Mengidap Anemia Pernisiosa, Apakah Berbahaya?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   30 April 2019
Mengidap Anemia Pernisiosa, Apakah Berbahaya?Mengidap Anemia Pernisiosa, Apakah Berbahaya?

Halodoc, Jakarta - Secara umum anemia adalah kondisi tubuh mengalami kekurangan sel darah merah yang mengandung hemoglobin yang berfungsi menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya tubuh menjadi lesu dan wajah tampak pucat.

Ada jenis anemia lainnya yang bisa menyerang, yaitu anemia pernisiosa. Pengidap anemia pernisiosa tidak dapat membuat cukup sel darah merah yang sehat karena kekurangan vitamin B12.

Vitamin B12 adalah nutrisi yang terdapat dalam beberapa jenis makanan dan tubuh membutuhkannya untuk membuat sel-sel darah merah yang sehat serta menjaga sistem saraf agar bekerja dengan optimal. Penyebabnya adalah faktor pengidapnya tidak memiliki protein tertentu dalam perut mereka. Namun, kondisi dan faktor lainnya seperti infeksi, operasi, obat-obatan, dan diet, juga memicu kekurangan vitamin B12.

Baca Juga: Tak Mampu Membuat Cukup Sel Darah Merah, Ini Penyebab Anemia Pernisiosa

Lantas, Apakah Kondisi Ini Tergolong Berbahaya?

Pernisiosa artinya “mematikan”, jadi saat teknologi kedokteran belum semaju sekarang, pengidap anemia pernisiosa tidak bisa diselamatkan karena perawatan vitamin B12 belum tersedia. Namun kini, anemia pernisiosa bisa diatasi dengan diberikan pil atau suntikan vitamin B12.

Selain itu, jika pengidapnya mendapatkan perawatan tepat yang berkelanjutan, ia bisa hidup dengan normal dan merasa baik-baik saja. Jika kondisi ini tidak mendapat pertolongan, beberapa masalah serius bisa menimpanya. Mulai dari gangguan pada hati, saraf, dan bagian lain dari tubuh. Parahnya lagi, beberapa masalah ini kemungkinan bersifat permanen.

Baca Juga: Perlu Tahu, Tes untuk Mendiagnosis Anemia Pernisiosa

Apa Gejalanya?

Gejala penyakit ini dapat berkembang perlahan sesuai dengan beratnya kekurangan vitamin B12. Gejala yang dirasakan mereka yang mengidap anemia pernisiosa, antara lain:

  • Merasa lemas atau lemah.

  • Rasa kesemutan atau baal pada tangan dan kaki.

  • Muntah.

  • Mudah lupa atau bingung.

  • Sulit konsentrasi.

  • Mual.

  • Gangguan suasana hati.

  • Pusing atau sakit kepala.

  • Nyeri dada.

  • Pingsan.

  • Tidak nafsu makan.

Adakah Kiat Mencegahnya?

Penyakit ini bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. Caranya antara lain:

  • Konsumsi Makanan Sehat

Salah satu perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit anemia pernisiosa dengan mengubah pola makan menjadi lebih sehat. Ini bisa dimulai dengan membiasakan diri mengonsumsi makanan sehat, terutama jenis makanan yang banyak mengandung vitamin B12, misalnya daging, susu, keju, sereal, dan makanan dari kedelai, yaitu tempe atau tahu.

  • Menjaga Kesehatan Saluran Cerna

Mencegah anemia pernisiosa dilakukan dengan menjaga kesehatan saluran cerna. Masalah atau gangguan pada saluran cerna bisa meningkatkan risiko seseorang terserang penyakit anemia pernisiosa.

  • Menghindari Penyakit Tertentu

Faktanya, anemia juga bisa terjadi sebagai komplikasi dari penyakit tertentu, salah satunya malaria. Maka dari itu, cara terbaik untuk mencegah anemia pernisiosa adalah dengan menjauhi penyebab dari penyakit-penyakit yang bisa meningkatkan risiko penyakit ini.

Baca Juga: Begini Perbedaan Gejala Anemia Aplastik dengan Anemia Pernisiosa

Kalau ingin mengetahui lebih banyak informasi tentang anemia pernisiosa serta pengobatan dan pencegahan yang bisa dilakukan, kamu bisa tanyakan langsung ke dokter terpercaya di Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Talk to a Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan