Ini 7 Organ Tubuh yang Terlibat Dalam Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada manusia terdiri beberapa organ yang bekerja sama untuk membuang limbah dari tubuh.

DAFTAR ISI
- Mengenal Organ dalam Sistem Ekskresi
- Fungsi Sistem Ekskresi pada Manusia
- Ini Proses Ekskresi Tubuh
- Gangguan pada Sistem Ekskresi
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Organ Ekskresi
- Langkah Pencegahan untuk Menjaga Kesehatan Sistem Ekskresi
- Kapan Harus ke Dokter?
Sistem ekskresi pada manusia merupakan salah satu sistem yang penting bagi kesehatan. Mekanisme ini bertanggung jawab untuk membuang limbah sisa metabolisme dan racun dari dalam tubuh. Bila tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan.
Sistem ekskresi terdiri dari banyak organ yang bekerja bersama untuk memastikan bahwa limbah dikeluarkan secara efektif dari dalam tubuh.
Yuk, ketahui apa saja organ ekskresi dan fungsi mereka masing-masing dalam proses pembuangan limbah di sini!
Mengenal Organ dalam Sistem Ekskresi
Organ utama dalam sistem ekskresi pada manusia adalah ginjal, ureter, dan kandung kemih. Organ-organ ekskresi tersebut bekerja sama mengeluarkan banyak limbah nitrogen tubuh, terutama urea yang keluar melalui urine.
Selain itu, ada organ-organ ekskresi yang lain, seperti hati, usus besar dan kulit, yang juga diperlukan untuk ekskresi sisa metabolisme tertentu.
Berikut ini organ ekskresi beserta fungsinya masing-masing:
1. Ginjal
Organ dengan bentuk mirip kacang yang berwarna coklat kemerahan ini merupakan organ utama dari sistem ekskresi. Seluruh darah di dalam tubuh akan melalui ginjal sekitar sekali setiap 30 menit.
Dalam sistem ekskresi pada manusia, ginjal menyaring limbah dan racun keluar dari darah.
Limbah yang ginjal saring, yaitu urea, garam, dan kelebihan air, yang kemudian akan keluar dari tubuh dalam bentuk urine.
Riset Mengenai Kesehatan dan Penyakit Ginjal
Salah satu penyakit yang mengintai ginjal adalah penyakit ginjal kronis. Penyakit ini ditandai dengan kerusakan ginjal atau penurunan fungsi ginjal yang berlangsung lama.
Menurut studi pada StatPearls, terdapat beberapa hal yang penting untuk diketahui terkait penyakit ini:
- Penyakit ginjal kronis menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara bertahap, yang pada akhirnya bisa membuat pasien membutuhkan terapi pengganti ginjal seperti dialisis atau transplantasi.
- Penyakit ginjal bisa mempengaruhi banyak aspek kesehatan, seperti kesehatan jantung, fungsi otak, metabolisme tulang, kadar darah merah, tekanan darah, dan indikator kesehatan lain.
- Penting untuk memahami dan memantau penyakit ginjal sejak dini untuk mencegah komplikasi lebih serius.
Kamu alami sakit ginjal? Ini 5 Rekomendasi Obat Ginjal yang Ampuh dan Aman di Apotek.
2. Ureter
Urine merupakan cairan limbah yang mengandung zat-zat sisa hasil proses metabolisme tubuh, seperti urea, kreatinin, dan produk limbah lainnya.
Ureter adalah tabung yang membawa urin dari ginjal ke kandung kemih.
Tips Menjaga Kesehatan Sistem Ekskresi
1. Penuhi kebutuhan cairan tubuh.
2. Pola makan seimbang, konsumsi makanan yang kaya serat, vitamin, dan mineral.
3. Rutin berolahraga.
4. Hindari konsumsi alkohol dan merokok.
5. Batasi penggunaan obat yang tidak diperlukan.
6. Periksa kesehatan secara rutin.
7. Jaga berat badan ideal.
8. Kelola stres dengan baik.
3. Kandung kemih
Limbah dalam bentuk cairan yang hati hasilkan dan kumpulkan di ginjal akan tersalurkan ke dalam kandung kemih.
Organ ini akan menahan cairan tersebut sementara sampai kamu buang air kecil. Urine akan keluar dari kandung kemih melalui uretra.
4. Hati
Meskipun bukan organ sistem ekskresi pada manusia yang paling utama, tetapi hati berperan penting dalam menjaga kebersihan tubuh.
Racun dan bahan kimia berbahaya, baik yang tubuh produksi maupun dari makanan yang kamu konsumsi, akan hati pecah dan netralisasi.
Misalnya, produk sampingan dari proses metabolisme di dalam tubuh, yaitu ammonia, akan hati proses menjadi urea, zat yang sudah tidak lagi berbahaya.
Zat ini akan terus disaring dan dikeluarkan oleh ginjal sebagai urine.
5. Usus besar
Sebagian besar nutrisi dari makanan dan minuman yang kamu konsumsi akan terserap ke dalam aliran darah melalui usus kecil.
Nah, sisa nutrisi dan air yang tidak tercerna akan tersalurkan ke usus besar dan berubah feses. Feses lalu keluar saat kamu buang air besar.
Selain itu, usus besar yang melintang dan naik turun juga memfasilitasi penyerapan sisa vitamin, air dan garam yang akhirnya juga akan berubah menjadi feses.
Rektum adalah bagian dari usus besar yang berfungsi untuk menyimpan feses sebelum akhirnya keluar dari tubuh melalui saluran anus.
6. Kulit
Kulit berperan dalam pengaturan suhu tubuh melalui kelenjar keringat, yang juga membantu mengeluarkan sejumlah kecil zat sisa seperti garam dan air.
7. Paru-Paru
Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan yang juga berperan dalam ekskresi dengan mengeluarkan karbon dioksida hasil metabolisme tubuh.
Paru-paru menggunakan sel yang bernama alveoli untuk menjalankan fungsinya tersebut.
Bila karbon dioksida tidak keluar dari tubuh, hal itu bisa menimbulkan dampak buruk bagi tubuh. Nah, begini Sistem Ekskresi Paru-Paru pada Manusia.
Fungsi Sistem Ekskresi pada Manusia
Berikut beberapa fungsi utama sistem ekskresi pada manusia:
1. Mengeluarkan zat sisa metabolisme
Fungsi utama sistem ekskresi adalah mengeluarkan sisa-sisa hasil metabolisme tubuh yang tidak dibutuhkan atau yang bisa berbahaya bagi tubuh.
2. Menjaga keseimbangan air dan elektrolit
Sistem ekskresi juga berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit (seperti natrium, kalium, dan klorida).
Hal ini membantu mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh dan menjaga konsentrasi zat-zat penting seperti elektrolit.
3. Membuang racun dan zat berbahaya
Selain mengeluarkan produk metabolik, sistem ekskresi juga mengeluarkan racun dan zat-zat berbahaya yang dapat membahayakan tubuh.
Contohnya adalah obat-obatan yang tidak terpakai atau bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh.
4. Mengatur pH tubuh
Salah satu fungsi lain dari sistem ekskresi adalah menjaga pH tubuh tetap stabil.
Ginjal berperan dalam mengatur keseimbangan asam-basa dengan mengeluarkan ion hidrogen (H+) dan menyerap ion bikarbonat (HCO3-) ke dalam darah, untuk mempertahankan pH darah dalam rentang normal.
5. Mencegah penumpukan produk limbah
Sistem ekskresi juga membantu mencegah penumpukan produk limbah dalam tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan organ atau gangguan kesehatan.
Ini Proses Ekskresi Tubuh
Lalu, seperti apa proses sistem ekskresi pada manusia? Nah, seperti ini prosesnya:
1. Filtrasi di ginjal
Pertama-tama, proses ekskresi berawal dari ginjal. Darah yang mengandung zat-zat sisa dan limbah, seperti urea, kreatinin, asam urat, dan produk sisa metabolisme lainnya, disaring di glomerulus.
Selama proses filtrasi alias penyaringan, zat-zat yang berukuran kecil dapat melewati dinding kapiler glomerulus dan masuk ke dalam kapsula Bowman, membentuk filtrat ginjal.
2. Reabsorpsi di tubulus ginjal
Setelah filtrasi, cairan filtrat yang mengandung zat-zat penting dan air yang tubuh perlukan melalui proses resorpsi kembali ke dalam pembuluh darah melalui tubulus ginjal.
Proses reabsorpsi ini memungkinkan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit yang optimal.
3. Pembentukan urine
Sisa-sisa limbah dan produk ekskresi yang tidak tubuh perlukan , seperti urea dan kreatinin, tetap berada di tubulus ginjal dan akhirnya membentuk urine.
Cairan ini mengandung zat-zat sisa yang akan keluar dari tubuh. Supaya sistem ekskresi pada manusia tetap berjalan lancar, terapkan Pola Hidup Sehat untuk Menjaga Kesehatan Sistem Ekskresi.
4. Pengangkutan melalui ureter
Urine yang telah terbentuk mengalir dari tubulus ginjal menuju pelvis ginjal dan kemudian masuk ke dalam ureter. Setiap ginjal memiliki satu ureter yang mengalirkan urine ke kandung kemih.
5. Penyimpanan di kandung kemih
Ureter mengalirkan urine dari ginjal menuju kandung kemih, tempat urine tersimpan sebelum keluar dari tubuh.
Kandung kemih memiliki dinding berotot yang dapat membentang untuk menampung urine dengan volume yang berbeda.
6. Pengeluaran melalui uretra
Saat kandung kemih terisi, sinyal ke otak akan menyebabkan sensasi ingin buang air kecil. Urine keluar dari tubuh melalui uretra saat proses buang air kecil.
7. Ekskresi lainnya
Selain ginjal, kulit juga berperan dalam sistem ekskresi dengan mengeluarkan air dan beberapa zat limbah melalui keringat.
Paru-paru juga berkontribusi dengan mengeluarkan karbon dioksida, gas limbah dari proses respirasi, melalui pernapasan.
Gangguan pada Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi dalam tubuh berperan penting untuk mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme, seperti urin dan karbon dioksida.
Organ-organ utama dalam sistem ini meliputi ginjal, hati, paru-paru, dan kulit. Jika sistem ekskresi terganggu, racun bisa menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.
Berikut adalah gangguan yang paling sering terjadi pada organ-organ ekskresi dan penting untuk kamu waspadai:
1. Penyakit Ginjal Kronis (PGK)
Ini adalah kondisi ketika fungsi ginjal menurun secara bertahap dalam jangka panjang.
Jika tidak ditangani, bisa berkembang menjadi gagal ginjal yang membutuhkan cuci darah (dialisis) atau transplantasi ginjal.
2. Batu ginjal
Terbentuk dari penumpukan mineral dan garam yang mengkristal di dalam ginjal.
Batu ginjal bisa menyebabkan nyeri hebat, gangguan buang air kecil, dan infeksi jika tidak segera ditangani.
3. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi bakteri yang menyerang bagian saluran kemih, seperti kandung kemih atau uretra.
Gejalanya termasuk nyeri saat buang air kecil, sering ingin buang air kecil, dan urin keruh atau berbau tidak sedap.
4. Sirosis hati
Gangguan hati kronis yang ditandai oleh kerusakan jaringan hati dan terganggunya fungsi detoksifikasi.
Penyebabnya bisa berasal dari konsumsi alkohol berlebih, hepatitis kronis, atau perlemakan hati.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Fungsi Organ Ekskresi
Beberapa faktor dapat memengaruhi fungsi organ ekskresi, antara lain:
- Pola makan: Konsumsi makanan yang tidak sehat dan tinggi lemak dapat membebani hati dan ginjal.
- Asupan cairan: Kurangnya asupan cairan dapat mengganggu fungsi ginjal dalam menyaring darah.
- Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol: Zat-zat beracun dalam rokok dan alkohol dapat merusak organ ekskresi.
- Infeksi: Infeksi pada organ ekskresi dapat mengganggu fungsinya.
- Obat-obatan: Beberapa jenis obat-obatan dapat memengaruhi fungsi hati dan ginjal.
Menghindari faktor-faktor ini dapat membantu menjaga kesehatan organ ekskresi.
Langkah Pencegahan untuk Menjaga Kesehatan Sistem Ekskresi
Agar kamu terhindar dari gangguan pada sistem ekskresi, berikut ini beberapa kebiasaan sehat yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Cukupi kebutuhan cairan tubuh
Minumlah air putih minimal 8 gelas per hari agar ginjal dapat bekerja secara optimal dalam menyaring limbah dan racun dari darah. Hidrasi yang cukup juga mencegah pembentukan batu ginjal.
2. Kendalikan pola makan
Perhatikan asupan makananmu dengan:
- Mengurangi konsumsi garam agar tekanan darah tetap stabil dan tidak membebani ginjal.
- Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan gula, yang bisa memicu gangguan hati dan ginjal.
- Perbanyak konsumsi sayur, buah, dan serat.
3. Rutin berolahraga
Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang selama 30 menit setiap hari bisa membantu melancarkan sirkulasi darah, menjaga berat badan ideal, dan menunjang fungsi organ ekskresi.
4. Hindari rokok dan batasi konsumsi alkohol
Zat kimia dalam rokok dan alkohol dapat merusak jaringan hati dan ginjal, serta memperburuk kondisi yang sudah ada.
Menghindari kebiasaan ini adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga sistem ekskresi tetap sehat.
5. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
Dengan melakukan check-up rutin, kamu bisa mendeteksi dini adanya gangguan fungsi ginjal atau hati sebelum berkembang menjadi kondisi kronis.
Pemeriksaan darah dan urin sangat membantu untuk memantau kinerja organ ekskresi.
Itulah organ-organ yang terlibat dalam sistem sekresi pada tubuh manusia. Penting untuk menjaga kesehatan tiap organ ekskresi tersebut agar proses pembuangan limbah dari tubuh tetap berjalan lancar.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala-gejala berikut:
- Perubahan frekuensi atau warna urine.
- Nyeri saat buang air kecil.
- Pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki.
- Sesak napas atau batuk kronis.
- Perubahan warna kulit atau gatal-gatal yang parah.
- Masalah pencernaan yang tidak membaik.
Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi serius pada sistem ekskresi.
Bila kamu atau anggota keluarga memiliki keluhan kesehatan, jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter spesialis penyakit dalam secara online di Halodoc. Klik gambar di bawah ini.

Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.
Produknya 100% asli (original) dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Yuk, download Halodoc sekarang juga!


