cahaya.
  • Kerak yang terdapat di sekitar kelopak mata saat bangun tidur.
  • Kelopak mata bengkak.

Baca juga: Macam-Macam Penyebab Konjungtivitis yang Perlu Diwaspadai

Penyebab Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis virus paling sering disebabkan oleh adenovirus yang menyebabkan flu biasa dan infeksi saluran pernapasan atas lainnya. Konjungtivitis yang disebabkan oleh adenovirus terbagi menjadi dua jenis:

  • Demam faringokonjungtiva. Jenis ini umumnya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Gejalanya mirip dengan gejala flu biasa, seperti sakit tenggorokan atau sakit kepala.
  • Keratokonjungtivitis epidemik. Jenis ini bisa berkembang lebih parah dan memengaruhi kornea mata dan sangat berpotensi menyebabkan masalah penglihatan jangka panjang. 

Selain adenovirus, konjungtivitis virus juga dapat disebabkan oleh:

  • Virus rubella.
  • Virus Rubeola, yang menyebabkan campak.
  • Virus herpes simpleks.
  • Virus varicella-zoster, yang juga menyebabkan cacar air dan herpes zoster.
  • Virus Epstein-Barr, yang juga menyebabkan infeksi mononukleosis.
  • Picornaviruses.

Perlu diketahui bahwa konjungtivitis virus sangat menular. Penularan bisa terjadi melalui paparan langsung pada seseorang dengan infeksi saluran pernapasan atas. Kontak dengan air mata yang menular, kotoran mata, wajah, atau kotoran dari hidung juga dapat mencemari tangan. Infeksi bisa terjadi ketika kamu menggosok mata tanpa mencuci tangan.

Baca juga: Begini Cara Penularan Konjungtivitis Penyebab Mata Merah

Terkait kasus yang lebih ringan, konjungtivitis virus sebenarnya tidak memicu terjadinya komplikasi kesehatan serius yang berlangsung lama. Beberapa kasus yang disebabkan oleh virus, seperti herpes simplex atau virus varicella zoster, yang menyebabkan cacar air, berpotensi mengakibatkan masalah mata yang terus berlanjut jika tidak ditangani dengan benar. 

Selain itu, konjungtivitis virus pada bayi baru lahir atau pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti pengidap HIV dapat mengalami infeksi yang lebih parah. Kamu perlu bertanya langsung pada dokter jika mengalami salah satu dari gejala berikut ini:

  • Kemerahan ekstrim, terutama jika terjadi hanya pada satu mata.
  • Sakit mata yang parah.
  • Ketidakmampuan untuk membuka satu mata.
  • Sensitivitas cahaya yang parah.
  • Gangguan penglihatan dan ketidakmampuan untuk melihat dengan jelas.

Kamu bisa download dan menggunakan aplikasi Halodoc untuk tanya jawab dengan dokter. Biasanya, dokter akan memberikan resep untuk mengurangi gejala yang kamu rasakan. Kamu tak perlu ke apotek, karena obat bisa langsung dibeli melalui layanan pharmacy delivery di aplikasi Halodoc

Baca juga: Ketahui Penanganan Konjungtivitis Penyebab Mata Merah

Penanganan dan Pencegahan Penularan

Tanpa pengobatan, konjungtivitis virus dapat hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari atau hingga dua minggu. Dokter mungkin akan menyarankan kamu melakukan perawatan di rumah guna meringankan gejala dan mencegah terjadinya kekambuhan, seperti:

  • Mengompres hangat atau dingin pada kelopak mata tertutup tiga atau empat kali sehari. Memberikan kompres hangat membantu mengurangi penumpukan cairan yang lengket di kelopak mata atau kerak yang terbentuk di bulu mata, sedangkan kompres dingin membantu meredakan gatal dan peradangan.
  • Hindari lensa kontak dan kenakan kacamata selama 10 sampai 12 hari atau sampai kondisinya teratasi. Lensa kontak yang sudah dipakai sebelumnya mungkin menjadi sumber infeksi ulang. Dokter mungkin meminta kamu untuk mendesinfeksi dengan hati-hati atau membuangnya, bahkan beserta tempat penyimpanannya.

Kamu juga disarankan untuk tidak datang ke tempat kerja sampai mata tidak lagi tampak memerah dan teriritasi serta kotoran tidak lagi terlihat. Sementara untuk anak, aman untuk kembali sekolah setelah air mata dan cairan keluar sudah bersih.

Pastikan kamu disiplin mempraktikkan kebersihan yang baik, mulai dari mencuci tangan secara teratur untuk menghindari menyentuh permukaan dan peralatan umum, selama berada di dekat orang lain untuk mencegah penyebaran virus. Perlu diingat bahwa penyebaran virus sangat mungkin terjadi selama kamu memiliki gejala.



Referensi:
Verywell Health. What Is Viral Conjunctivitis?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan