Penanganan Hipogonadisme pada Pria

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   25 Juli 2019
Penanganan Hipogonadisme pada PriaPenanganan Hipogonadisme pada Pria

Halodoc, Jakarta – Ketika hormon testosteron pria tidak cukup diproduksi, maka akan menimbulkan kondisi yang disebut hipogonadisme. Kurangnya hormon testosteron tentu bisa memengaruhi jumlah sperma yang dihasilkan pria. Untuk mengobati hipogonadisme, perawatannya tergantung pada penyebabnya

Baca Juga: Kenali 2 Tipe dari Hipogonadisme

Ada banyak hal yang bisa memicu terjadinya hipogonadisme. Hipofisis, masalah kesuburan dan kegagalan testis bisa menjadi salah satu penyebabnya. Berikut ini perawatan yang bisa dilakukan berdasarkan penyebab-penyebabnya.

Penanganan Hipogonadisme pada Pria

Berikut ini penanganan hipogonadisme pada pria berdasarkan penyebabnya. 

1. Penggantian Hormon

Penggantian hormon biasanya dilakukan pada kasus hipogonadisme yang disebabkan oleh kegagalan testis. Dokter akan menggunakan terapi penggantian hormon testosteron atau testosterone replacement therapy (TRT). TRT dapat mengembalikan kekuatan otot dan mencegah pengeroposan tulang. Selain itu, pria yang menerima TRT mungkin mengalami peningkatan energi, dorongan seks, fungsi ereksi dan peningkatan libido.

2. Hormon Hipofisis

Jika masalah hipofisis adalah penyebabnya, maka pemberian hormon hipofisis dapat bekerja untuk merangsang produksi sperma dan mengembalikan kesuburan. Kalau kamu punya pertanyaan terkait ini, bicara saja dengan dokter Halodoc. Download Halodoc disini.

3. Teknologi Reproduksi Berbantuan

Meskipun tidak ada pengobatan yang efektif untuk mengembalikan kesuburan pada pria pengidap hipogonadisme, teknologi reproduksi berbantuan bisa membantu mengobati hipogonadisme. Teknologi ini dirancang untuk membantu pasangan yang sulit mencapai konsepsi.

Selain ketika perawatan tersebut, pemberian hormon testosteron juga bisa dilakukan guna meningkatkan massa otot, pertumbuhan rambut janggut dan rambut kemaluan, serta pertumbuhan penis. Berikut ini jenis terapi penggantian hormon testosteron yang bisa dilakukan.

Jenis Terapi Penggantian Testosteron

Pada tahap awal, pemberian hormon testosteron akan diberikan dalam dosis rendah dan akan meningkat secara bertahap. Ini bertujuan untuk menghindari efek samping dan meningkatkan hormon testosteron secara perlahan. Terapi yang dipilih tergantung pada preferensi seseorang efek samping dan biaya. Metodenya dapat meliputi:

Baca Juga: Ketahui Prosedur Diagnosis Hipogonadisme

1. Injeksi

Suntikan testosteron, seperti testosteron cypionate, testosterone enanthate adalah jenis yang aman dan efektif meningkatkan seksual seseorang. Hormon dapat diberikan melalui suntikan ke dalam otot. Efek sampingnya dapat berfluktuasi tergantung dosis dan frekuensi suntikan.

Pengidap dan anggota keluarga dapat belajar untuk memberikan suntikan TRT di rumah. Apabila masih ragu-ragu dan merasa tidak nyaman menyuntikkan diri sendiri, sebaiknya minta bantuan perawat atau dokter.

2. Patch

Hormon testosteron ternyata telah tersedia dalam bentuk patch. Patch bisa ditempelkan setiap malam di punggung, perut, lengan atas, atau paha. Patch dapat diputar untuk mempertahankan interval selama tujuh hari setelah penempelan di tempat yang sama, untuk mengurangi reaksi kulit

3. Gel

Hormon testosteron juga tersedia dalam bentuk gel dan banyak cara untuk mengaplikasikannya. Cara pengaplikasiannya tergantung pada merek hormon tersebut. Pengidap dapat mengoleskan gel testosteron ke kulit di lengan atau bahu bagian atas atau di oleskan dengan aplikator di bawah setiap ketiak atau pompa di paha depan.

Baca Juga: Pria dengan Kondisi Ini Berisiko Terkena Hipogonadisme

Saat gel mengering, tubuh otomatis menyerap testosteron melalui kulit. Namun, mengoleskan gel terapi penggantian testosteron ternyata dapat menyebabkan reaksi kulit yang lebih sedikit daripada patch. Hindari mandi selama beberapa jam setelah mengoleskan gel untuk memastikan gel telah diserap sempurna. Hindari kontak kulit ke kulit sampai gel benar-benar kering atau menutupi area setelah aplikasi.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan