Advertisement

Ibu, Kenali Jenis dan Jadwal untuk Vaksin Anak

10 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlin SpA   17 Juni 2025

Ada beberapa jenis vaksin anak yang dianjurkan pemerintah Indonesia sebagai imunisasi wajib atau dasar.

Ibu, Kenali Jenis dan Jadwal untuk Vaksin AnakIbu, Kenali Jenis dan Jadwal untuk Vaksin Anak

DAFTAR ISI


Imunisasi anak diperlukan untuk melindungi dan mencegah anak dari berbagai penyakit. Imunisasi bisa mencegah penularan penyakit dari satu anak ke anak lainnya.

Anak harus menerima dosis pertama sebagian besar vaksin dasar selama dua tahun pertama kehidupannya. Setelah itu, vaksin lanjutan masih perlu kamu berikan sesuai jadwal yang dokter rekomendasikan. 

Misalnya, dosis pertama vaksin campak, gondok, dan rubella (MMR) diberikan pada usia 12 bulan atau lebih.

Kemudian vaksin anak lanjutan atau dosis kedua sebelum memasuki sekolah dasar (sekitar usia 4-6 tahun). Anak bisa mendapatkan vaksin pada pemeriksaan kesehatan bayi yang sudah terjadwal secara teratur. 

Lantas, vaksin apa saja untuk anak yang perlu diberikan? Berikut ulasannya!

Jenis Vaksin Anak 

Imunisasi atau vaksin adalah proses memasukkan bakteri atau virus yang dilemahkan dalam tubuh anak.

Dengan mendapatkan vaksin tertentu, maka anak akan memiliki perlindungan dalam tubuh untuk mencegah penyakit yang berisiko terjadi.

Nah, berikut jenis imunisasi yang perlu diketahui:

1. Imunisasi dasar

Imunisasi dasar adalah jenis-jenis imunisasi yang bisa didapatkan oleh bayi sejak lahir dan dilanjutkan sesuai jadwal.

Penerimaan imunisasi dasar mencegah terjadinya penularan penyakit, kecacatan, hingga kematian pada anak. 

Pemberian vaksin anak ini dapat menyebabkan efek samping, tetapi tergolong ringan.

Mulai dari nyeri pada bekas suntikan hingga demam ringan. Untuk itu, selalu pantau kondisi anak setelah mendapatkan serangkaian imunisasi dasar.

Lalu, apa saja yang termasuk imunisasi dasar lengkap? Beberapa diantaranya vaksin BCG, hepatitis B, DPT, Polio, dan HiB.

2. Imunisasi lanjutan

Selain imunisasi dasar, ibu juga perlu tahu mengenai imunisasi lanjutan. Vaksin anak lanjutan dikenal juga sebagai vaksin booster

Lalu, mengapa vaksin anak lanjutan begitu penting untuk dilakukan? Mendapatkan imunisasi lanjutan tepat waktu, dapat membantu sistem kekebalan tubuh anak semakin optimal. 

Selain itu, beberapa jenis vaksin anak memberikan perlindungan yang cukup rendah ketika hanya mendapatkan satu kali pemberian. Untuk itu, melakukan imunisasi lanjutan penting untuk perlindungan yang lebih baik.

Jadwal Pemberian Vaksin Anak

Berikut penjelasan tentang jenis vaksin anak dan jadwal pemberiannya:

1. Hepatitis B (HB)

Vaksin hepatitis B dapat melindungi anak dari hepatitis B. Bayi yang baru lahir memiliki jadwal tiga dosis vaksin hepatitis B.

Bayi yang baru lahir umumnya menerima dosis pertama dalam waktu 12 jam setelah lahir. Sedangkan dosis kedua saat usianya 1-2 bulan, dan dosis ketiga antara usia 6-18 bulan.

