Adakah Cara untuk Mencegah Hemiplegia?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   20 November 2019
Adakah Cara untuk Mencegah Hemiplegia?Adakah Cara untuk Mencegah Hemiplegia?

Halodoc, Jakarta - Kelumpuhan bisa terjadi pada seluruh tubuh atau hanya pada satu sisi tubuh. Jika kelumpuhan terjadi pada sebagian tubuh, kondisi ini disebut dengan hemiplegia. Umumnya, hemiplegia terjadi karena cedera seperti patah tulang leher dan saraf tulang belakang serta stroke. Terjadinya kelumpuhan bergantung pada lokasi otak yang berdampak. 

Seperti misalnya, apabila cedera terjadi pada sisi otak sebelah kiri, kelumpuhan terjadi pada bagian tubuh di sebelah kanan. Sebaliknya, apabila cedera terjadi pada bagian otak sebelah kanan, maka kelumpuhan akan menyerang bagian tubuh sebelah kiri. Kelumpuhan ini berdampak pada kaki, tangan, otot wajah, dan lengan. Pengidapnya akan kesulitan melakukan aktivitas ringan sehari-hari. 

Adakah Cara untuk Mencegah Hemiplegia?

Perdarahan pada otak atau stroke hemoragik dan penyakit pembuluh darah yang menyerang batang otak atau cerebrum menjadi penyebab utama hemiplegia. Penyakit pembuluh darah tersebut menyebabkan terganggunya asupan darah di bagian otak, atau dikenal dengan istilah stroke iskemik. 

Baca juga: Hemiplegia Bisa Terjadi di Usia Muda, Begini Gejalanya

Cedera pada otak, trauma, luka, tumor otak, multiple sclerosis, abses otak, meningitis hingga ensefalitis juga turut memicu terjadinya hemiplegia. Pada kasus yang terbilang jarang terjadi, hemiplegia ini bisa disebabkan karena penyakit menular akibat poliovirus, penyakit sistem motorik, dan masalah pada sel saraf motorik di bagian saraf tulang belakang. Jika lesi menyebabkan hemiplegia, luka biasanya ada di bagian sebaliknya dari tubuh yang mengalami kelumpuhan. 

Lalu, adakah cara yang bisa dilakukan untuk mencegah hemiplegia? Oleh karena sering kali terjadi akibat stroke, cara pencegahan yang bisa dilakukan tentu berkaitan dengan upaya agar terhindar dari stroke. Kamu disarankan untuk menurunkan tekanan darah, terutama jika kamu rentan mengalami penyakit hipertensi. 

Baca juga: Ketindihan Saat Tidur Bisa Jadi Gejala Hemiplegia?

Kalau kamu mengalami obesitas, sebisa mungkin lakukan diet sehat untuk mendapatkan berat badan ideal. Lakukan olahraga teratur, terutama yang membantu menjaga kesehatan jantung. Hindari pula kebiasaan buruk yang memicu munculnya penyakit, terutama yang menyerang sistem kardiovaskular, salah satunya adalah merokok. 

Gejala dan Komplikasi dari Hemiplegia

Setiap pengidap mengalami gejala hemiplegia yang beragam. Namun, gejala yang khas dari kelainan satu ini adalah hilangnya kemampuan untuk menggerakkan otot tubuh, baik salah satu maupun beberapa otot. Gejala lainnya termasuk hilangnya keseimbangan, sulit menelan, berjalan, dan bicara, kesemutan dan mati rasa pada salah satu bagian tubuh, lelah otot dan kurangnya koordinasi. 

Gejala yang terjadi tidak sama pada masing-masing pengidap, sehingga kamu harus mendapatkan diagnosis yang akurat untuk melakukan pengobatan yang tepat. Kamu harus segera memeriksakan kondisi kesehatanmu ke dokter, lebih mudah lagi kalau kamu pakai aplikasi Halodoc. Melalui aplikasi ini, kamu bisa membuat janji dengan dokter ahli di rumah sakit terdekat. 

Baca juga: Ketahui Bedanya Hemiplegia dan Stroke

Jika tidak segera mendapatkan penanganan, hemiplegia bisa mengakibatkan terjadinya berbagai komplikasi. Ini termasuk perubahan emosional dan tingkah laku, terjadinya masalah penglihatan, hingga epilepsi. Perubahan emosional dan tingkah laku menjadi komplikasi yang paling sering dijumpai pada pengidap hemiplegia, karena ada beberapa fungsi otak yang turut terkena dampak dari cedera otak. 

Referensi: 
MedicineNet. Diakses pada 2019. Hemiplegia.
Spinalcord. Diakses pada 2019. Hemiplegia.
Contact.org. Diakses pada 2019. What is Hemiplegia?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan