Wanita Lebih Sering Pingsan Ketimbang Pria, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 Desember 2018
Wanita Lebih Sering Pingsan Ketimbang Pria, Benarkah?Wanita Lebih Sering Pingsan Ketimbang Pria, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Pingsan adalah kondisi hilangnya kesadaran secara mendadak. Sebelum terjadi, seseorang yang hendak pingsan akan mengalami pusing, mual, menguap, sensasi panas, keringat dingin, telinga berdenging (tinitus), dan penglihatan kabur. Kondisi ini umumnya berlangsung singkat (hanya 1 - 2 menit). Setelah sadar dari pingsan, seseorang merasa kebingungan dan lemas sekitar 30 menit dan sulit mengingat kejadian sebelum pingsan terjadi.

Pingsan Terjadi Karena Penurunan Tekanan Darah Secara Mendadak

Kondisi pingsan menyebabkan aliran darah ke otak berkurang dan membuat otak kekurangan oksigen. Tekanan darah yang menurun sebenarnya bisa diseimbangkan oleh tubuh secara otomatis, tapi saat proses penyeimbangan berlangsung lama, seseorang rentan mengalami pingsan. Penyebab penurunan aliran darah ke otak lainnya adalah malfungsi sistem saraf otonom, gangguan jantung, dan kejang. Di antara banyak penyebab, pingsan paling banyak terjadi akibat stres emosional. Misalnya karena sakit, terlalu lama berdiri atau melihat sesuatu yang dianggap menakutkan. Kondisi ini disebut vasovagal syncope.

Nyeri Kram Parah Saat Haid Bisa Sebabkan Pingsan

Menstruasi berat (menorrhagia) membuat wanita kehilangan banyak darah saat haid, sehingga kadar zat besinya turun secara drastis. Akibatnya, tubuh wanita terasa lelah dan lemah dibanding hari normal. Kondisi ini dapat diperparah dengan nyeri perut berlebihan hingga bagian punggung dan kakinya. Hal ini yang menyebabkan beberapa wanita pingsan saat menstruasi. Selain karena menstruasi, wanita yang memiliki tekanan darah rendah rentan mengalami pingsan. Kondisi ini bisa terjadi akibat penyakit jantung, perubahan hormon, efek samping konsumsi obat-obatan, kehamilan, dan anemia.

Dibanding laki-laki, wanita lebih rentan mengidap anemia. Penyebabnya adalah kadar hemoglobin dan hematokrit wanita lebih rendah, proses persalinan dan masa nifas, serta kebutuhan zat besi wanita saat menstruasi, kehamilan, menyusui dan menopause. Kondisi ini juga menjadi penyebab wanita rentan mengalami pingsan. Anemia menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah untuk memasok oksigen ke otak, sehingga meningkatkan risiko terjadinya penurunan aliran darah ke otak yang berujung pingsan.

Pingsan yang Perlu Mendapat Pertolongan Segera

Pingsan tak hanya bisa terjadi sekali, tapi juga beberapa kali. Pada kondisi tertentu, pingsan menjadi indikasi penyakit serius jika disertai gejala berikut ini:

  • Pingsan terjadi lama, lebih dari 2 menit.

  • Tidak pernah mengalami pingsan sebelumnya.

  • Pingsan terjadi lebih dari sekali tanpa penyebab jelas.

  • Mengidap diabetes dan penyakit jantung.

  • Memiliki riwayat cedera akibat pingsan.

  • Mengalami gangguan penglihatan.

  • Kesulitan menggerakkan tangan dan kaki.

  • Tidak bisa mengendalikan fungsi saluran cerna atau kemih.

  • Kesulitan berbicara.

  • Mengalami nyeri dada.

Berikut langkah tepat menangani orang pingsan yang perlu diketahui:

  • Membaringkan orang yang pingsan. Posisikan kaki orang yang pingsan lebih tinggi dari jantung.  Jika kondisi tidak memungkinkan, dudukkan orang yang pingsan dan letakkan kepalanya di antara lutut dalam posisi membungkuk.

  • Longgarkan pakaian atau aksesori yang berpotensi menghambat pernapasan orang yang pingsan. Misalnya, ikan pinggang, celana, baju dan lain-lain.

  • Jika pingsan terjadi lebih dari 2 menit, segera hubungi rumah sakit terdekat agar mendapat penanganan darurat segera.

Kalau kamu sering mengalami pingsan, segera bicara pada dokter Halodoc untuk mencari tahu penyebab. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bicara pada dokter via Chat, dan Voice/Video Call kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca Juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan