Apakah Konsumsi Pil Kontrasepsi Darurat Sama dengan Aborsi? Ini Faktanya
Pil kontrasepsi darurat adalah obat yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan seksual.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Pil Kontrasepsi Darurat?
- Bedanya Pil Kontrasepsi Darurat dan Aborsi
- Bagaimana Cara Kerja Pil Kontrasepsi Darurat?
- Rekomendasi Pil Kontrasepsi Darurat
- Mengapa Banyak Orang Menganggapnya Sama dengan Aborsi?
- Efektivitas dan Efek Samping
- Kapan Sebaiknya Digunakan?
- Hubungi Dokter Ini Jika Hendak Menggunakan Pil Kontrasepsi Darurat
Banyak orang masih salah paham mengenai pil kontrasepsi darurat atau yang sering disebut morning after pill.
Salah satu kesalahpahaman yang sering muncul adalah anggapan bahwa mengonsumsi pil ini sama dengan melakukan aborsi.
Padahal, secara medis dan ilmiah, keduanya memiliki mekanisme kerja yang berbeda. Mari bahas fakta-faktanya agar tidak terjadi miskonsepsi!
Apa Itu Pil Kontrasepsi Darurat?
Pil kontrasepsi darurat adalah obat yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan seksual tanpa perlindungan, atau jika metode kontrasepsi yang digunakan gagal (misalnya kondom robek).
Obat ini mengandung hormon sintetis, biasanya levonorgestrel atau ulipristal acetate, yang bekerja untuk menghambat atau menunda ovulasi (pelepasan sel telur).
Pil ini sebaiknya diminum secepat mungkin setelah berhubungan, idealnya dalam waktu 72 jam untuk levonorgestrel, dan hingga 120 jam untuk ulipristal acetate.
Semakin cepat diminum, semakin tinggi efektivitasnya.
Bedanya Pil Kontrasepsi Darurat dan Aborsi
Perbedaan paling mendasar antara pil kontrasepsi darurat dan aborsi ada pada waktu dan tujuan kerjanya:
- Pil kontrasepsi darurat atau pil KB darurat bekerja sebelum terjadi pembuahan atau sebelum sel telur menempel di dinding rahim. Artinya, jika sudah terjadi kehamilan (sel telur telah menempel/implantasi), pil ini tidak akan menghentikan kehamilan.
- Aborsi adalah tindakan medis untuk mengakhiri kehamilan yang sudah berjalan, baik dengan prosedur medis (obat aborsi) maupun tindakan pembedahan. Mekanismenya memang menghentikan perkembangan janin yang sudah ada.
Secara ilmiah, pil kontrasepsi darurat bukanlah pil aborsi, karena tidak memiliki kemampuan untuk mengakhiri kehamilan yang telah terjadi.
Baca juga: Ini Jenis Pil KB Beserta Rekomendasinya untuk Mencegah Kehamilan.
Bagaimana Cara Kerja Pil Kontrasepsi Darurat?
Pil kontrasepsi darurat bekerja dengan beberapa cara tergantung pada siklus menstruasi saat diminum, antara lain:
- Menghambat atau menunda ovulasi sehingga sel telur tidak dilepaskan dari ovarium.
- Mengubah lendir serviks sehingga sulit bagi sperma untuk mencapai sel telur.
- Mengubah lapisan rahim sehingga lebih sulit bagi sel telur yang telah dibuahi untuk menempel (hanya jika proses implantasi belum terjadi).
Penting dicatat: jika implantasi sudah terjadi, pil kontrasepsi darurat tidak akan berpengaruh.
Mengapa Banyak Orang Menganggapnya Sama dengan Aborsi?
Miskonsepsi ini sering muncul karena kurangnya edukasi dan bercampurnya isu kesehatan dengan sudut pandang moral atau agama.
Beberapa orang menganggap bahwa mencegah sel telur menempel di rahim sama dengan mengakhiri kehidupan.
Namun, dari sisi medis, kehamilan baru dinyatakan terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim. Sebelum itu, belum disebut kehamilan.
Organisasi kesehatan dunia seperti WHO dan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) secara tegas menyatakan bahwa pil kontrasepsi darurat tidak termasuk metode aborsi.
Efektivitas dan Efek Samping
Efektivitas pil kontrasepsi darurat bisa mencapai 85–95% jika diminum sesuai waktu yang dianjurkan.
Namun, efektivitas menurun jika diminum lebih dari 72 jam setelah berhubungan.
Efek samping yang mungkin terjadi antara lain:
- Mual atau muntah
- Sakit kepala
- Perubahan siklus menstruasi (lebih cepat atau lambat)
- Nyeri payudara
- Kelelahan
Efek samping ini biasanya bersifat sementara dan akan hilang dalam beberapa hari.
Rekomendasi Pil Kontrasepsi Darurat
Setelah mengetahui berbagai informasi terkait pil KB darurat, berikut ini beberapa pilihan produk yang bisa kamu gunakan:
- Postinor-2 0.75 mg 2 tablet. Kontrasepsi darurat yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan jika digunakan dalam 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan atau kegagalan alat kontrasepsi.
- Andalan Postpil 2 Tablet. Merupakan pil kontrasepsi darurat yang bekerja dengan mencegah ovulasi atau pembuahan, namun sebaiknya hanya digunakan dalam keadaan darurat dan bukan sebagai metode kontrasepsi rutin.
- Valenor 2 0.75 mg 2 tablet. Valenor-2 adalah kontrasepsi oral darurat yang mengandung levonorgestrel 0,75 mg (dua tablet). Digunakan untuk mencegah kehamilan jika dikonsumsi dalam 72 jam (3 hari) setelah berhubungan seksual tanpa perlindungan atau kegagalan alat kontrasepsi.
Kapan Sebaiknya Digunakan?
Pil kontrasepsi darurat bukanlah metode kontrasepsi rutin.
Penggunaan berulang tidak dianjurkan karena efektivitasnya lebih rendah dibanding kontrasepsi reguler seperti pil KB harian, IUD, atau kondom.
Pil ini sebaiknya hanya digunakan dalam keadaan darurat, seperti:
- Lupa minum pil KB beberapa hari
- Kondom robek atau lepas
- Hubungan seksual tanpa perlindungan
Hubungi Dokter Ini Jika Hendak Menggunakan Pil Kontrasepsi Darurat
Jika kamu atau orang terdekat hendak menggunakan pil kontrasepsi darurat, sebaiknya hubungi dokter spesialis kandungan di Halodoc terlebih dahulu.
Dokter akan memberikan informasi mengenai jenis kontrasepsi ini dan cara aman penggunaannya.
Nah, berikut ini adalah rekomendasi dokter spesialis kandungan di Halodoc yang berpengalaman dan mendapatkan penilaian baik dari pasien sebelumnya.
Ini daftarnya:
1. dr. Marsell Phang Sp.OG

Kamu dapat menghubungi dr. Marsell Phang Sp.OG, yang lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya pada 2012 dan Universitas Sam Ratulangi pada 2018.
Saat ini, ia berpraktik di Gresik, Jawa Timur, dan merupakan anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
Dengan pengalaman 12 tahun, ia dapat memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait berbagai informasi dan cara penggunaan pil kontrasepsi darurat.
Dokter Marsell Phang Sp.OG juga dapat memberikan saran tentang program kehamilan, keluarga berencana, kesehatan kandungan, kehamilan berisiko tinggi, dan penyakit kelamin.
Chat dr. Marsell Phang Sp.OG mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.
2. dr. Lucia Leonie Sp.OG

Kamu juga dapat menghubungi dr. Lucia Leonie Sp.OG, yang lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha pada 2011 dan Universitas Hasanuddin pada 2017.
Saat ini, ia berpraktik medis di Makassar, Sulawesi Selatan, dan aktif sebagai anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
Dengan pengalaman 13 tahun, dr. Lucia Leonie Sp.OG dapat memberikan layanan konsultasi di Halodoc mengenai informasi seputar pil kontrasepsi darurat.
Chat dr. Lucia Leonie Sp.OG mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.
3. dr. Fitria Angela Umar Sp.OG

Selanjutnya, kamu dapat menghubungi dr. Fitria Angela Umar Sp.OG, yang lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi pada 2015 dan 2022.
Saat ini, dr. Fitria Angela Umar Sp.OG berpraktik di Makassar, Sulawesi Selatan, dan merupakan anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
Dengan pengalaman 8 tahun, dr. Fitria Angela Umar Sp.OG dapat memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait pil kontrasepsi darurat dan berbagai informasi mengenainya.
Ia juga dapat memberikan informasi dan konsultasi tentang kesehatan kandungan, kesuburan, gangguan menstruasi dan hormon, keluarga berencana, dan program kehamilan.
Chat dr. Fitria Angela Umar Sp.OG mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.
Itulah beberapa dokter spesialis kandungan yang bisa kamu hubungi untuk informasi lebih lengkap terkait pil kontrasepsi darurat.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Jangan khawatir, privasi kamu juga pasti aman dan terjaga di Halodoc.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!