2. Rotavirus (RV)

Vaksin rotavirus berfungsi melindungi anak dari rotavirus, yang merupakan infeksi virus yang dapat menyebabkan demam, muntah, dan diare. Anak akan menerima vaksin rotavirus dalam dua atau tiga dosis, mulai dari usia 2 bulan.

3. Vaksin BCG

BCG adalah vaksin dasar dan harus bayi dapatkan sebelum usianya 3 bulan.

Jika usia bayi sudah lebih dari 3 bulan, maka bayi perlu menjalani uji tuberkulin terlebih dulu sebelum mendapatkan vaksin ini.

Vaksin BCG berfungsi untuk mencegah penyakit TBC, yaitu infeksi serius yang menyerang paru-paru dan bagian tubuh lainnya.

4. Difteri, tetanus, dan pertusis (DPT)

Vaksin DPT dapat membantu melindungi anak dari difteri, tetanus, dan pertusis. Vaksin mencakup lima dosis vaksin kombinasi DPT.

Jadwal pemberian dosis vaksin DPT, yaitu:

  • Pertama: usia 2 bulan
  • Kedua: usia 4 bulan
  • Ketiga: usia 6 bulan
  • Keempat: antara 15-18 bulan
  • Kelima: antara usia 4-6 tahun.

5. Haemophilus Influenza Tipe B (Hib)

Vaksin anak ini bertujuan untuk melindungi tubuh dari jenis bakteri Haemophilus influenzae yang umum menyerang.

Vaksin ini bisa kamu berikan 4 dosis, tergantung merek yang ada. Dosis pertama pada usia 2 bulan dan dosis kedua pada usia 3 bulan.

Selanjutnya dosis ketiga pada usia 4 bulan, dan dosis terakhir pada 18 bulan.

6. Pneumokokus (PCV)

Vaksin PCV mencegah anak dari infeksi bakteri pneumokokus. Infeksi ini termasuk dalam pneumonia dan meningitis.

Anak akan menerima empat dosis vaksin PCV:

  • Pertama: usia 2 bulan.
  • Kedua: usia 4 bulan.
  • Ketiga: usia 6 bulan.
  • Keempat: antara usia 12-15 bulan.

Cari tahu lebih banyak mengenai vaksin PCV melalui artikel ini: 11 Hal yang Perlu Diketahui tentang Vaksin PCV pada Anak

7. Vaksin polio

Vaksin ini berfungsi untuk mencegah anak dari infeksi polio. Anak akan menerima empat dosis vaksin polio, yaitu:

  • Usia 2 bulan.
  • Usia 4 bulan.
  • Antara usia 6-18 bulan.
  • Antara usia 4-6 tahun.

8. Vaksin influenza

Vaksin influenza untuk mencegah anak dari flu (influenza). Anak bisa mendapatkan vaksin ini setiap tahun.

Dosis pertama saat berusia 6 bulan dan dosis kedua setidaknya 1 bulan kemudian.

9. Vaksin campak, gondongan, dan rubella (MMR)

Vaksin campak, gondongan, dan rubella (MMR) berfungsi untuk melindungi anak dari campak, gondong, dan rubella. Jadwal pemberian vaksin ini yaitu:

  • Dosisi pertama: antara usia 12-15 bulan.
  • Dosis kedua: antara usia 4-6 tahun.

Orang tua juga perlu mengetahui tentang 4 Hal yang Harus Diperhatikan saat Imunisasi Campak Anak.

10. Vaksin varisela

Vaksin cacar air ini dapat membantu melindungi anak dari cacar air dan bisa kamu berikan sebanyak dua dosis. Pertama, antara usia 12-15 bulan dan dosis kedua interval 6 minggu sampai 3 bulan dari dosis pertama. 

11. Hepatitis A

Manfaat vaksin hepatitis A yaitu mencegah infeksi hepatitis A pada anak. Anak perlu mendapatkan vaksin hepatitis A sebanyak 2 dosis. Pertama saat usia anak antara 12-23 bulan dan dosis kedua setidaknya enam bulan setelah dosis pertama.

12. Vaksin tifoid

IDAI merekomendasikan anak untuk mendapatkan vaksin tifoid. Vaksin anak ini berfungsi untuk mencegah bakteri Salmonella typhi yang dapat menyebabkan penyakit tifus.

Jadwal pemberian vaksin ini yaitu saat anak berusia 2 tahun, kemudian imunisasi lanjutannya bisa kamu berikan setiap tiga tahun sekali. 

13. Japanese encephalitis (JE)

Selain demam berdarah, nyamuk juga dapat menularkan penyakit Japanese encephalitis (JE). Penyakit ini pertama kali muncul di Jepang pada tahun 1971 yang dikenal dengan nama summer encephalitis.

Vaksin ini juga menjadi rekomendasi IDAI dan bisa kamu dapatkan saat anak berusia 9 bulan. Setelah itu, vaksin lanjutannya pada rentang waktu 1-2 tahun berikutnya.

14. Vaksin dengue (DBD)

Mengingat demam berdarah merupakan penyakit musiman yang kerap terjadi, IDAI juga merekomendasikan pemberian vaksin DBD sebagai vaksin lanjutan atau pendukung. 

Vaksin ini dapat kamu berikan pada saat usia antara 6-45, disuntikan 2 dosis dengan interval 3 bulan.  

Mau tahu lebih jauh mengenai vaksin DBD? Baca di artikel ini: Ini Kondisi dan Syarat untuk Dapat Menerima Vaksin DBD.

15. Vaksin meningokokus

Selanjutnya ibu berikan vaksin anak lainnya yaitu vaksin meningokokus. Vaksin anak ini bisa didapatkan ketika berusia delapan minggu.

Kondisi penerima dengan gangguan imun tubuh dan berisiko meningitis, sebaiknya perlu bertanya pada dokter sebelum menerima vaksin ini.

16. Vaksin human papilloma virus (HPV)

HPV tidak hanya diperlukan oleh orang dewasa. Anak-anak juga sudah bisa mendapatkan vaksin ini sejak berusia 9-14 tahun.

Vaksin HPV akan diterima sebanyak 2 dosis. Setelah mendapatkan suntikan pertama, 6-15 bulan kemudian, anak bisa mendapatkan suntikan dosis kedua. 

Mengenai jadwal imunisasi dasar anak, ibu bisa juga membaca lebih lanjut di artikel ini: Ibu, Ini Jadwal Imunisasi Anak Menurut Rekomendasi IDAI Tahun 2023.

Mengapa Vaksinasi Anak Penting?

Vaksinasi adalah investasi kesehatan jangka panjang bagi anak-anak. Berikut adalah beberapa alasan mengapa vaksinasi sangat penting:

  • Mencegah Penyakit Serius: Vaksinasi melindungi anak dari penyakit serius yang dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang, bahkan kematian.
  • Membentuk Kekebalan Kelompok (Herd Immunity): Dengan cakupan vaksinasi yang tinggi, risiko penularan penyakit di masyarakat menurun, melindungi mereka yang tidak dapat divaksinasi.
  • Mengurangi Biaya Perawatan Kesehatan: Mencegah penyakit lebih efektif dan lebih murah daripada mengobati penyakit.
  • Mendukung Pertumbuhan dan Perkembangan Anak: Anak yang sehat memiliki kesempatan lebih baik untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksinasi menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahunnya. Vaksinasi adalah salah satu intervensi kesehatan paling sukses dan efektif yang pernah ada.

Efek Samping Vaksinasi Anak dan Cara Mengatasinya

Setelah vaksinasi, beberapa anak mungkin mengalami efek samping ringan, seperti:

  • Demam ringan
  • Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan
  • Rewel atau mudah marah

Efek samping ini biasanya hilang dalam beberapa hari. Berikut adalah cara mengatasi efek samping vaksinasi:

  • Berikan Paracetamol atau Ibuprofen: Untuk menurunkan demam dan mengurangi nyeri.
  • Kompres Dingin: Pada area suntikan untuk mengurangi kemerahan dan nyeri.
  • Berikan ASI atau Susu Formula Lebih Sering: Untuk menjaga anak tetap terhidrasi.
  • Istirahat yang Cukup: Pastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup.

Jika efek samping berlanjut atau menjadi lebih parah, segera konsultasikan dengan dokter.

Kapan Anak Tidak Boleh Divaksin?

Ada beberapa kondisi di mana vaksinasi sebaiknya ditunda atau tidak diberikan:

  • Demam Tinggi: Vaksinasi sebaiknya ditunda hingga anak sembuh dari demam.
  • Alergi Parah: Terhadap komponen vaksin.
  • Penyakit Imunodefisiensi: Kondisi medis yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.
  • Pengobatan Imunosupresan: Seperti kortikosteroid dosis tinggi atau kemoterapi.

Konsultasikan dengan dokter anak untuk mengetahui apakah anak aman untuk divaksinasi jika memiliki kondisi medis tertentu.

Kamu pun bisa hubungi dokter anak dengan cara klik banner di bawah ini!

Layanan Vaksin Anak dan Dewasa di Rumah Kini Tersedia di Halodoc

Halodoc menyediakan layanan vaksin anak dan dewasa yang bisa dilakukan di rumah atau di mana saja, sehingga mempermudah proses tanpa harus menghabiskan banyak waktu dan tenaga. 

Selain itu, ada berbagai manfaat lain yang bisa didapatkan saat menggunakan layanan Homecare by Halodoc, seperti:

  • Vaksinasi diberikan 100% oleh Dokter. Nah, Ini Daftar Dokter yang Tangani Layanan Vaksin Homecare by Halodoc.
  • Setelah vaksin diberikan, petugas medis akan melakukan observasi kondisi kesehatanmu untuk memastikan tidak ada efek samping yang berbahaya.
  • Protokol kesehatan ketat.
  • Partner resmi produsen vaksin internasional, sehingga vaksin terjamin keasliannya dan sudah terdaftar BPOM.
  • Hemat waktu dan biaya.
  • Tanpa biaya tambahan.
  • Setelah tindakan, kamu akan mendapat gratis voucher senilai 25rb di Halodoc untuk chat dokter.

Cara Memesan Layanan Vaksin di Rumah pakai Homecare by Halodoc

Cara mendapatkan layanan Vaksin Anak dari Halodoc cukup mudah.

Untuk pemesanan di aplikasi, berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan:

  • Download aplikasi Halodoc terlebih dahulu di Play Store dan Google App.
  • Kemudian masuk ke aplikasi dan pilih ‘Homecare’.
  • Pilih kategori layanan yang kamu butuhkan.
  • Lalu, tentukan tanggal dan jadwal kunjungan  yang kamu inginkan.
  • Setelah kamu menyelesaikan pembayaran di aplikasi Halodoc, admin Home Lab Halodoc akan menghubungimu melalui WhatsApp untuk mengonfirmasi jadwal dan alamat. Jadwal bisa berubah menyesuaikan dengan ketersediaan petugas lab, kendala yang berkaitan dengan cuaca, atau kendala lainnya. Jadi, pastikan nomor kamu dapat dihubungi.
  • Harga sudah termasuk biaya layanan, biaya transportasi, dan biaya alat pelindung diri (APD).
  • Mohon memberikan informasi kepada petugas terkait beberapa kondisi yang mungkin dapat memengaruhi hasil (lamanya puasa, obat yang dikonsumsi, kondisi penyakit atau keluhan lain).

Dengan memesan layanan vaksin dan imunisasi di Halodoc, kesehatan dan imunitas tubuh kamu akan tetap terjaga.

Segera temukan layanan homecare yang kamu dan keluarga butuhkan hanya di Homecare by Halodoc yang ditangani langsung oleh tenaga ahli tepercaya.

Dengan Halodoc, kamu bisa melakukan vaksin dengan mudah dan aman, tanpa harus ke luar rumah.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Halodoc sekarang juga!

Booking Layanan Vaksin Lebih Mudah di Rumah Lewat Halodoc.

Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi pada Anak

Seperti obat-obatan lainnya, vaksin juga dapat menyebabkan kejadian ikutan. Namun, sebagian besar efek samping vaksin bersifat ringan dan sementara, seperti demam ringan, rewel, nyeri atau kemerahan di tempat suntikan.

Efek samping yang lebih serius seperti reaksi alergi yang parah (anafilaksis) sangat jarang terjadi. Jika anak mengalami reaksi alergi setelah vaksinasi, segera cari pertolongan medis.

Langkah yang Harus Dilakukan Jika Vaksin Anak Terlambat Dilakukan

Jika terlambat mendapatkan vaksin, maka ia berisiko tertular penyakit yang seharusnya terlindungi saat mendapatkan vaksinasi. Keterlambatan vaksinasi juga membuat anak rentan terserang infeksi.

Nah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua jika anak terlambat mendapat vaksinasi, yaitu:

  • Segera dapatkan vaksinasi susulan. 
  • Hubungi dokter anak untuk menentukan waktu tercepat agar vaksin susulan bisa dilakukan.

Beberapa vaksin anak bisa dilanjutkan sesuai jadwal tanpa harus mengulang dari awal, meski adanya keterlambatan.

Contohnya, DPT dan polio. Namun, ada juga vaksin yang perlu mendapatkan pemeriksaan sebelum diberikan jika terlambat diberikan, misalnya, vaksin BCG.

Anak yang mendapatkan vaksin susulan perlu menjalani pengujian tuberkulin untuk memastikan anak terserang bakteri TBC atau tidak.

Vaksin susulan bisa diberikan jika hasil pemeriksaan negatif. Jika hasilnya positif, kemungkinan tubuhnya sudah terlindungi secara alami.

Itulah yang perlu diketahui tentang jenis dan jadwal vaksin anak. Pastikan ayah dan ibu selalu menepati jadwal vaksin Si Kecil, ya!

Referensi:

Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Childhood Immunization Schedule
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada 2025. Jadwal Imunisasi IDAI 2020
Healthline. Diakses pada 2025. Vaccine Schedule for Infants and Toddlers
Immunify Me. Diakses pada 2025. Delayed Vaccination – How It May Impact Your Child.
UCLA Health. Diakses pada 2024. How to catch up on your child’s missed vaccinations.
Kemenkes Indonesia. Diakses pada 2024. Imunisasi sebagai Pertahanan Tubuh dan Pencegahan Penyakit Menular.

FAQ

1. Apakah vaksinasi aman untuk anak-anak?

Ya, vaksinasi telah teruji secara klinis dan aman untuk anak-anak. Efek samping yang mungkin terjadi biasanya ringan dan sementara.

2. Mengapa anak saya harus divaksinasi jika lingkungan sekitar sehat?

Vaksinasi penting untuk melindungi anak dari penyakit menular yang mungkin datang dari luar lingkungan sekitar. Selain itu, vaksinasi juga membantu membentuk kekebalan kelompok.

3. Bagaimana jika saya melewatkan jadwal vaksinasi anak saya?

Segera konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan jadwal vaksinasi susulan. Jangan tunda vaksinasi karena dapat meningkatkan risiko terkena penyakit.

4. Apakah vaksinasi dapat menyebabkan autisme?

Tidak, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa vaksinasi menyebabkan autisme. Penelitian yang mengklaim adanya hubungan antara vaksinasi dan autisme telah ditarik kembali dan terbukti tidak valid.