Harus Tahu, Ini 5 Penyebab KDRT yang Umum Terjadi
Tidak hanya kekerasan fisik, kekerasan dalam rumah tangga juga dapat berupa kekerasan verbal hingga seksual.

DAFTAR ISI
- Penyebab KDRT yang Umum Terjadi
- Faktor Sosial Ekonomi dan KDRT
- Dampak KDRT pada Korban
- Pertolongan Pertama pada Korban KDRT
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah masalah dalam hubungan yang sangat serius dan harus segera diatasi. KDRT adalah pola perilaku yang sering digunakan dalam hubungan untuk memperoleh atau mempertahankan kendali atas pasangan atau hak anak.
Tidak hanya kekerasan fisik, kekerasan dalam rumah tangga juga dapat berupa kekerasan verbal, seksual, emosional, dan finansial. Sering kali, kondisi ini dikaitkan dengan penyalahgunaan alkohol atau narkoba.
Yuk, cari tahu jenis, penyebab, dan hal penting lainnya terkait KDRT.
Penyebab KDRT yang Umum Terjadi
Ketika salah satu pasangan dalam suatu hubungan merasakan dorongan untuk mendominasi dan mengendalikan yang lain, kekerasan dalam rumah tangga bisa terjadi.
Nah, beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga antara lain:
1. Cemburu
Kekerasan dalam rumah tangga juga bisa diakibatkan oleh rasa iri atau cemburu. Kecemburuan mungkin berasal dari banyak faktor yang berbeda, bukan hanya kedekatan pasangan dengan orang lain.
Contohnya kecemburuan terhadap situasi keuangan seseorang, pekerjaan yang sukses, pendidikan seseorang, keluarga seseorang, dan banyak lainnya.
Masalah yang tampaknya kecil dapat diperbesar oleh pasangan yang berniat jahat dan digunakan sebagai alasan untuk menyerang pasangan mereka.
Kekerasan juga bisa terjadi, bahkan jika tidak ada penyebabnya sama sekali. Kekerasan ini akan dianggap sebagai sesuatu yang wajar atau benar oleh pelaku.
Apa saja dampak dari cemburu? Baca di sini: 5 Bahaya Cemburu Berlebihan bagi Kesehatan Fisik dan Hubungan
2. Kekuasaan yang Tidak Adil
Karena aspek budaya dan standar di masyarakat tentang otoritas suami sebagai kepala rumah tangga, anggapan bahwa suami lebih berkuasa daripada wanita sering terjadi.
Sudut pandang ini dibentuk oleh persepsi lelaki tentang wanita sebagai pelayan suami sehingga apa pun yang diinginkan suami harus diikuti.
Padahal, hubungan yang sehat adalah ketika kedua suami dan istri saling membahagiakan satu sama lain. Jadi, pastikan untuk menciptakan komitmen yang dapat disetujui oleh kedua pihak secara adil sebelum memutuskan untuk berumah tangga.
3. Kesalahan dalam Menyelesaikan Masalah
Gagasan bahwa menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah dalam suatu hubungan, adalah gambaran klasik tentang bagaimana kekuasaan sangat berpengaruh pada kasus KDRT.
Pelaku kekerasan dalam rumah tangga percaya bahwa menggunakan kekerasan adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan pasangannya, meskipun faktanya ini tidak benar.
4. Pengaruh zat-zat adiktif
Sangat mungkin bahwa orang-orang yang bertindak kasar terhadap pasangan mereka melakukannya saat berada di bawah pengaruh obat-obatan dan alkohol. Misalnya, orang dalam pengaruh alkohol akan lebih sulit untuk menahan emosi sehingga melakukan kekerasan pada pasangan mereka.
Kecanduan alkohol dan/atau obat-obatan sangat mungkin menyebabkan kekerasan dalam rumah tangga terjadi secara terus-menerus. Walaupun pelaku mungkin tidak secara sadar melakukan kekerasan, hal ini tetap tidak bisa dibenarkan sama sekali.
Apa saja dampak dari kecanduan narkoba? Baca di sini: Ini 11 Efek Berbahaya Narkoba yang Perlu Diketahui
5. Gangguan Mental
Seorang dengan kondisi mental, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar, mungkin merasa sulit untuk mengelola kemarahan mereka.
Akhirnya pasangan dengan gangguan mental ini pun menjadi pelaku kekerasan. Sementara itu, korbannya kemudian berujung mengalami depresi atau gangguan mood.
Faktor Sosial Ekonomi dan KDRT
Selain lima hal di atas, ada pula faktor lainnya yang berkaitan dengan KDRT, antara lain:
- Ekonomi: Masalah keuangan, pengangguran, dan kemiskinan dapat meningkatkan stres dan ketegangan dalam keluarga, yang dapat memicu KDRT
- Norma Sosial yang Menerima Kekerasan: Di beberapa masyarakat, kekerasan dalam rumah tangga dianggap sebagai hal yang wajar atau dapat diterima.
- Kurangnya Dukungan Sosial: Isolasi sosial dan kurangnya dukungan dari teman, keluarga, atau komunitas dapat meningkatkan risiko KDRT.
- Diskriminasi dan Ketidaksetaraan Gender: Ketidaksetaraan gender dan diskriminasi terhadap perempuan dapat meningkatkan risiko KDRT.
Dampak KDRT pada Korban
KDRT memiliki dampak yang menghancurkan bagi korban, baik secara fisik maupun psikologis. Dampak ini dapat berlangsung lama dan mempengaruhi kualitas hidup korban secara keseluruhan:
- Cedera Fisik: Memar, patah tulang, luka bakar, dan masalah kesehatan kronis.
- Masalah Kesehatan Mental: Depresi, kecemasan, gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan pikiran untuk bunuh diri.
- Gangguan Emosional: Perasaan malu, bersalah, tidak berdaya, dan rendah diri.
- Isolasi Sosial Menarik diri dari teman dan keluarga karena malu atau takut.
- Masalah Keuangan:Kehilangan pekerjaan atau kesulitan mencari nafkah akibat KDRT
Apa saja dampak dari KDRT pada Anak? Baca di sini: Ini 6 Dampak KDRT bagi Tumbuh Kembang Anak
Pertolongan Pertama pada Korban KDRT
Jika mengalami atau menyaksikan KDRT, penting untuk segera mencari pertolongan:
- Prioritaskan Keselamatan: Segera menjauh dari situasi berbahaya dan mencari tempat yang aman.
- Hubungi Bantuan: Telepon polisi atau layanan darurat lainnya.
- Cari Dukungan: Hubungi teman, keluarga, atau organisasi yang dapat memberikan dukungan emosional dan praktis.
- Dapatkan Bantuan Medis: Periksakan diri ke dokter jika mengalami cedera fisik.
- Laporkan ke Pihak Berwajib: Jika merasa aman, laporkan kejadian KDRT ke polisi.
Itulah pembahasan mengenai penyebab KDRT yang sering terjadi. Apabila kamu perlu bercerita terkait masalah keluarga atau mengalami keluhan kesehatan mental, tanyakan saja langsung pada psikolog di Halodoc.
Selain itu, kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc.
Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada.
Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat!


