Advertisement

5 Tahap Kesedihan: Memahami Proses Pemulihan Emosional

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   14 Mei 2025

Memahami tahapan kesedihan dapat membantumu beradaptasi dengan perubahan besar dalam hidup.

5 Tahap Kesedihan: Memahami Proses Pemulihan Emosional5 Tahap Kesedihan: Memahami Proses Pemulihan Emosional

DAFTAR ISI

  1. Lima Tahap Kesedihan Menurut Kübler-Ross
  2. Apakah Tahapan Ini Harus Dilalui Secara Berurutan?
  3. Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
  4. Cara Mendukung Seseorang yang Berduka
  5. Kesimpulan

Kesedihan adalah respons alami terhadap kehilangan dan kehilangan adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan.

Memahami tahapan kesedihan dapat membantu individu dan orang-orang di sekitarnya untuk beradaptasi dengan perubahan besar dalam hidup.

Artikel ini akan membahas 5 tahap kesedihan yang dikembangkan oleh Elisabeth Kübler-Ross, seorang psikiater Swiss-Amerika.

Memahami 5 tahap kesedihan dapat memberikan kerangka kerja untuk menavigasi emosi yang mungkin timbul selama masa sulit ini.

Apa Itu Kesedihan?

Kesedihan adalah reaksi emosional yang mendalam terhadap kehilangan.

Menurut American Psychological Association (APA), kesedihan dapat memengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, dan kesehatan fisik seseorang.

Respons terhadap kesedihan sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti hubungan dengan yang hilang, keyakinan budaya, dan riwayat pribadi.

Lima Tahap Kesedihan Menurut Kübler-Ross

Elisabeth Kübler-Ross memperkenalkan model 5 tahap kesedihan dalam bukunya yang berjudul “On Death and Dying” (1969).

Model ini menjelaskan proses psikologis yang dialami seseorang ketika menghadapi kehilangan atau kematian.

Perlu diingat bahwa tahapan ini tidak selalu dialami secara linier dan setiap individu dapat mengalami kesedihan dengan cara yang unik.

Tahap 1: Penyangkalan (Denial)

Penyangkalan adalah tahap pertama dalam proses berduka.

Pada tahap ini, individu mungkin menolak kenyataan atau mencoba untuk tidak mempercayai bahwa kehilangan itu telah terjadi.

Penyangkalan berfungsi sebagai mekanisme pertahanan sementara untuk melindungi diri dari rasa sakit emosional yang luar biasa.

Contohnya, seseorang mungkin berkata, “Ini tidak mungkin terjadi padaku” atau “Aku merasa baik-baik saja.”

Tahap 2: Kemarahan (Anger)

Ketika realitas kehilangan mulai meresap, kemarahan bisa muncul sebagai respons terhadap rasa sakit dan ketidakberdayaan.

Kemarahan dapat diarahkan pada diri sendiri, orang lain, keadaan, atau bahkan pada orang yang telah meninggal.

Penting untuk diingat bahwa kemarahan adalah bagian normal dari proses berduka dan perlu diungkapkan dengan cara yang sehat.

Tahap 3: Tawar-menawar (Bargaining)

Tawar-menawar melibatkan upaya untuk membuat kesepakatan atau perjanjian dalam upaya untuk mengubah atau menunda kenyataan.

Individu mungkin mencoba untuk bernegosiasi dengan kekuatan yang lebih tinggi atau membuat janji-janji jika mereka dapat membalikkan keadaan.

Contohnya, seseorang mungkin berkata, “Jika aku bisa mengubah ini, aku akan…” atau “Aku berjanji akan menjadi orang yang lebih baik jika…”

Tahap 4: Depresi (Depression)

Depresi adalah tahap kesedihan di mana individu mengalami perasaan sedih yang mendalam, kehilangan harapan, dan kurangnya minat pada aktivitas sehari-hari.

Depresi dapat termanifestasi dalam berbagai cara, termasuk kelelahan, perubahan nafsu makan, gangguan tidur, dan kesulitan berkonsentrasi.

Penting untuk membedakan antara kesedihan normal dan depresi klinis, yang mungkin memerlukan intervensi medis.

Tahap 5: Penerimaan (Acceptance)

Penerimaan adalah tahap akhir dari proses berduka.

Pada tahap ini, individu mulai menerima kenyataan kehilangan dan belajar untuk hidup dengannya.

Penerimaan tidak berarti bahwa individu merasa bahagia atau baik-baik saja.

Akan tetapi, mereka telah mencapai titik di mana mereka dapat menerima kehilangan tersebut sebagai bagian dari kehidupan mereka.

Ketahui juga Eccedentesiast, Cara Seseorang Menyembunyikan Depresi dengan Senyuman.

Apakah Tahapan Ini Harus Dilalui Secara Berurutan?

Tidak, tahapan kesedihan tidak harus dilalui secara berurutan.

Setiap individu berduka dengan cara yang unik dan mungkin mengalami tahapan-tahapan ini dalam urutan yang berbeda, melompat-lompat di antara tahapan, atau tidak mengalami semua tahapan sama sekali.

Penting untuk memberikan ruang bagi individu untuk berduka dengan cara mereka sendiri dan tanpa tekanan untuk mengikuti pola tertentu.

Jangan dianggap sepele, Ini Gejala Depresi yang Butuh Bantuan Psikolog.

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Meskipun kesedihan adalah bagian normal dari kehidupan, ada saat-saat ketika bantuan profesional mungkin diperlukan.

Jika kesedihan berlangsung lama, mengganggu fungsi sehari-hari, atau disertai dengan pikiran untuk menyakiti diri sendiri, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.

Psikolog, psikiater, atau konselor di Halodoc dapat memberikan dukungan dan bimbingan untuk membantu individu mengatasi kesedihan mereka.

Hubungi Psikolog di Halodoc Jika Kamu Butuh Teman Cerita

Jika kamu butuh teman bercerita, psikolog di Halodoc siap menjadi pendengar yang baik.

Mereka bisa memberi saran yang kamu butuhkan untuk menghadapi situasi sulit ini. 

Jangan khawatir, psikolog di Halodoc telah memiliki pengalaman dan memiliki rating yang baik dari para pasien yang telah ditangani sebelumnya.

Ini daftarnya: 

1. Risvi Rayhani S.Psi, M.Psi, Psikolog

Pilihan psikolog yang dapat kamu hubungi, yaitu Risvi Rayhani S.Psi, M.Psi.

Ia merupakan psikolog klinis anak dan remaja yang mendapat gelarnya dari Fakultas Psikologi Universitas Semarang pada 2013 dan Unika Soegijapranata pada 2021. 

Risvi Rayhani S.Psi, M.Psi, Psikolog berpraktik di Kota Semarang, Jawa Tengah, dan tergabung sebagai anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dengan nomor STR 14 24 8 2 1 22-4354012.

Dengan pengalaman 3 tahun yang dimiliki, ia mampu menjadi teman cerita yang baik untukmu.

Jadwalkan Sesi Konsultasi dengan Risvi Rayhani S.Psi, M.Psi, Psikolog mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc

2. Eny Dwi Harsiwi S.Psi, M.Psi, Psikolog

Kamu juga bisa memilih Eny Dwi Harsiwi S.Psi, M.Psi untuk bertanya seputar ADHD pada anak.

Eny Dwi Harsiwi S.Psi, M.Psi adalah lulusan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro pada 2016 dan Unika Soegijapranata pada 2022. 

Saat ini, ia berpraktik di Kota Semarang, Jawa Tengah, dan tergabung sebagai anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dengan nomor STR 1424821224330520.

Dengan pengalaman 2 tahun yang dimiliki, Eny Dwi Harsiwi S.Psi, M.Psi bisa menjadi teman cerita yang baik untukmu dalam menghadapi masa-masa sulit.

Jadwalkan Sesi Konsultasi dengan Eny Dwi Harsiwi S.Psi, M.Psi, Psikolog mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc

Jika psikolog sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.

Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.

Tunggu apa lagi? Yuk pakai Halodoc sekarang!

Cara Mendukung Seseorang yang Berduka

Mendukung seseorang yang berduka melibatkan memberikan kehadiran, mendengarkan dengan empati, dan menawarkan dukungan praktis.

Berikut adalah beberapa cara untuk membantu:

  • Dengarkan tanpa menghakimi: Biarkan orang tersebut berbicara tentang perasaan mereka tanpa merasa dihakimi atau dinasihati.
  • Tawarkan bantuan praktis: Bantu dengan tugas-tugas sehari-hari seperti memasak, membersihkan, atau mengantar anak-anak.
  • Hadir secara fisik: Kehadiran fisik dapat memberikan kenyamanan dan dukungan.
  • Jangan memaksakan: Biarkan orang tersebut berduka dengan cara mereka sendiri dan jangan memaksakan mereka untuk “move on” terlalu cepat.

Ketahui juga Terapi Perilaku Dialektik (DBT), Cara Efektif Mengelola Emosi.

Kesimpulan

Memahami 5 tahap kesedihan dapat membantu individu dan orang-orang di sekitar mereka untuk menavigasi proses pemulihan emosional setelah kehilangan.

Meskipun tahapan ini tidak harus dilalui secara linier, mereka memberikan kerangka kerja untuk memahami berbagai emosi yang mungkin timbul selama masa sulit ini.

Jika kesedihan berlangsung lama atau mengganggu fungsi sehari-hari, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.

Memberikan dukungan dan pengertian kepada orang yang berduka dapat membantu mereka merasa didukung dan tidak sendirian.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2025. The Stages of Grief: How to Understand Your Feelings.
Verywell Mind. Diakses pada 2025. How the Five Stages of Grief Can Help Process a Loss.
U.S. National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Kubler-Ross Stages of Dying and Subsequent Models of Grief.