5 Penanganan yang Bisa Dilakukan Saat Terkena Kista Bartholin

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 Februari 2019
5 Penanganan yang Bisa Dilakukan Saat Terkena Kista Bartholin5 Penanganan yang Bisa Dilakukan Saat Terkena Kista Bartholin

Halodoc, Jakarta - Kista bartholin terjadi ketika kelenjar bartholin pada wanita yang bertanggung jawab terhadap pelumasan Miss V terisi dengan cairan. Bukaan kelenjar yang terletak di kedua sisi pintu masuk Miss V terkadang tersumbat dan ini membuat cairan kelenjar kembali ke dalam. Saat ini terjadi, maka akan berkembang kista.

Kista biasanya lunak dan tidak menyakitkan, sehingga jarang menimbulkan masalah serius. Namun, kista dapat mengalami infeksi dan menyebabkan massa yang menyakitkan karena terisi nanah yang disebut abses. Tidak menutup kemungkinan kista membesar dan menyebabkan munculnya rasa tidak nyaman, mengganggu duduk, berjalan, dan aktivitas lainnya.

Kista bartholin umumnya hanya terjadi pada satu sisi lubang Miss V. Setidaknya, sekitar 2 persen wanita memiliki risiko terserang kista bartholin, terutama yang berusia 20 hingga 30 tahunan. Semakin tua usia, semakin kecil kemungkinannya untuk terserang gangguan kesehatan ini, karena kelenjar akan menyusut saat memasuki usia 30-an.

Baca juga: Benjolan di Area Bukan Miss V, Gejala Terkena Kista Bartholin?

Kista bartholin terbentuk ketika terjadi penyumbatan pada pembukaan kelenjar. Kondisi ini menyebabkan cairan kelenjar menumpuk dan terbentuk kista. Sering kali, tidak diketahui dengan pasti penyebab terjadinya penyumbatan atau obstruksi ini. Meski jarang terjadi, kista bartholin juga dapat disebabkan karena penyakit menular seksual (PMS) seperti gonore dan klamidia. Pembedahan vulvovaginal memungkinkan terjadinya gangguan reproduksi ini, meski jarang.

Penanganan Kista Bartholin

Ada beberapa cara penanganan kista bartholin yang bisa dilakukan, seperti berikut ini.

  • Penanganan Pertama

Dokter menyarankan untuk merendam kista selama 10 hingga 15 menit menggunakan air hangat, 3 hingga 4 kali dalam sehari. Bisa juga dengan cara mengompres bagian kista dengan kain lap yang telah direndam oleh air hangat. Dokter mungkin juga meresepkan obat penghilang rasa sakit, seperti ibuprofen atau parasetamol.

Baca juga: Jangan Samakan dengan Tumor, Ini yang Dimaksud Kista

  • Mengobati Abses

Jika kista terinfeksi dan muncul abses, dokter dapat memberikan pengobatan antibiotik untuk membersihkan infeksinya. Setelah infeksi berhasil ditangani, dokter akan menganjurkan untuk melakukan pengeringan kista, terutama jika ukuran abses terbilang besar.

  • Pengeringan Kista dan Abses

Penanganan kista bartholin bisa dilakukan dengan mengeringkan kista dan absesnya. Beberapa prosedur yang dilakukan adalah penyisipan kateter digunakan untuk mengalirkan cairan dari abses atau kista. Jika kista atau abses terus muncul, dokter akan melakukan prosedur bedah marsupialisasi.

  • Ablasi Kelenjar dengan Perak Nitrat

Perak nitrat merupakan campuran bahan yang terkadang digunakan dalam pengobatan untuk kauterisasi pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Nitrat perak menyebabkan rongga kista terbentuk menjadi benjolan kecil dan padat. Setelah 2 atau 3 hari perak nitrat dan sisa kista dikeluarkan atau gugur dengan sendirinya.

Baca juga: Ketahui 2 Fakta Penting Mengenai Chlamydia

  • Laser Karbon Dioksida

Laser karbon dioksida digunakan untuk membuat lubang di kulit vulva sehingga kista dapat terkuras. Kista bisa dihilangkan dengan menggunakan laser atau dibiarkan dengan membuat lubang kecil untuk memungkinkan cairan keluar dengan sendirinya.

Itu tadi beberapa cara penanganan kista bartholin yang bisa dilakukan. Beberapa cara terbilang masih jarang dilakukan, atau hanya dilakukan di negara tertentu. Kamu bisa bertanya pada dokter cara terbaik untuk menghilangkan kista ini melalui aplikasi Halodoc. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc di ponsel kamu dan pilih layanan Tanya Dokter.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan