Advertisement

Catat, Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Keputihan saat Hamil

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Enrico Hervianto SpOG   20 Oktober 2025

Keputihan saat hamil bisa disebabkan oleh perubahan hormon hingga pertumbuhan bakteri.

Catat, Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Keputihan saat HamilCatat, Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Keputihan saat Hamil

DAFTAR ISI


Keputihan adalah hal umum yang dialami oleh banyak wanita, termasuk selama masa kehamilan.

Sebab, kehamilan bisa menyebabkan perubahan hormonal yang memengaruhi kesehatan vagina dan menyebabkan peningkatan jumlah keputihan. 

Meskipun keputihan biasanya tidak berbahaya, penting bagi ibu hamil untuk mengetahui penyebabnya. Selain itu, bumil juga sebaiknya dapat membedakan antara keputihan normal dan abnormal. 

Nah, mau tahu apa saja penyebab keputihan saat hamil dan cara efektif untuk mengatasinya?

Keputihan Saat Hamil Muda: Apakah Normal?

Keputihan saat hamil muda adalah hal yang umum terjadi.

Peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama trimester pertama kehamilan memicu peningkatan produksi cairan vagina.

Cairan ini berfungsi untuk melindungi rahim dari infeksi dan menjaga keseimbangan flora normal di vagina.

Namun, penting untuk tetap memperhatikan karakteristik keputihan. Jika keputihan disertai gejala abnormal seperti perubahan warna, bau tidak sedap, gatal, atau nyeri, segera konsultasikan dengan dokter.

Penyebab Keputihan saat Hamil

Penyebab keputihan saat hamil muda bisa bervariasi, mulai dari perubahan hormon hingga infeksi. Simak selengkapnya penyebab keputihan berikut ini:

1. Perubahan hormon

Selama siklus menstruasi dan kehamilan, fluktuasi kadar hormon, terutama hormon estrogen, dapat meningkatkan produksi lendir serviks yang menyebabkan keputihan menjadi lebih banyak. 

2. Infeksi jamur

Keputihan mungkin terjadi akibat infeksi jamur seperti kandida.

Ciri keputihan saat hamil muda akibat infeksi jamur yaitu berwarna putih dan kental, disertai dengan rasa gatal dan iritasi. 

Tak perlu cemas, keputihan dapat diatasi salah satunya dengan konsumsi obat. Ini 7 Obat Keputihan yang Bisa Kamu Gunakan.

3. Infeksi bakteri

Bakteri yang bisa menyebabkan keputihan adalah Bacterial vaginosis (BV).

Bakteri ini bisa menyebabkan keputihan berwarna abu-abu dengan bau yang tidak sedap yang terjadi karena ketidakseimbangan flora normal di vagina. 

4. Infeksi menular seksual

Beberapa penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore bisa menyebabkan keputihan abnormal.

Biasanya keputihan ini disertai gejala lain seperti nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil.

Segera periksakan dirimu jika mengalami keputihan dengan kondisi ini. 

5. Iritasi atau alergi

Keputihan saat hamil juga dapat dipicu akibat iritasi atau alergi.

Vagina merupakan salah satu organ yang sangat sensitif.

Area vagina sangat rentan mengalami iritasi dan alergi yang mungkin disebabkan oleh penggunaan produk pembersih, sabun, atau bahan kimia tertentu yang dapat memicu keputihan. 

Catat, Ini Gejala Keputihan Abnormal yang Perlu Diwaspadai. 

Gejala Keputihan saat Hamil yang Normal

Keputihan normal saat hamil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Berwarna bening atau putih.
  • Tidak berbau atau berbau ringan.
  • Tidak menyebabkan gatal, nyeri, atau iritasi.
  • Konsistensi encer atau sedikit kental.

Jika kamu sering mengalami keputihan, hubungi 5 Dokter Spesialis yang Dapat Mengatasi Keputihan berikut ini.

Kapan Harus Khawatir?

Meskipun keputihan saat hamil umumnya normal, ada beberapa kondisi yang perlu diwaspadai.

Segera konsultasikan dengan dokter jika keputihan disertai gejala berikut:

  • Perubahan warna menjadi kuning, hijau, atau abu-abu.
  • Bau yang tidak sedap atau menyengat.
  • Gatal, nyeri, atau iritasi pada vagina.
  • Pembengkakan atau kemerahan pada vulva.
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Perdarahan.

Keputihan yang tidak normal bisa menjadi tanda infeksi seperti:

  • Infeksi Jamur: Disebabkan oleh pertumbuhan jamur Candida yang berlebihan.
  • Vaginosis Bakterial (VB): Disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri alami di vagina.
  • Trikomoniasis: Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis.

Apakah Keputihan Berwarna Cokelat Perlu Diwaspadai? Ini jawaban yang perlu kamu pahami.

Apa Kata Studi tentang Keputihan?

Sebuah studi dipublikasikan oleh Singapore Medical Journal (2020) membahas berbagai penyebab keputihan yang tidak normal pada wanita.

Salah satu penyebab utama adalah infeksi, seperti vaginosis bakterialis (BV), infeksi jamur (Candida), dan trikomoniasis.

Masing-masing kondisi ini memiliki ciri khas, misalnya vaginosis bakterialis menyebabkan warna keputihan saat hamil menjadi abu-abu dengan bau amis, sedangkan infeksi jamur ditandai dengan keputihan kental seperti susu dan rasa gatal di area intim.

Sementara itu, trikomoniasis yang merupakan infeksi menular seksual dapat menyebabkan keputihan hijau saat hamil, yang ditandai dengan busa dan bau tidak sedap.

Untuk memastikan penyebab keputihan, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes tambahan. Contohnya seperti mengecek tingkat keasaman (pH) vagina atau menggunakan mikroskop untuk melihat keberadaan bakteri atau jamur.

Pengobatan yang diberikan juga tergantung pada penyebabnya, misalnya antibiotik untuk vaginosis bakterialis dan trikomoniasis, serta obat antijamur untuk infeksi Candida.

Studi ini menekankan pentingnya diagnosis yang tepat agar keputihan abnormal bisa ditangani dengan baik, dan tidak berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius.

Tips Ampuh Atasi Keputihan saat Hamil

Ada beberapa cara mengatasi keputihan saat hamil yang bisa Ibu lakukan, antara lain:

1. Menjaga kebersihan area genital

Penting untuk selalu menjaga kebersihan area genital. Cara sederhana yang bisa Ibu lakukan adalah dengan mencuci secara lembut area genital tersebut.

Hindari produk pembersih yang mengandung bahan kimia berbahaya dan bersifat keras, karena dapat mengiritasi dan mengganggu keseimbangan pH vagina. 

2. Gunakan pakaian dalam yang nyaman

Pilihlah pakaian dalam yang terbuat dari bahan yang menyerap seperti katun.

Hal ini berguna untuk mencegah kelembaban dan mengurangi risiko iritasi. Hindari menggunakan pakaian yang ketat. 

3. Hindari menggunakan produk tertentu

Hindari membilas atau membersihkan bagina dengan larutan tertentu karena dapat mengganggu keseimbangan flora normal dan meningkatkan risiko infeksi. Biarkan vagina membersihkan dirinya sendiri secara alami. 

Yuk ketahui lebih lanjut, Manfaat Minuman Probiotik Bagi Kesehatan. 

4. Mengonsumsi probiotik

Konsumsilah makanan yang kaya probiotik, seperti yogurt dan kefir yang dapat menjaga keseimbangan bakteri atau flora baik di dalam tubuh terutama vagina dan mencegah terjadinya infeksi.

Probiotik bekerja dengan cara meningkatkan jumlah bakteri baik, yang berperan dalam mempertahankan pH yang sehat. 

Adakah vitamin yang bisa dikonsumsi ibu hamil? Catat, Ini Rekomendasi Vitamin Ibu Hamil yang Bagus. 

5. Konsultasi dengan dokter

Jika keputihan yang kamu alami disertai dengan gejala tidak normal seperti gatal, bau tidak sedap, atau perubahan warna, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan di Halodoc untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. 

Mencegah Keputihan saat Hamil

Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko keputihan saat hamil:

  • Hindari douching.
  • Gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mencegah infeksi menular seksual.
  • Jaga kadar gula darah tetap terkontrol jika memiliki diabetes.
  • Hindari penggunaan pakaian ketat.

Komplikasi Keputihan saat Hamil yang Tidak Diobati

Jika keputihan yang tidak normal tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi seperti:

  • Ketuban pecah dini (KPD): Infeksi dapat melemahkan selaput ketuban dan menyebabkan pecah sebelum waktunya.
  • Persalinan prematur: Infeksi dapat memicu kontraksi dan menyebabkan persalinan prematur.
  • Infeksi pada bayi baru lahir: Bayi dapat terinfeksi saat melewati jalan lahir.

Hubungi Dokter Ini untuk Mengatasi Keputihan Abnormal saat Hamil

Jika bumil mengalami tanda keputihan yang tidak biasa, segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan aman.

Dokter di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan ulasan yang baik dari pasien yang mereka tangani sebelumnya.

Berikut beberapa dokter yang bisa bumil hubungi di Halodoc:

  • dr. Frieda, Sp.D.V.E: Dokter spesialis kulit dan kelamin dengan pengalaman 8 tahun, lulusan Universitas Sebelas Maret (2022). Saat ini praktik di Bogor, anggota PERDOSKI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
  • dr. Dyah Ayu Nirmalasari, Sp.D.V.E: Dokter spesialis kulit dan kelamin dengan pengalaman 10 tahun, lulusan Universitas Hasanuddin (2022). Kini praktik di Bima, NTB, anggota PERDOSKI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
  • dr. Made Martina W., M.Biomed, Sp.D.V.E: Dokter spesialis kulit dan kelamin dengan pengalaman 12 tahun, lulusan Universitas Udayana (2017). Kini praktik di Denpasar, Bali, anggota PERDOSKI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.

Dokter tersebut siap membantu bumil dalam mengatasi keputihan abnormal selama kehamilan. Jangan abaikan gejalanya, karena deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.

Dengan Halodoc, bumil bisa berkonsultasi secara mudah, aman, dan nyaman tanpa harus keluar rumah.

Tunggu apa lagi? Ayo pakai Halodoc sekarang juga!

Kapan Harus ke Dokter?

Ibu hamil disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan dengan ciri-ciri berikut:

  • Keputihan berubah warna, bau, atau tekstur.
  • Keputihan disertai gatal, perih, atau nyeri.
  • Keputihan disertai perdarahan.
  • Mengalami demam atau menggigil.

Keputihan saat hamil adalah kondisi umum yang seringkali normal. Namun, penting untuk membedakan antara keputihan normal dan tidak normal. 

Jika mengalami gejala keputihan yang tidak normal, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dapatkan juga berbagai suplemen dan vitamin untuk menjaga kesehatan area kewanitaan hanya di Toko Kesehatan Halodoc. 

Referensi:
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG).Diakses pada 2025. Vaginal Discharge.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Vaginal Discharge: What’s Normal, What’s Not. 
Singapore Medical Journal. Diakses pada 2025. Vaginal discharge: evaluation and management in primary care.

FAQ

1. Apakah keputihan saat hamil memengaruhi kesuburan?

Keputihan normal tidak memengaruhi kesuburan. Namun, infeksi yang menyebabkan keputihan tidak normal dapat memengaruhi kesuburan.

2. Apakah keputihan saat hamil bisa menular ke suami?

Beberapa jenis infeksi penyebab keputihan, seperti trikomoniasis, dapat menular ke suami melalui hubungan seksual.

3. Apakah keputihan saat hamil bisa dicegah dengan vaksin?

Tidak ada vaksin untuk mencegah keputihan. Namun, vaksin HPV dapat mencegah infeksi HPV yang dapat menyebabkan masalah pada serviks.