12 Penyakit Menular Seksual pada Pria yang Perlu Diketahui

8 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlian Dimas SpDVE   17 Juni 2025

Penyakit menular seksual terjadi akibat bergonta-ganti pasangan & seks sesama jenis.

12 Penyakit Menular Seksual pada Pria yang Perlu Diketahui12 Penyakit Menular Seksual pada Pria yang Perlu Diketahui

DAFTAR ISI

  1. Gejala Umum Penyakit Kelamin pada Pria
  2. Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual pada Pria
  3. Diagnosis Penyakit Kelamin Pria
  4. Pilihan Pengobatan untuk Penyakit Kelamin Pria
  5. Pencegahan Penyakit Kelamin pada Pria
  6. Komplikasi yang Mungkin Terjadi Akibat Penyakit Kelamin
  7. Kapan Harus Periksa ke Dokter?
  8. Apa Kata Riset?

Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui kontak seksual antara sesama atau lain jenis kelamin. Ini bisa terjadi setelah melakukan seks vaginal, oral, atau anal.

Meski wanita memiliki risiko lebih tinggi ketimbang pria, beberapa jenis penyakit menular seksual lebih rentan dialami pria. Risikonya lebih tinggi bagi mereka penganut biseksual dan homoseksual.

Gejala Umum Penyakit Kelamin pada Pria

Gejala penyakit kelamin pada pria bervariasi tergantung pada jenis infeksinya. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil.
  • Keluarnya cairan yang tidak biasa dari penis.
  • Luka, benjolan, atau ruam di area genital.
  • Gatal atau iritasi di area genital.
  • Nyeri di perut bagian bawah.

Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual pada Pria

Lantas, apa aja jenis penyakit menular seksual yang rentan dialami oleh pria?

1. Gonore

Penyakit yang juga dikenal dengan sebutan ‘kencing nanah’ ini disebabkan oleh bakteri Gonococcus. Di antara banyaknya penyakit menular seksual pada pria, gonore merupakan salah satu yang paling sering dialami. 

Gejala gonore pada pria meliputi:

  • Keluarnya cairan yang tidak biasa dari ujung penis. Cairan ini berwarna putih, kuning atau hijau.
  • Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
  • Peradangan yang ditandai dengan pembengkakan kulup.
  • Rasa sakit atau nyeri di testis.

Ada berbagai pilihan obat-obatan untuk mengatasi gonore, baca di artikel ini: Ini Daftar Obat Gonore yang Bisa Didapatkan di Apotek.

2. Klamidia

Klamidia adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Ini dapat menginfeksi pria dan wanita. Klamidia pada pria biasanya di alami di bagian uretra (dalam penis), rektum, atau tenggorokan.

Gejalanya meliputi:

  • Keluar cairan dari penis.
  • Sensasi terbakar saat buang air kecil.
  • Sensasi gatal dan terbakar di sekitar lubang penis.
  • Nyeri dan bengkak pada salah satu atau kedua testis.

Selain itu, Ini Macam Macam Penyakit yang Sangat Mudah Menular.

3. Sifilis

Sifilis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini menyebar melalui kontak kulit atau selaput lendir. Tanpa pengobatan yang tepat, sifilis dapat merusak organ jantung, bahkan mengancam jiwa.

Gejalanya dibedakan berdasarkan intensitas keparahan penyakit. Ini meliputi:

  • Sifilis primer. Ini ditandai dengan luka kecil dan tidak terasa nyeri. Luka ini tersembunyi di dalam rektum.
  • Sifilis sekunder. Ini ditandai dengan ruam yang dimulai dari penis dan menyebar ke seluruh tubuh. Ruam ini tidak terasa gatal dan biasanya disertai dengan luka di mulut dan area genital.
  • Sifilis laten. Ini adalah tahap lanjutan dari sifilis sekunder. Penyakit berkembang selama bertahun-tahun.
  • Sifilis tersier. Ini adalah tahap lanjutan dari sifilis laten. Penyakit memicu kerusakan pada otak, mata, jantung, hati, persendian, saraf, dan pembuluh darah.
  • Neurosifilis. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan sistem saraf, serta mata.

Apabila kamu mengalami gejala sifilis, jangan tunda untuk segera hubungi 5 Pilihan Dokter yang Bisa Bantu Mengobati Sifilis.

4. Epididimitis

Epididimitis adalah infeksi pada bagian epididimis akibat bakteri Mycoplasma atau Chlamydia. Epididimis merupakan saluran pada bagian belakang testis yang berfungsi membawa sperma dari testis menuju uretra. 

Gejalanya termasuk:

  • Pembengkakan, kemerahan, atau sensasi rasa hangat pada skrotum.
  • Sensasi nyeri tekan di salah satu testis.
  • Sensasi terbakar saat buang air kecil.
  • Peningkatan frekuensi buang air kecil.
  • Keluar cairan dari penis.
  • Rasa tidak nyaman di perut bagian bawah atau daerah panggul.
  • Adanya darah dalam air mani.
  • Demam tinggi.

5. Trikomoniasis 

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Trikomoniasis pada pria ditandai dengan:

  • Gatal atau iritasi di dalam penis.
  • Sensasi rasa terbakar saat buang air kecil atau setelah ejakulasi.
  • Keluar cairan dari penis.

6. Herpes genitalis

Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh virus Herpes Simplex (HSV). Gejala yang biasanya muncul antara 3-10 hari setelah berhubungan seksual dengan seseorang yang terinfeksi. 

Gejala tersebut ditandai dengan munculnya lepuh berisi cairan yang kelompok dan ruam kemerahan di area genital

Pengidap kondisi ini umumnya akan merasakan nyeri, rasa terbakar, atau ketidaknyamanan, serta pembengkakan kelenjar getah bening di daerah selangkangan. 

Biasanya dalam waktu 5-10 hari, gejala tersebut akan mereda. 

Setelah itu, virus herpes dapat tetap berada dalam tubuh dan dapat kambuh di kemudian hari, terutama pada wanita yang seringkali tidak menyadari infeksi karena lesi dapat muncul di dalam vagina.

7. Infeksi jamur kelamin

Infeksi yang disebabkan oleh jamur sering kali berasal dari Candida albicans, yang dikenal juga sebagai Candidiasis. 

Pada pria yang tidak disunat, area genital bisa mengalami kemerahan dan rasa gatal. Sementara itu, pada wanita, gejala terlihat dalam bentuk keluarnya cairan putih kental mirip keju yang menimbulkan gatal.

Pengobatan untuk infeksi jamur ini dapat dilakukan dengan menggunakan obat anti jamur, baik yang diterapkan secara topikal maupun secara oral.

8. Kutil kelamin

Kutil kelamin diakibatkan oleh Human papillomavirus (HPV) yang ditandai dengan timbulnya benjolan. Gejala tersebut bisa muncul antara satu bulan hingga satu tahun setelah berhubungan seksual. 

Kutil ini umumnya sulit terlihat pada wanita karena letaknya di dalam vagina, dan juga mungkin terlalu kecil untuk dilihat pada pria. 

Gejala kutil ini mirip dengan kembang kol atau jengger ayam yang muncul di daerah penis atau anus. Kutil dapat dites menggunakan larutan cuka. 

Penyakit ini berisiko tinggi pada wanita karena dapat mengarah pada kanker serviks, namun dapat diobati, dan disarankan bagi wanita untuk melakukan pap smear ketika mengganti pasangan seksual.

9. Kutu kelamin

Kutu kelamin disebabkan oleh Pedikulosis pubis, yang merupakan kutu berukuran sangat kecil (maksimal 3,2 mm) dengan warna abu-abu kecokelatan.

Kutu ini biasanya hidup di rambut kemaluan. Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan obat cair yang dioleskan pada rambut di area genital.

Ada juga infeksi yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabies. Jenis kutu ini bisa menimbulkan luka kecil serta gatal di berbagai area tubuh. 

Dokter umumnya meresepkan krim atau lotion yang mengandung permethrin atau sulfur untuk digunakan seminggu sekali. 

Selain itu, cuci pakaian, seprai, dan handuk setelah melakukan pengobatan, karena tungau dapat bertahan pada kain.

10. Balanitis

Kondisi ini rentan menyasar pria yang tidak disunat. Balanitis ditandai dengan kemerahan, gatal, atau nyeri, serta pembengkakan pada kepala penis akibat infeksi oleh jamur atau bakteri.

11. Orchitis

Orchitis adalah infeksi pada kelamin pria akibat bakteri. Mereka yang mengidap infeksi saluran kemih, serta penderita klamidia, gonore, sifilis, dan epididimis berisiko tinggi untuk mengalami orchitis. 

Gejala orchitis meliputi pembengkakan salah satu atau kedua testis yang disertai nyeri, serta gejala lain seperti pegal, kelelahan, mual, sakit kepala, detak jantung yang cepat, demam, dan menggigil.

12. HIV/AIDS

HIV/AIDS adalah penyakit menular seksual yang paling serius karena merusak sistem kekebalan tubuh. 

HIV adalah infeksi yang sangat berbahaya karena dapat merusak imunitas, sehingga pengidapnya rentan terhadap berbagai penyakit. 

Sering kali, tidak ada gejala yang jelas tanpa pemeriksaan darah, dan infeksi ini bisa berujung pada kematian setelah sepuluh tahun. Penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik yang sama.

Diagnosis Penyakit Kelamin Pria

Diagnosis penyakit kelamin pada pria melibatkan beberapa langkah, termasuk:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa area genital untuk mencari luka, benjolan, atau ruam.
  • Tes laboratorium: Sampel urine, darah, atau cairan dari luka dapat diuji untuk mengidentifikasi jenis infeksi.

Pilihan Pengobatan untuk Penyakit Kelamin Pria

Pengobatan penyakit kelamin pada pria tergantung pada jenis infeksinya. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:

  • Antibiotik: Untuk infeksi bakteri seperti klamidia, gonore, dan sifilis.
  • Antivirus: Untuk infeksi virus seperti herpes genital dan HIV.
  • Antijamur: Untuk infeksi jamur seperti candidiasis.
  • Krim atau losion: Untuk kudis dan kutu kemaluan.
  • Prosedur medis: Untuk menghilangkan kutil kelamin atau moluskum kontagiosum.

Pencegahan Penyakit Kelamin pada Pria

Ada beberapa cara untuk mencegah penyakit kelamin, antara lain:

  • Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks.
  • Vaksinasi: Vaksin HPV dapat mencegah kutil kelamin dan kanker yang disebabkan oleh HPV. Vaksin hepatitis B juga tersedia.
  • Hindari berbagi jarum suntik.
  • Setia pada satu pasangan seksual.
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin.

Menurut WHO, penggunaan kondom secara konsisten dan benar adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penularan IMS.

Komplikasi yang Mungkin Terjadi Akibat Penyakit Kelamin

Jika tidak diobati, penyakit kelamin dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Infertilitas
  • Nyeri panggul kronis
  • Kanker
  • Kerusakan organ
  • Peningkatan risiko terkena HIV

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala penyakit kelamin atau jika memiliki kekhawatiran tentang kesehatan seksual.

Pemeriksaan rutin juga penting, terutama jika aktif secara seksual atau memiliki riwayat IMS.

Kamu juga bisa hubungi dokter di Halodoc dengan klik banner di bawah ini!

Apa Kata Riset?

Penelitian yang terdapat dalam Journal of Community Health Nursing, meneliti faktor-faktor risiko yang terkait dengan penularan penyakit menular seksual (PMS) pada masyarakat di suatu wilayah perkotaan.

Hasil penelitian menunjukkan perbedaan antara pria dan wanita dalam perilaku seksual. Pria yang sering menggunakan kondom namun memiliki lebih banyak pasangan, lebih rentan terhadap gonore. 

Sedangkan kelompok wanita lebih sering terkena chlamydia. Secara sederhana, penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti penggunaan kondom, jumlah pasangan seksual, dan riwayat infeksi sebelumnya merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi risiko seseorang terkena PMS.

Kesimpulan

Penyakit kelamin pada pria adalah masalah kesehatan yang serius, tetapi dapat dicegah dan diobati.

Dengan meningkatkan kesadaran, melakukan pencegahan yang tepat, dan mencari pengobatan dini, pria dapat melindungi diri mereka sendiri dan pasangan mereka dari IMS.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang kesehatan seksual.

Segera memeriksakan diri apabila mengalami gejala di atas. Tidak perlu repot pergi ke rumah sakit, gunakan saja layanan Halodoc Homelab

Kamu bisa menjalani tes lab, seperti cek demam, cek darah (hematology), tes DBD, tes infeksi menular seksual (IMS), medical check up hingga imunisasi dari rumah.

Layanan ini bisa dipanggil ke rumah atau ke tempat kamu berada, di mana saja! Saat ini, layanan Homecare by Halodoc bisa di-booking untuk area Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar sesuai dengan ketersediaan.

Setiap pemesanan di Homecare by Halodoc akan mendapatkan gratis voucher 25rb untuk chat hasil pemeriksaan dengan dokter.

Tunggu apalagi? Yuk, tes sekarang juga!

Dapatkan juga panduan lengkap untuk kesehatan seksual dari seksolog dan ahli di Halodoc melalui gambar di bawah ini.

panduan kesehatan seksual
Referensi:
MedicineNet. Diakses pada 2025. Things to know about STDS in men.
Healthline. Diakses pada 2025. Signs and Symptoms of Common STDs in Men.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Sexually transmitted diseases (STDs).
Journal of community health nursing. Diakses pada 2025. Factors Associated With Sexually Transmitted Infections in Men and Women