Sering Merasa Haus, Waspada Diabetes Insipidus

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   14 Oktober 2020
Sering Merasa Haus, Waspada Diabetes Insipidus Sering Merasa Haus, Waspada Diabetes Insipidus

Halodoc, Jakarta - Apakah kamu pernah mengalami rasa haus yang sangat ekstrem padahal sudah minum? Bisa jadi ini bukan pertanda dehidrasi melainkan diabetes insipidus. Kondisi ini adalah kelainan tidak umum yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan dalam tubuh. Pada akhirnya, ketidakseimbangan ini membuat kamu merasa sangat haus meskipun baru saja minum. Tidak hanya itu, saat mengidap diabetes insipidus, kamu juga akan menghasilkan urine dalam jumlah besar.

Meskipun istilah "diabetes insipidus" dan "diabetes mellitus" terdengar serupa, keduanya tidak berkaitan. Sayangnya juga tidak ada obat untuk diabetes insipidus. Namun, perawatan dapat menghilangkan rasa haus dan menurunkan produksi urine.

Baca juga: Bisakah Diabetes Insipidus Disembuhkan?

Kenali Gejala Diabetes Insipidus

Tanda dan gejala diabetes insipidus meliputi:

  • Haus yang ekstrem.
  • Memproduksi urine encer dalam jumlah besar.
  • Sering harus bangun untuk buang air kecil di malam hari.
  • Keinginan untuk minum minuman dingin.

Jika kondisi cukup serius, pengeluaran urine bisa sebanyak 20 liter (sekitar 19 liter) sehari saat kamu minum banyak cairan. Padahal, orang dewasa yang sehat biasanya hanya buang air kecil rata-rata 1 atau 2 liter (sekitar 1 hingga 2 liter) sehari.

Baca juga: Hati-Hati, Diabetes Insipidus Sebabkan Komplikasi Ini

Namun, kamu juga perlu mewaspadai kondisi ini pada bayi atau anak kecil. Mereka akan mengalami gejala diabetes insipidus seperti misalnya: 

  • Popok berat dan basah.
  • Mengompol.
  • Kesulitan tidur.
  • Demam.
  • Muntah.
  • Sembelit.
  • Gangguan pertumbuhan. 
  • Penurunan berat badan.

Hubungi dokter di Halodoc segera jika kamu melihat buang air kecil berlebihan dan merasa sangat haus. Penanganan yang cepat adalah hal yang penting demi mencegah kondisi yang tidak diinginkan.

Baca juga: Harus Tahu, Penanganan Medis untuk Atasi Diabetes Insipidus

Apa Penyebab Diabetes Insipidus?

Tak seperti diabetes pada umumnya, diabetes insipidus terjadi ketika tubuh tidak dapat menyeimbangkan kadar cairan tubuh dengan baik. Keseimbangan cairan yang baik terjadi ketika sistem pengaturan cairan bekerja dengan baik, dan ginjal juga membantu menjaga keseimbangan ini. 

Ginjal mengeluarkan cairan dari aliran darah dan limbah cairan ini disimpan sementara di kandung kemih sebagai urine, sampai kamu buang air kecil. Tubuh juga dapat membuang kelebihan cairan melalui keringat, pernapasan, atau diare.

Hormon yang disebut hormon antidiuretik (ADH), atau vasopresin, membantu mengontrol seberapa cepat atau lambat cairan dikeluarkan. ADH dibuat di bagian otak yang disebut hipotalamus dan disimpan di kelenjar pituitari, kelenjar kecil yang ditemukan di dasar otak.

Saat kamu mengidap diabetes insipidus, tubuh tidak dapat menyeimbangkan kadar cairan dengan benar. Penyebabnya bervariasi tergantung pada jenis diabetes insipidus yang dialami: 

  • Diabetes Insipidus Sentral. Kerusakan pada kelenjar pituitari atau hipotalamus akibat pembedahan, tumor, cedera kepala, atau penyakit dapat menyebabkan diabetes insipidus sentral dengan memengaruhi produksi, penyimpanan, dan pelepasan ADH yang biasa. Penyakit genetik yang diturunkan juga dapat menyebabkan kondisi ini.
  • Diabetes Insipidus Nefrogenik. Diabetes insipidus nefrogenik terjadi ketika ada kerusakan pada tubulus ginjal, struktur di ginjal yang menyebabkan air dikeluarkan atau diserap kembali. Cacat ini membuat ginjal tidak dapat merespons ADH dengan baik. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh kelainan bawaan (genetik) atau kelainan ginjal kronis. Obat-obatan tertentu, seperti litium atau obat antivirus seperti foscarnet (Foscavir), juga dapat menyebabkan diabetes insipidus nefrogenik.
  • Diabetes Insipidus Gestasional. Diabetes insipidus gestasional jarang terjadi. Ini terjadi hanya selama kehamilan ketika enzim yang dibuat oleh plasenta menghancurkan ADH pada ibu.
  • Polidipsia Primer. Juga dikenal sebagai diabetes insipidus dipsogenik, kondisi ini dapat menyebabkan produksi urine encer dalam jumlah besar. Penyebab utamanya adalah minum terlalu banyak cairan. Polidipsia primer dapat disebabkan oleh kerusakan mekanisme pengaturan rasa haus di hipotalamus. Kondisi ini juga dikaitkan dengan penyakit mental, seperti skizofrenia.

Terkadang, tidak ada penyebab diabetes insipidus yang jelas. Namun, pada beberapa orang, kelainan tersebut mungkin akibat reaksi autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan merusak sel-sel pembuat vasopresin.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diabetes Insipidus.
National Health Service UK. Diakses pada 2020. Diabetes Insipidus.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan