Beda Gangguan Pembekuan Darah dan Kelainan Trombosit

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   01 Maret 2019
Beda Gangguan Pembekuan Darah dan Kelainan TrombositBeda Gangguan Pembekuan Darah dan Kelainan Trombosit

Halodoc, Jakarta - Seseorang yang mengalami luka sehingga mengeluarkan darah dapat sembuh sendirinya berkat bantuan trombosit. Sel darah tersebut mempunyai fungsi untuk menghentikan perdarahan yang terjadi. Pembekuan darah yang dilakukan oleh trombosit akan membuat gumpalan yang dapat menutup luka yang terjadi. Walau begitu, terdapat dua masalah yang dapat menyebabkan luka sulit sembuh, yaitu pembekuan darah yang lambat atau kelainan pada trombosit.

Faktor pembekuan darah ditentukan oleh protein dalam darah yang berfungsi mengontrol perdarahan. Selain itu, ketika pembuluh darah terluka, dinding pembuluh darah berkontraksi untuk membatasi aliran darah ke area yang rusak. Setelah itu, trombosit tersebut menempel pada lokasi cedera dan menyebar di sepanjang permukaan pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan.

Tubuh akan memberikan sinyal untuk melepaskan kantung-kantung kecil pada trombosit untuk berkumpul pada area yang mengalami perdarahan, sehingga membentuk sumbat trombosit. Setelah itu, faktor pembekuan tersebut akan membentuk serangkaian reaksi kimia untuk membentuk bekuan fibrin. Hal tersebut akan membentuk jaring yang dapat menghentikan perdarahan.

Baca Juga: Mengapa Gangguan Pembekuan Darah Terjadi?

Perbedaan Gangguan Pembekuan Darah dengan Kelainan Trombosit

Gangguan pembekuan darah dan kelainan trombosit adalah dua hal yang dapat menyebabkan luka sulit sembuh. Walau begitu, dua hal tersebut mempunyai perbedaan, yaitu penyebab dan gejala yang ditimbulkan. Berikut adalah perbedaan antara gangguan pembekuan darah dan kelainan trombosit.

Gangguan pembekuan darah terjadi ketika luka yang terjadi sulit untuk sembuh. Proses pembekuan darah atau koagulasi berfungsi mengubah darah dari cairan menjadi padat. Ketika seseorang terluka, trombosit akan mulai menggumpal untuk mencegah kehilangan banyak darah. Apabila seseorang mengidap gangguan pembekuan darah, luka yang terjadi akan sulit untuk sembuh.

Proses pembekuan darah yang terganggu dapat disebabkan oleh pembekuan darah yang tidak mencukupi. Kebanyakan gangguan pembekuan darah yang terjadi disebabkan oleh kelainan genetik yang diwariskan dari orangtua ke anak. Selain itu, beberapa gangguan pembekuan darah dapat disebabkan oleh beberapa penyakit tertentu, seperti penyakit hati. Hal lain yang dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah adalah kekurangan vitamin K dan efek samping obat-obatan.

Baca Juga: Trombosit dalam Darah Tinggi Bisa Menjadi Penyakit

Penyebab Kelainan Trombosit

Pada kelainan trombosit, hal ini disebabkan oleh gangguan pada jumlah trombosit atau kelainan pada fungsi trombosit. Hal tersebut tidak selalu disebabkan oleh faktor genetik. Pada seseorang yang normal, jumlah trombositnya sekitar 150.000-450.000 trombosit per mikroliter darah.

Apabila tubuh mengalami produksi trombosit berlebihan, kondisi ini disebut dengan trombositosis. Trombositosis dapat menyebabkan sumbatan darah pada pembuluh darah di tubuh. Gangguan ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap trombosis vena dalam (DVT), varises, hingga serangan jantung.

Berbeda dengan kondisi sebelumnya, trombositopenia merupakan kelainan yang membuat jumlah trombosit lebih sedikit dari 150.000 trombosit per mikroliter darah. Trombositopenia yang terjadi dapat menyebabkan perdarahan internal yang berdampak sangat fatal. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi pada otak atau saluran pencernaan. selain itu, kelainan tersebut dapat menyebabkan gangguan pada sumsum tulang.

Baca Juga: Ketahui Komplikasi yang Disebabkan Trombositosis

Itulah perbedaan antara gangguan pembekuan darah dengan kelainan trombosit. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal kedua hal tersebut, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya adalah dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan