DJ Stent: Fungsi, Prosedur, dan Komplikasi Umum
DJ stent adalah alat medis yang penting dalam urologi untuk memastikan kelancaran aliran urine dari ginjal ke kandung kemih.

DAFTAR ISI
- Fungsi DJ Stent
- Prosedur Pemasangan DJ Stent
- Kondisi Medis yang Membutuhkan DJ Stent
- Komplikasi yang Mungkin Terjadi Setelah Pemasangan DJ Stent
- Faktor Risiko Komplikasi DJ Stent
- Perawatan Setelah Pemasangan DJ Stent
- Kapan Harus Menghubungi Dokter?
DJ stent, atau double J stent, adalah tabung kecil dan fleksibel yang terbuat dari bahan seperti silikon atau poliuretan.
Disebut “double J” karena kedua ujung stent memiliki bentuk melingkar seperti huruf J, yang membantu mencegah stent bergeser dari posisinya.
Stent ini ditempatkan di dalam ureter, yaitu saluran yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih.
Fungsi DJ Stent
Fungsi utama DJ stent adalah menjaga ureter tetap terbuka, sehingga urine dapat mengalir dengan lancar dari ginjal ke kandung kemih.
Stent ini sering digunakan setelah prosedur medis tertentu atau untuk mengatasi penyumbatan yang disebabkan oleh batu ginjal, infeksi, atau kondisi medis lainnya.
Tanpa DJ stent, penyumbatan pada ureter dapat menyebabkan penumpukan urine di ginjal (hidronefrosis), yang dapat merusak ginjal.
Prosedur Pemasangan DJ Stent
Pemasangan DJ stent biasanya dilakukan oleh dokter urologi dengan prosedur yang disebut cystoscopy.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam prosedur ini:
- Persiapan: Pasien biasanya diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
- Anestesi: Prosedur dapat dilakukan dengan anestesi lokal, regional, atau umum, tergantung pada preferensi dokter dan kondisi pasien.
- Pemasukan Cystoscope: Cystoscope, yaitu alat berupa tabung kecil yang dilengkapi dengan kamera, dimasukkan melalui uretra (saluran kemih) ke dalam kandung kemih.
- Penempatan Stent: Dokter menggunakan cystoscope untuk melihat ureter dan memasukkan DJ stent melalui ureter hingga mencapai ginjal. Posisi stent kemudian dipastikan dengan menggunakan sinar-X.
- Penyelesaian: Cystoscope ditarik keluar, dan pasien dipantau untuk memastikan tidak ada komplikasi segera.
Nah, Ini Cara Mengatasi Nyeri Saat Kencing Terakhir yang Efektif.
Kondisi Medis yang Membutuhkan DJ Stent
DJ stent digunakan dalam berbagai kondisi medis yang menyebabkan penyumbatan atau gangguan aliran urine, termasuk:
- Batu Ginjal: Setelah prosedur pengangkatan batu ginjal, seperti lithotripsy atau operasi, DJ stent dapat dipasang untuk mencegah penyempitan ureter akibat peradangan.
- Penyempitan Ureter: Penyempitan ureter dapat disebabkan oleh jaringan parut, infeksi, atau tumor. DJ stent membantu menjaga ureter tetap terbuka.
- Operasi Ureter: Setelah operasi pada ureter, seperti rekonstruksi ureter, DJ stent digunakan untuk mendukung penyembuhan dan mencegah penyempitan.
- Tumor: Tumor di sekitar ureter dapat menekan dan menyumbat saluran kemih. DJ stent dapat membantu menjaga aliran urine tetap lancar.
Ketahui pula soal Anatomi Sistem Perkemihan, Fungsi dan Penyakit yang Mengintai.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi Setelah Pemasangan DJ Stent
Meskipun DJ stent sangat membantu, pemasangannya dapat menyebabkan beberapa komplikasi, antara lain:
- Infeksi Saluran Kemih (ISK): Benda asing seperti stent dapat meningkatkan risiko infeksi.
- Nyeri: Nyeri pada pinggang, perut, atau saat buang air kecil adalah keluhan umum.
- Urine Berdarah (Hematuria): Iritasi pada saluran kemih dapat menyebabkan urine berwarna merah muda atau merah.
- Enkrustasi: Pembentukan lapisan mineral pada permukaan stent, yang dapat menyebabkan penyumbatan dan infeksi.
- Fragmentasi: Stent dapat patah atau pecah di dalam tubuh, memerlukan tindakan medis lebih lanjut untuk pengangkatan.
Faktor Risiko Komplikasi DJ Stent
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko komplikasi setelah pemasangan DJ stent:
- Durasi Pemasangan: Semakin lama stent berada di dalam tubuh, semakin tinggi risiko infeksi dan enkrustasi.
- Jenis Kelamin: Studi menunjukkan bahwa jenis kelamin dapat mempengaruhi risiko enkrustasi stent.
- Tingkat Pendidikan: Tingkat pendidikan yang lebih rendah juga dapat menjadi faktor risiko, mungkin karena kurangnya pemahaman tentang perawatan stent yang tepat.
- Riwayat Infeksi Saluran Kemih: Pasien dengan riwayat ISK berulang lebih rentan terhadap infeksi setelah pemasangan stent.
Dalam kasus ISK, Cegah Infeksi Saluran Kemih dengan Cara Ini agar tidak kambuh lagi.
Perawatan Setelah Pemasangan DJ Stent
Perawatan yang tepat setelah pemasangan DJ stent sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi:
- Minum Banyak Air: Memastikan hidrasi yang cukup membantu membersihkan saluran kemih dan mencegah pembentukan batu.
- Obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan antibiotik untuk mencegah atau mengobati infeksi, serta obat pereda nyeri untuk mengurangi ketidaknyamanan.
- Pemantauan Gejala: Perhatikan gejala seperti demam, nyeri hebat, atau urine berdarah yang berlebihan, dan segera konsultasikan dengan dokter jika gejala tersebut muncul.
- Pengangkatan Stent Tepat Waktu: Stent harus diangkat sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh dokter untuk mencegah komplikasi jangka panjang.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Segera hubungi dokter jika kamu mengalami salah satu dari gejala berikut setelah pemasangan DJ stent:
- Demam tinggi
- Nyeri yang tidak terkontrol
- Urine berdarah yang berlebihan atau berkepanjangan
- Mual dan muntah
- Tidak bisa buang air kecil
Rekomendasi Dokter Spesialis Urologi di Halodoc
Apabila butuh saran seputar masalah kemih, hubungi dokter spesialis urologi di Halodoc saja.
Berikut adalah beberapa dokter spesialis urologi di Halodoc yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 11 tahun.
Mereka juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
1. dr. Ben Mantiri Sp.U

Dokter Ben Mantiri Spesialis Urologi adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana pada 2011 dan Universitas Indonesia pada 2023.
Ia berpraktik di Jakarta Selatan, dan tergabung sebagai anggota Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI).
Berbekal pengalaman selama 12 tahun, dr. Ben Mantiri Sp.U memberikan informasi seputar penanganan masalah di sistem kemih.
Chat dr. Ben Mantiri Sp.U mulai dari Rp 150.000,- di Halodoc
2. dr. Dian Paramita Oktaviani S Sp.U, M.Ked.Klin

Selanjutnya, kamu juga bisa menghubungi dr. Dian Paramita Oktaviani S Sp.U, M.Ked.Klin yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada 2012 dan 2021.
Ia berpraktik di Surabaya, Jawa Timur, dan tergabung sebagai anggota IDI (Ikatan Dokter Indonesia).
Dengan pengalaman selama 11 tahun, dr. Dian Paramita Oktaviani S Sp.U, M.Ked.Klin, memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait permasalahan di sistem kemih.
Chat dr. Dian Paramita Oktaviani S Sp.U, M.Ked.Klin mulai dari Rp 80.000,- di Halodoc.
3. dr. Adryansyah Can Sp.U

Kemudian, ada dr. Adryansyah Can Sp.U yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada 2011 dan Universitas Indonesia pada 2022.
Ia berpraktik di Palembang, Sumatera Selatan, dan tergabung sebagai anggota IDI (Ikatan Dokter Indonesia).
Dengan pengalaman selama 12 tahun, dr. Adryansyah Can Sp.U memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait kondisi dalam sistem kemih.
Chat dr. Adryansyah Can Sp.U mulai dari Rp 80.000,- di Halodoc.
Itulah berbagai daftar dokter spesialis urologi yang bisa kamu hubungi untuk bertanya seputar masalah pada sistem kemih.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Kesimpulan
DJ stent adalah alat yang efektif untuk menjaga kelancaran aliran urine dan mencegah kerusakan ginjal akibat penyumbatan.
Meskipun memiliki potensi komplikasi, risiko ini dapat diminimalkan dengan perawatan yang tepat dan pemantauan rutin.
Konsultasikan dengan dokter urologi di Halodoc untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai DJ stent dan perawatan yang sesuai dengan kondisi medis.
Pastikan untuk selalu mematuhi jadwal pengangkatan stent yang telah ditentukan oleh dokter.


