Konsumsi Obat Bisa Sebabkan Bradikardia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 Oktober 2018
Konsumsi Obat Bisa Sebabkan BradikardiaKonsumsi Obat Bisa Sebabkan Bradikardia

Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu merasakanan denyut jantung berdenyut lambat, sesak napas, dan sakit kepala. Bisa jadi kamu sedang mengalami bradikardia. Kondisi ini diindikasikan dengan detak jantung yang lebih lambat dari biasanya. Melambatnya detak jantung seseorang umumnya tidak menimbulkan gejala. Namun, jika melambatnya detak jantung sering terjadi dan disertai gangguan irama jantung, hal ini akan berdampak pada organ dan jaringan tubuh lain yang tidak terpenuhi pasokan darahnya.

Setiap orang memiliki detak jantung yang berbeda, tergantung pada usianya. Berikut ini merupakan detak jantung normal seseorang berdasarkan usianya:

Dewasa: berdetak 60-100 kali per menit.

Anak-anak usia 1-12 tahun: berdetak 80-110 kali per menit.

Bayi (kurang dari 1 tahun): berdetak 100-160 kali per menit.

Normal atau tidaknya detak jantung bisa diketahui dengan cara menghitung denyut nadi pada pergelangan tangan selama 1 menit. Namun, untuk mengetahui secara tepat, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter.

Gejala Bradikardia

Biasanya, detak jantung yang melambat tidak menimbulkan gejala. Namun jika sering terjadi dan disertai dengan aritmia, detak jantung yang lambat akan menimbulkan gangguan pada organ dan jaringan tubuh yang tidak terpenuhi pasokan darahnya. Ketika pasokan darah ke organ atau jaringan tubuh terganggu, biasanya akan muncul gejala seperti:

1. Pusing.

2. Sesak napas.

3. Nyeri dada.

4. Pingsan.

5. Merasa kebingungan.

6. Mudah lelah.

7. Sianosis (warna kulit kebiruan).

8. Kulit pucat.

9. Gangguan penglihatan.

10. Nyeri di perut.

11. Sakit kepala.

12. Sakit pada rahang atau lengan.

13. Lemas.

Penyebab Bradikardia

Detak jantung yang melambat masih bisa dikatakan normal jika itu terjadi pada remaja, atlet, atau orang yang sedang tidur. Namun, jika kondisi tersebut sering terjadi dan menimbulkan gejala berupa sakit kepala atau sesak napas, kemungkinan disebabkan oleh adanya gangguan aktivitas listrik pada jantung yang berperan sebagai pengatur detak jantung.

Penyebab gangguan aliran listrik pada jantung pun dapat berbeda-beda pada setiap orang. Kebiasaan merokok dan konsumsi obat yang berlebihan merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan listrik di jantung. Kebiasaan tersebut juga dapat menyebabkan detak jantung melambat. Beberapa penyebab lain dari bradikardia di antaranya:

1. Bertambahnya usia.

2. Mengonsumsi obat-obatan, seperti obat golongan penghambat beta atau digoxin.

3. Komplikasi akibat operasi jantung.

4. Tergigit atau tersengat binatang laut.

5. Memiliki kondisi tertentu, seperti tekanan darah rendah, serangan jantung, penyakit bawaan, miokarditis, hipotiroidisme, anoreksia, kalium berlebih dalam darah, perdarahan otak (subarachnoid), stroke, suhu tubuh yang rendah, dan sleep apnea.

Cara Mengetahui Bradikardia

Kamu sebenarnya bisa menghitung dan merasakan sendiri detak jantung kamu. Cara mengecek detak jantung dengan merasakan denyut nadi di pergelangan tangan atau leher menggunakan 2 jari. Rasakan denyut nadi yang berdetak di sana. Ketika kamu sudah bisa merasakan denyut nadi, kemudian hitung denyutan selama 15 detik. Lalu, hasil denyutan yang kamu hitung dikalikan dengan angka 4 dan kamu sudah mendapatkan detak jantung per menit.

Selain itu, jika kamu sudah sering merasakan gejala-gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya kamu juga memeriksakan diri ke dokter. Dokter biasanya akan mendiagnosis pasien yang mungkin mengalami bradikardia dengan menggunakan alat elektrokardiogram (EKG). Alat ini berfungsi sebagai pengukur sinyal listrik yang mengatur ritme dan detak jantung dalam tubuh.

Pencegahan bradikardia dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Hindari merokok, jaga berat badan ideal, serta konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan rendah garam. Jika perlu, lakukan pemeriksaan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah secara rutin ke dokter.

Kamu juga bisa berdiskusi dengan dokter di Halodoc. Diskusi dengan dokter lebih praktis melalui aplikasi Halodoc, karena bisa dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana pun. Segera download aplikasinya di Google Play atau App Store, ya!

Baca juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan