Kenali Penyebab dan Penanganan Mata Plus (Rabun Dekat) pada Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   25 Desember 2018
Kenali Penyebab dan Penanganan Mata Plus (Rabun Dekat) pada AnakKenali Penyebab dan Penanganan Mata Plus (Rabun Dekat) pada Anak

Halodoc, Jakarta – Rabun dekat atau hipermetropia adalah gangguan penglihatan yang menyebabkan pengidap sulit melihat objek yang jaraknya dekat dengan jelas sehingga benda yang tampak di depannya terlihat samar-sama saja. Kebanyakan kondisi ini biasanya terjadi pada orang dewasa yang menginjak usia 40 tahun ke atas. Namun, pada kondisi tertentu, anak-anak dapat mengalami kondisi ini. Selain itu, untuk mengatasi kondisi ini, tidak ada obat rabun dekat yang dikenal ampuh mengatasinya, pengidap bisa memakai alat bantu seperti kacamata dan lensa kontak atau melakukan operasi lasik.

Rabun dekat terjadi akibat bola mata terlalu pendek, sehingga kornea kurang melengkung atau terlalu datar, atau bisa karena lensa mata tidak mampu fokus sebagaimana mestinya. Akibatnya, cahaya yang seharusnya jatuh tepat di retina jatuh atau terfokus di belakang retina sehingga menyebabkan penglihatan menjadi tampak buram. Bayi atau anak yang mengidap kelainan ini biasanya dapat sembuh saat beranjak dewasa. Rabun dekat yang mereka alami biasanya terjadi karena organ penglihatan mereka masih berkembang.

Penanganan Rabun Dekat

Seperti yang disebutkan sebelumnya, tidak ada obat rabun dekat khusus yang akan diresepkan untuk mengatasi masalah penglihatan ini. Apabila ada, hanya suplemen untuk mendukung kinerja mata secara keseluruhan. Jika rabun dekat terjadi pada anak, maka ia wajib mendapatkan perawatan yang tepat. Penglihatan yang baik diperlukan untuk perkembangan anak.

Kondisi yang mengganggu indra penglihatan dapat berdampak pada berbagai masalah keterampilan dasar dan aktivitas anak. Mata plus mampu dibantu dengan cara berikut ini:

  • Kacamata

Kacamata adalah salah satu alat bantu penglihatan yang cocok untuk digunakan anak-anak. Memilih kacamata anak yang tepat penting bagi anak-anak dengan mata plus. Berikut ini beberapa tipsnya:

  • Orang tua dapat memilih bingkai dan lensa kacamata dari plastik yang anti-gores untuk anak-anak agar tidak mudah rusak atau pecah karena aktivitas mereka.

  • Bisa dipertimbangkan juga lensa kacamata dari polikarbonat yang tidak mudah hancur terutama bagi anak yang aktif. Meski lebih rentan tergores dibandingkan lensa plastik biasa, bahan ini tidak mudah pecah.

  • Tali atau rantai kacamata mungkin diperlukan agar kacamata tidak hilang atau jatuh.

  • Lensa Kontak

Lensa kontak merupakan alat bantu penglihatan untuk mereka yang mengidap rabun dekat. Namun, lensa kontak tidak sepraktis kacamata, oleh karena itu ada baiknya penggunaan lensa kontak hanyalah ditujukan untuk mereka yang sudah paham cara penggunaan, membersihkan, serta menyimpannya.

  • Operasi LASIK

Tindakan pembedahan ini dapat mengatasi rabun dekat, namun hanya pada orang dewasa saja. Anak-anak tidak dianjurkan menggunakan cara ini sebab tingkat keparahan hipermetropia atau mata plus dapat berubah selama masa kanak-kanak sampai awal usia dua puluhan. Sedangkan pada orang dewasa, kira-kira usia 21 tahun, pertumbuhan bola mata sudah terhenti.

Selain itu, orang tua sebaiknya rutin mengajak anak melakukan pemeriksaan mata. Mulai dari usia dini sekali, ada baiknya anak diperiksa apakah ia mengidap kelainan mata bawaan atau tidak. Pastikan setiap beberapa waktu orang tua selalu mengajak anak memeriksakan kondisi mata agar masalah tidak semakin parah.

Selain itu, untuk menunjang kesehatan mata sang buah hati, sediakan obat rabun dekat atau suplemen mata seperti vitamin A di rumah, ya. Ibu tidak perlu keluar rumah untuk membelinya, karena melalui aplikasi Halodoc, beli obat dan vitamin bisa dilakukan di mana saja. Yuk, download dan pakai aplikasi Halodoc!

Baca Juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan