9 Fakta seputar Jerawat Hormon yang Perlu Dipahami

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   16 Agustus 2023

“Jerawat hormon adalah jerawat yang muncul saat seseorang berusia 20-50. Masalah ini terkait dengan perubahan hormonal yang terjadi saat menstruasi, kehamilan, pasca persalinan dan menopause.”

9 Fakta seputar Jerawat Hormon yang Perlu Dipahami9 Fakta seputar Jerawat Hormon yang Perlu Dipahami

Halodoc, Jakarta – Jika mendengar tentang jerawat hormon, apakah yang ada di benakmu adalah jerawat dalam, merah, dan menyakitkan? Gejalanya benar, tetapi hal ini tak hanya muncul saat remaja.

Faktanya, benjolan di kulit tersebut masih bisa muncul kembali, bahkan setelah seseorang melewati masa pubertas. Bahkan, pada wanita, jerawat hormon masih bisa muncul di sekitar usia menopause.

Fakta Menarik tentang Jerawat Hormon

Untuk mengatasi kondisi ini, memerlukan pemeriksaan secara menyeluruh oleh dokter spesialis kulit dan kelamin. Dokter akan membantu merawat berdasarkan penyebab yang mendasari.

Namun, sebelum itu, ketahui lebih dulu fakta tentang jerawat hormon di bawah ini:

1. Muncul di waktu tertentu

Jerawat hormon sangat terkait dengan fluktuasi hormon, tapi berbeda dengan yang muncul pada masa remaja. Jenis jerawat ini biasanya muncul saat berusia 20-50 atau bertepatan dengan siklus menstruasi. 

Tak hanya itu, pada wanita, jerawat hormon juga bisa muncul ketika terjadi perubahan hormonal dalam hidup. Misalnya, pada masa kehamilan, menyusui, masa menopause, dan pasca persalinan.

2. Akibat dari berbagai hormon

Hormon yang menyebabkan jenis jerawat ini adalah fluktuasi estrogen dan progesteron.

Keduanya adalah hormon yang mendukung siklus menstruasi. Hormon tersebut juga bisa memengaruhi kadar testosteron wanita.

Selain itu, jerawat hormon juga bisa terjadi akibat fluktuasi kortisol atau hormon stres. Masalah ini bisa meningkatkan produksi minyak di pori-pori, sehingga membuat jerawat akhirnya muncul.

Untuk menghilangkannya, kamu sebaiknya berkonsultasi online dengan dokter spesialis kulit dan temukan obat jerawat berikut ini: Ini Rekomendasi 5 Obat Jerawat Paling Ampuh di Apotek.

3. Muncul di dagu dan garis rahang

Bila jerawat puber yang biasanya muncul di area T-zone, yaitu dahi, hidung, dan dagu, jerawat hormon muncul di dagu dan sekitar rahang. Bisa juga berupa kista yang terbentuk jauh di bawah kulit dan terasa menyakitkan.

4. Bisa diatasi dengan obat-obatan

Sama seperti jerawat pada umumnya, jerawat hormon juga bisa membaik seiring dengan waktu. Gejalanya perlahan akan membaik jika hormon pada tubuh seimbang kembali.

Obat-obatan yang dijual bebas biasanya tidak efektif untuk mengatasi jenis jerawat ini.

Itulah mengapa kamu perlu menemui dokter kulit untuk mendapatkan resep obat jerawat hormonal.

Berikut beberapa obat untuk mengatasi kondisi kulit tersebut:

  • Retinoid topikal. Obat ini efektif mengatasi jerawat hormon ringan hingga sedang. Cara kerjanya dengan membantu mengelupas sel kulit mati, sehingga tidak menyumbat pori-pori.
  • Obat anti-androgen. Kelebihan androgen dapat mengganggu folikel rambut dan meningkatkan produksi minyak. Obat bertujuan mencegah tubuh memproduksi lebih banyak hormon.

5. Perubahan pola hidup menurunkan risiko

Meskipun jerawat jenis ini tidak bisa dihindari, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menurunkan risikonya.

Contohnya, mengurangi stres dan makan makanan sehat. Pakai juga produk perawatan kulit yang sesuai.

Selain perubahan pola hidup, ini cara alami lainnya untuk membantu meredakan gejala jerawat: 10 Cara Alami untuk Menghilangkan Jerawat.

6. Rentan dialami oleh pria

Jerawat hormon pada remaja pria terjadi akibat hormon pubertas yang menggebu-gebu. Hal ini berdampak pada peningkatan hormon seks atau androgen yang menyebabkan kelenjar minyak tersumbat. 

Selain itu, pria cenderung lebih aktif ketimbang wanita. Hal ini menyebabkan kulit memproduksi minyak atau sebum berlebihan. Akibatnya, pori-pori kulit rentan tersumbat dan memicu peradangan jerawat.

7. Obat oles tidak mampu menghilangkannya

Dalam beberapa kasus jerawat hormonal, jerawat jenis ini bisa sangat resisten terhadap perawatan topikal.

Sebab, masalahnya berasal dari fluktuasi hormon dalam tubuh. Jadi, memang sebaiknya mencari saran dari dokter spesialis kulit. 

8. Sindrom ovarium polikistik

Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) adalah penyakit ketika ovum atau sel telur pada perempuan tidak berkembang secara normal karena ketidakseimbangan hormon. 

Kondisi ini akhirnya menyebabkan sel-sel telur tidak bisa berkembang dengan sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur. Tak hanya kesulitan hamil, masalah ini juga memicu munculnya jerawat hormon.

9. Kontrasepsi oral dapat membantu

Kontrasepsi oral mengandung bahan-bahan yang bisa menargetkan hormon penyebab jerawat.

Kamu dapat menurunkan kadar testosteron dalam tubuh, yang memicu produksi minyak berlebihan. 

Jenis obat ini sangat membantu selama puncak hormon, seperti masa ovulasi.

Dengan penggunaan secara teratur, jerawat biasanya hilang atau berkurang secara signifikan. Obat ini hanya boleh dipakai oleh wanita.

Selain jerawat, bintik hitam jadi salah satu gangguan yang rentan dialami oleh pria maupun wanita.

Kamu bisa klik artikel ini untuk membantu mengatasinya: 9 Cara Ampuh Menghilangkan Bintik Hitam di Wajah.

Itulah beberapa fakta tentang jerawat hormon. Hubungi dokter spesialis kulit di Halodoc bila kamu memiliki masalah jerawat, atau kulit lainnya yang cukup parah dan mengganggu.

Referensi: 
Self. Diakses pada 2023. What to Know About Hormonal Acne—and How to Get Rid of It.
Healthline. Diakses pada 2023. Hormonal Acne: Traditional Treatments, Natural Remedies, and More.
Style Caster. Diakses pada 2023. 10 Things to Know About Hormonal Acne—Because Knowledge is Power.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Hormonal Acne.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan