Alasan Sindrom Nefrotik Dapat Menyerang Anak-Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 November 2018
Alasan Sindrom Nefrotik Dapat Menyerang Anak-AnakAlasan Sindrom Nefrotik Dapat Menyerang Anak-Anak

Halodoc, Jakarta – Sindrom nefrotik adalah suatu kondisi yang menyebabkan ginjal mengeluarkan protein dalam jumlah besar melalui urine. Ini dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti pembengkakan jaringan tubuh dan kesempatan lebih besar untuk mengalami infeksi.

Meskipun sindrom nefrotik dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia, tapi biasanya pertama kali didiagnosis pada anak-anak berusia antara 2 dan 5 tahun. Sindrom ini juga memengaruhi lebih banyak anak laki-laki daripada anak perempuan.

Sekitar 1 dari setiap 50.000 anak didiagnosis dengan kondisi setiap tahun. Kecenderungan juga lebih umum terjadi di keluarga dengan riwayat alergi atau orang-orang dari latar belakang Asia, meskipun tidak jelas mengapa.

Gejala sindrom nefrotik biasanya dapat dikendalikan dengan obat steroid. Sebagian besar anak-anak dengan sindrom nefrotik merespons dengan baik terhadap steroid dan tidak berisiko gagal ginjal. Namun, sejumlah kecil anak-anak memiliki sindrom nefrotik yang diturunkan biasanya kurang baik. Karena itu, kemungkinan besar anak-anak tersebut mengalami gagal ginjal dan membutuhkan transplantasi ginjal.

Penyebab Sindrom Nefrotik

Sebagian besar anak-anak dengan sindrom nefrotik memiliki masalah ginjal ataupun beberapa penyakit lain, seperti:

  1. Glomerulosclerosis (ketika bagian dalam ginjal mengalami luka)

  2. Glomerulonefritis (peradangan di dalam ginjal)

  3. Infeksi (seperti HIV atau hepatitis)

  4. Lupus

  5. Diabetes

  6. Anemia sel sabit

  7. Beberapa jenis kanker, seperti leukemia, multiple myeloma, ataupun limfoma

Beberapa gejala utama yang terkait dengan sindrom nefrotik meliputi:

  1. Pembengkakan

Rendahnya kadar protein dalam darah mengurangi aliran air dari jaringan tubuh kembali ke pembuluh darah yang menyebabkan pembengkakan (edema). Pembengkakan biasanya pertama kali ditemukan di sekitar mata, kemudian di sekitar kaki bagian bawah dan sisa tubuh.

  1. Infeksi

Antibodi adalah kelompok protein khusus dalam darah yang membantu melawan infeksi. Ketika ini hilang, anak-anak jauh lebih mungkin terkena infeksi.

  1. Perubahan Urine

Kadang-kadang, tingginya kadar protein yang dilewatkan ke urine dapat menyebabkan urine  menjadi berbusa. Beberapa anak dengan sindrom nefrotik juga dapat mengeluarkan urine lebih sedikit dari biasanya.

  1. Gumpalan Darah

Protein penting yang membantu mencegah pembekuan darah dikeluarkan melalui urine. Ini dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah yang berpotensi serius. Selama kambuh, darah juga menjadi lebih terkonsentrasi yang dapat menyebabkan pembekuan.

Diagnosis Sindrom Nefrotik pada Anak

Sindrom nefrotik biasanya dapat didiagnosis setelah mencelupkan dipstick ke dalam sampel urine. Jika terdapat sejumlah besar protein dalam urine seseorang, maka akan ada perubahan warna pada dipstick.

Tes darah juga dapat menunjukkan tingkat protein yang disebut albumin. Dalam beberapa kasus, ketika perawatan awal tidak berhasil, maka anak mungkin memerlukan biopsi ginjal. Ini adalah ketika sampel yang sangat kecil dari jaringan ginjal diambil menggunakan jarum sehingga dapat dipelajari di bawah mikroskop.

Anak-anak yang didiagnosis dengan sindrom nefrotik untuk pertama kalinya biasanya diresepkan setidaknya selama empat minggu prednisolon obat steroid. Obat ini diikuti dengan dosis yang lebih kecil setiap hari selama 4 minggu lagi.

Ini dilakukan untuk menghentikan pengeluaran protein berlebihan bocor dari ginjal anak saat berkemih. Ketika prednisolon diresepkan untuk waktu yang singkat, biasanya tidak ada efek samping yang serius atau jangka panjang, meskipun beberapa anak mungkin mengalami:

  1. Nafsu makan meningkat

  2. Penambahan berat badan

  3. Pipi merah

  4. Perubahan mood

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai sindrom nefrotik serta penanganannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga:

 

 

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan