Benarkah usai Melahirkan Kondisi Emboli Paru Bisa Berakibat Fatal?
“Wanita hamil dan melahirkan memiliki risiko lebih tinggi mengalami emboli paru. Kondisi ini bisa berakibat fatal bahkan mengancam jiwa apabila tidak mendapatkan penanganan segera.”

Halodoc, Jakarta – Emboli paru merupakan kondisi penyumbatan pada pembuluh darah paru-paru yang penyebabnya adalah penggumpalan darah. Penyebab umum emboli pada sebagian besar orang adalah trombosis vena.
Maka itu, orang yang berisiko tinggi mengalami kondisi ini adalah mereka yang rentan mengalami trombosis vena dalam, salah satunya wanita pasca melahirkan. Penyebab emboli paru pasca melahirkan bisa juga karena cairan ketuban akibat komplikasi kehamilan.
Bahaya Emboli Paru Setelah Melahirkan
Risiko terjadinya emboli paru saat hamil dan melahirkan sebesar 5 kali lipat jika perbandingannya dengan wanita normal dan 2 kali lipat setelah melahirkan.
Penyebab emboli paru pasca melahirkan salah satunya masuknya cairan ketuban akibat komplikasi kehamilan ke aliran darah dan kemudian berjalan ke paru-paru saat persalinan operasi caesar.
Emboli paru adalah kondisi yang cukup berbahaya yang mengakibatkan oksigen terhambat sehingga oksigen tidak mengalir pada tubuh dan merusak sistem tubuh.
Kondisi ini bisa menyerang ibu yang sedang dalam proses persalinan, atau dengan istilah medis bernama emboli air ketuban. Emboli air ketuban terjadi saat masuknya cairan ketuban dan komponennya ke dalam jaringan pembuluh darah.
Hal ini mengakibatkan proses aliran darah yang mengalirkan oksigen ke dalam tubuh ibu menjadi terhambat.
Jika tidak segera mendapatkan penanganan, emboli paru dapat membuat ibu memiliki masalah kesehatan ke depannya, seperti gangguan saraf.
Komponen yang masuk dalam pembuluh darah juga beragam, bisa air ketuban anak, jaringan janin bahkan rambut atau feses anak dalam kandungan.
Pada tiap proses persalinan terdapat kondisi saat pembuluh arteri atau pembuluh vena pecah. Di saat itu, komponen lain bisa masuk dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah.
Selain itu, emboli air ketuban memiliki pengaruh yang berbeda pada tubuh ibu. Emboli air ketuban terjadi ketika cairan amino masuk melalui rahim atau saluran plasenta.
Hal ini sesuai dengan terjadinya letak emboli pada tubuh, misalnya emboli terjadi pada jantung bisa membuat ibu mengalami gagal jantung pada masa persalinan.
Parahnya, emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian pada ibu yang menjalani persalinan.
Gejala dan Tindakan yang Harus Dilakukan
Beberapa gejala umum emboli paru yaitu:
- Sesak napas.
- Pernapasan cepat.
- Nyeri saat bernapas.
- Batuk, dengan atau tanpa darah.
- Peningkatan detak jantung.
- Sakit kepala ringan atau pingsan.
- Berkeringat.
- Kecemasan.
Selain itu ketahui juga Gejala Emboli Paru yang Perlu Penanganan Dokter.
Jika kamu atau anggota keluarga mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, selama atau setelah kehamilan, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan saran penanganan yang tepat.
Biasanya dokter akan merujuk pengidap pada beberapa metode pengobatan berupa:
- Terapi antikoagulan. Obat-obatan ini membantu mencegah pembentukan gumpalan darah.
- Trombolitik. Obat-obatan ini membantu melarutkan gumpalan yang ada. Biasanya dokter merekomendasikan trombolitik bagi mereka yang mengidap emboli paru akut yang mengancam nyawa.
Pengidap dapat melanjutkan pengobatan antikoagulan tertentu hingga enam minggu atau lebih setelah persalinan.
Namun untuk melanjutkan pengobatan ini, pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter terlebih dulu.
Penting juga untuk menyadari bahwa obat emboli paru dapat menyebabkan pendarahan serius.
Maka itu, siapa pun yang menggunakan obat-obatan tersebut memerlukan pemantauan berkala dan kemungkinan penyesuaian dosis obat.
Bahkan, selain emboli paru, ada juga beberapa Masalah yang Bisa Terjadi saat Masa Nifas atau pasca persalinan.
Itulah yang perlu kamu ketahui tentang emboli paru setelah melahirkan. Pastikan untuk rutin melakukan pemeriksaan kandungan selama kehamilan.
Hal tersebut dapat mendeteksi kondisi apapun secara dini, sehingga penanganan atau pencegahan dapat segera dokter lakukan.