Sesak Napas dan Nyeri Dada? Hati-Hati Bradikardia Mengintai

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   06 Agustus 2021
Sesak Napas dan Nyeri Dada? Hati-Hati Bradikardia MengintaiSesak Napas dan Nyeri Dada? Hati-Hati Bradikardia Mengintai

“Bradikardia adalah kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat dari biasanya. Beberapa gejala yang menandakan bradikardia adalah sesak napas dan nyeri dada. Hati-hati, bradikardia parah yang dibiarkan tanpa penanganan bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius. Contohnya seperti hipertensi dan gagal jantung.”

Halodoc, Jakarta – Seberapa cepat jantung berdetak ternyata bisa memengaruhi kesehatan seseorang, lo. Salah satu contoh kelainan detak jantung yang bisa terjadi adalah bradikardia. Bradikardia adalah kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat dari biasanya. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak.  

Beberapa gejala yang menandakan bradikardia adalah sesak napas dan nyeri dada. Jadi, hati-hati bila kamu sering mengalami sesak napas dan nyeri dada karena bisa jadi ada bahaya bradikardia yang mengintai kamu. Lantas, apa yang perlu diwaspadai dari bradikardia?

Baca juga: Ini 5 Penyebab Gangguan Jantung Bradikardia

Ketahui Apa Itu Bradikardia

Detak jantung normal seseorang memang berbeda-beda, karena hal itu tergantung usia. Namun, umumnya jantung orang dewasa yang sehat berdetak sekitar 60–100 kali dalam satu menit. Sementara pada anak-anak berusia 1–12 tahun, jantungnya berdetak 80–110 kali dalam satu menit. 

Pada bayi di bawah satu tahun, jantung berdetak lebih cepat, yaitu 100–160 kali dalam semenit. Namun, pada kasus bradikardia, detak jantung seseorang berada di bawah 60 denyut per menit. Detak jantung yang lambat, sebenarnya masih dianggap normal dan sehat jika dialami oleh:

  • Orang dewasa yang aktif secara fisik dan sering mengalami detak jantung yang lebih pelan dari 60 kali per menit, tapi tidak menyebabkan masalah.
  • Orang yang sedang tidur nyenyak, karena saat tertidur pulas, detak jantung memang mungkin melambat di bawah 60 kali per menit.
  • Orang lanjut usia.

Meski demikian, kamu sebaiknya tidak menyepelekan bradikardia, karena kondisi ini bisa menjadi pertanda dari adanya masalah pada sistem elektrik jantung. Untuk mengetahui normal atau tidaknya detak jantung, kamu bisa menghitung denyut nadi di pergelangan tangan selama 1 menit. Namun, pemeriksaan ke dokter lebih dianjurkan karena bisa mengukur detak jantung secara akurat.

Hal yang Menyebabkan Bradikardia

Sejumlah kondisi bisa menyebabkan tanda dan gejala bradikardia. Sangat penting untuk mendapatkan diagnosis sedini mungkin, akurat, dan perawatan yang tepat. Segera buat jadwal kunjungan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc jika kamu atau keluarga serumah memiliki gejala bradikardia. 

Perlu diketahui, bradikardia disebabkan oleh:

  • Kerusakan jaringan jantung yang berhubungan dengan penuaan. 
  • Kerusakan jaringan jantung akibat penyakit jantung atau serangan jantung.
  • Gangguan jantung sejak lahir (cacat jantung bawaan).
  • Infeksi jaringan jantung (miokarditis).
  • Komplikasi operasi jantung.
  • Kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme).
  • Ketidakseimbangan bahan kimia dalam darah, seperti kalium atau kalsium.
  • Gangguan pernapasan berulang saat tidur (obstructive sleep apnea).
  • Penyakit radang, seperti demam rematik atau lupus.
  • Obat-obatan, termasuk beberapa obat untuk gangguan irama jantung lainnya, tekanan darah tinggi dan psikosis.

Ketahui Gejala Bradikardia

Melambatnya detak jantung, sebenarnya tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, bila kondisi ini sering terjadi dan disertai dengan gangguan irama jantung (aritmia), maka bradikardia akan menyebabkan organ dan jaringan tubuh lain tidak bisa mendapatkan pasokan darah yang cukup. Akibatnya, tak hanya sesak napas dan nyeri dada, pasokan darah ke organ dan jaringan tubuh yang terganggu juga akan menimbulkan gejala-gejala berikut:

  • Pusing.
  • Mudah lelah saat beraktivitas fisik.
  • Pingsan.
  • Kebingungan.
  • Kulit menjadi pucat.
  • Sianosis, yaitu warna kulit menjadi kebiruan.
  • Perut terasa nyeri.
  • Gangguan penglihatan.
  • Sakit kepala.
  • Rahang atau lengan juga terasa sakit.
  • Lemas.

Jadi, bila kamu sering mengalami sesak napas atau sakit pada dada selama beberapa menit, sebaiknya segera kunjungi dokter.

Baca juga: Begini Cara Periksa Denyut Nadi Normal di Rumah

Cara Mendiagnosis Bradikardia

Bila kamu mencurigai adanya tanda-tanda bradikardia, kamu sebenarnya bisa melakukan pemeriksaan secara mandiri terlebih dahulu sebelum pergi ke dokter. Caranya adalah dengan menghitung denyut nadi di pergelangan tangan selama satu menit, untuk mengetahui apakah detak jantung kamu normal atau tidak.

Selain di pergelangan tangan, kamu juga bisa memeriksa denyut nadi yang ada di leher. Sebaiknya, pemeriksaan ini dilakukan ketika kamu sedang dalam kondisi beristirahat. Namun, untuk hasil yang lebih akurat, kamu tetap dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter.

Sebelum mulai melakukan pemeriksaan, pertama-tama dokter akan menanyakan gejala yang kamu alami, riwayat penyakit yang pernah dimiliki, riwayat kesehatan keluarga, dan obat-obatan yang kamu konsumsi. Kemudian, baru dokter akan memeriksa tekanan darah dan detak jantung dengan menggunakan stetoskop.

Mendeteksi bradikardia tidaklah mudah, karena detak jantung yang melambat tidak terjadi sepanjang waktu. Oleh karena itu, dokter mungkin juga perlu melakukan tes elektrokardiografi (EKG). Tes ini tidak menyebabkan rasa sakit dan mampu memeriksa aliran listrik yang ada pada jantung.

Bila hasil tes melalui EKG menunjukkan kondisi normal, tapi kamu masih mengalami gejala-gejala bradikardia, maka dokter akan menganjurkan kamu untuk melakukan pemeriksaan dengan menggunakan holter monitoring. Alat ini memungkinkan dokter untuk melihat aliran listrik pada jantung pengidap selama satu harian penuh saat mereka beraktivitas. Namun, holter monitoring sebaiknya dilakukan atas anjuran dan diawasi oleh dokter agar bisa mendapatkan hasil sesuai kebutuhan.

Bradikardia sebaiknya segera diobati, sebab bradikardia parah yang dibiarkan tanpa penanganan bisa menyebabkan komplikasi serius. Salah satunya adalah gagal jantung.

Baca juga: Dampak Bradikardia, Gangguan Jantung pada Lansia

Bagaimana Penanganan Bradikardia?

Jika dokter mendiagnosis bahwa kamu mengalami bradikardia, rencana perawatan akan didasarkan pada kemungkinan penyebab masalah. Misalnya, jika penyebabnya adalah hipotiroidisme, dokter akan memberikan terapi yang sesuai untuk mengatasi kondisi tersebut. Dalam beberapa kasus, bradikardia juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu. Untuk mengatasi hal ini, dokter akan mengganti obat yang mungkin memperlambat jantung, menurunkan dosis, atau bahkan menghentikan pengobatan.

Apabila pengobatan di atas tidak berhasil dan kondisi pengidapnya cukup serius, atau bahkan bisa membahayakan otak dan organ lain, mungkin diperlukan alat pacu jantung. Ahli bedah akan memasukkan perangkat kecil ini ke dalam dada. Alat tersebut berupa kabel tipis dan fleksibel, yang disebut lead, yang memanjang ke jantung. 

Lead membawa muatan listrik kecil yang membantu menjaga jantung memompa pada tingkat yang stabil. Jika kamu mendapatkan perawatan dengan alat pacu jantung, dengarkan instruksi dokter tentang cara kerjanya. 

Punya keluhan jantung? Jangan dibiarkan saja. Segera minta bantuan atau saran kesehatan dari dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Lewat Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa membicarakan masalah kesehatanmu tanpa perlu keluar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.


Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Bradycardia
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Bradycardia
WebMD. Diakses pada 2021. What is Bradycardia?



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan