Ini Cara Tepat Mencegah Anak Jadi Perokok Pasif
Anak yang menjadi perokok pasif berisiko mengembangkan gangguan kesehatan, seperti asma hingga infeksi telinga.

DAFTAR ISI
- Bahaya Asap Rokok bagi Anak-Anak
- Apa Kata Studi Mengenai Bahaya Asap Rokok bagi Anak-Anak?
- Tips untuk Mencegah Anak Menjadi Perokok Pasif
Sudah menjadi rahasia umum bahwa menghirup asap rokok sama bahayanya dengan merokok seperti biasa. Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga menjadi korban akibat paparan asap rokok.
Anak-anak yang menghirup asap rokok atau menjadi perokok pasif berpotensi mengembangkan masalah kesehatan. Contohnya seperti, infeksi telinga, infeksi paru-paru, asma, dan gejala ringan seperti batuk, sakit tenggorokan, dan bersin. Pada anak yang lebih kecil mungkin dampaknya bisa lebih parah.
Karena itu, penting bagi orang tua untuk sebisa mungkin menjaga anaknya agar tidak menjadi perokok pasif.
Bahaya Asap Rokok bagi Anak-anak
Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, yang banyak diantaranya menyebabkan kanker dan penyakit jantung. Anak yang tidak sengaja menjadi perokok pasif, dapat mengembangkan berbagai masalah kesehatan seperti berikut:
1. Berat badan bayi rendah
Asap rokok dapat membahayakan bayi bahkan sebelum ia lahir. Menurut studi, ibu hamil yang terpapar asap rokok dari lingkungan sekitar memiliki risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah sebesar 1,82 kali, dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok
2. Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS)
Bayi yang menghirup asap rokok, besar kemungkinannya mengalami sindrom kematian bayi mendadak atau SIDS. Sebab, bayi yang meninggal akibat kondisi ini cenderung memiliki konsentrasi nikotin yang lebih tinggi di paru-paru, karena ukuran paru-paru mereka yang masih kecil.
Ketahui juga penyebab SIDS secara lebih lengkap di laman berikut, “Ini 9 Alasan SIDS Lebih Sering Menyerang Bayi Berusia di Bawah 6 Bulan.”
3. Perokok pasif dapat alami asma
Asma merupakan efek kesehatan yang paling sering terjadi baik bagi anak-anak maupun orang dewasa akibat paparan asap rokok. Paparan asap rokok dapat memicu gejala asma yang lebih parah bagi anak-anak yang telah mengidapnya.
Menurut Environmental Protection Agency (EPA) memperkirakan sekitar 200.000 hingga 1.000.000 anak pengidap asma kondisinya memburuk akibat paparan asap rokok.
Selain itu, anak-anak yang ibunya merokok selama kehamilan, memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit asma dalam lima tahun pertama kehidupannya. Serta, merokok selama kehamilan juga secara signifikan berpotensi menyebabkan mengi seumur hidup bagi anak kelak.
4. Infeksi telinga
Anak yang menjadi perokok pasif, juga berisiko mengalami infeksi telinga. Asap yang dihirup dapat mengiritasi tuba eustachius, yaitu saluran yang menghubungkan bagian belakang hidung dengan telinga tengah.
Hal ini menyebabkan pembengkakan dan penyumbatan yang mengganggu pemerataan tekanan di telinga tengah, sehingga menyebabkan nyeri dan infeksi. Jika anak tidak segera mendapatkan perawatan medis, maka operasi diperlukan untuk mengatasi penyakit ini.
5. Gangguan kognitif dan perkembangan otak
Anak-anak yang terpapar asap rokok, baik secara langsung maupun tidak langsung, memiliki risiko yang jauh lebih tinggi mengalami gangguan perkembangan otak dan kognitif. Hal ini berdampak jangka panjang terhadap performa akademik, perilaku sosial, hingga kesehatan mental anak saat dewasa.
Otak anak-anak, khususnya dalam usia 0-5 tahun, berkembang dengan sangat cepat dan sensitif terhadap zat beracun yang terkandung dalam asap rokok. Contohnya seperti nikotin, karbon monoksida, formaldehida, benzena, dan ribuan bahan kimia berbahaya lainnya.
Apa Kata Studi Terkait Dampak Asap Rokok pada Anak?
Terdapat berbagai studi internasional yang telah menunjukkan bagaimana asap rokok berdampak sangat buruk bagi anak-anak, salah satunya studi yang diterbitkan oleh Journal of Children MDPI.
- Paparan asap rokok dapat menghambat perkembangan paru-paru anak, meningkatkan risiko penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, hingga infeksi paru-paru.
- Anak-anak yang terpapar asap rokok orang lain (secondhand smoke/SHS) terbukti memiliki fungsi paru-paru dan tingkat kebugaran fisik yang lebih rendah dibandingkan anak-anak yang hidup di lingkungan bebas asap rokok.
- Selain itu, kandungan zat beracun seperti nikotin dan karbon monoksida dalam asap rokok bisa memengaruhi metabolisme tubuh anak, sehingga berdampak pada peningkatan risiko obesitas atau berat badan berlebih akibat gangguan metabolik.
- Studi tersebut juga merekomendasikan pentingnya intervensi dan kebijakan kesehatan masyarakat yang tegas untuk mengurangi paparan asap rokok di lingkungan rumah.
Tanda-Tanda Tubuh Anak Tidak Sehat Akibat Paparan Asap Rokok
1. Sering batuk dan sesak napas.
2. Mudah terserang flu, pilek, dan infeksi saluran pernapasan.
3. Serangan asma atau gangguan pernapasan lain.
4. Gangguan tidur.
5. Berat badan sulit naik atau malah menurun.
6. Kulit kusam dan tampak lelah.
7. Infeksi telinga tengah.
8. Kesulitan konsentrasi dan performa belajar menurun.
Tips untuk Mencegah Anak Menjadi Perokok Pasif
Supaya anak tidak menjadi perokok pasif, ibu dan ayah bisa menerapkan cara berikut ini:
1. Berhenti merokok agar anak tak jadi perokok pasif
Walaupun terdengar klise, tetapi ini merupakan cara terbaik untuk mencegah anak agar tidak menjadi perokok pasif. Sebab jika kamu merokok di luar pun, masih ada kemungkinan anak terpapar bahan kimia yang berasal dari asap rokok.
Selain itu, dengan berhenti merokok, kamu juga bisa meningkatkan kondisi kesehatan secara pribadi dan memberikan contoh yang baik untuk anak agar ia tidak merokok saat dewasa kelak.
Ibu Harus Waspada, Ini 6 Bahaya Asap Rokok bagi Kesehatan Anak.
2. Jadikan rumah bebas asap rokok
Jangan merokok di sekitar rumah, termasuk di luar rumah, apalagi di dalam ruangan. Ingat, udara dapat menyebar dengan mudah ke seluruh tempat, jadi merokok di satu ruangan saja memungkinkan asap untuk menyebar kemana-mana.
3. Jadikan mobil bebas asap rokok
Ketika sedang menjemput anak, jangan coba-coba untuk merokok dalam mobil. Mobil merupakan tempat tertutup, tentunya anak akan merasa lebih sesak jika menghirup asap rokok dalam mobil.
Selain itu, membuka jendela saja sebenarnya tidak cukup untuk menjernihkan udara. Pasalnya asap rokok justru dapat tertiup angin dan mengenai wajah orang lain yang duduk di kursi belakang.
Ini Alasan Perokok Pasif bisa Alami Penyakit Paru Obstruktif Kronis.
4. Pilih pengasuh anak yang tidak merokok
Pengasuh anak akan sangat membantu orang tua, tetapi ibu perlu selektif dalam memilihnya. Pilih pengasuh anak yang tidak merokok, agar ibu dapat menitipkan anak dengan tenang, tanpa perlu khawatir akan risiko kesehatan yang dapat menyerang anak akibat asap rokok.
Tak hanya bahaya untuk anak-anak, Ketahui 4 Bahaya Asap Rokok pada Ibu Hamil dan Janin.
5. Jauhi orang yang merokok agar tak jadi perokok pasif
Saat berada di luar rumah, jangan ragu menegur seseorang yang merokok di dekat anak. Mintalah orang tersebut dengan sopan untuk tidak merokok, atau segera pindah ke tempat lain yang lebih nyaman dan bebas asap rokok.
Itulah cara mencegah anak agar tidak menjadi perokok pasif. Apabila ibu punya pertanyaan lain seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk tanyakan langsung pada dokter anak melalui aplikasi Halodoc. Ayo download Halodoc sekarang juga untuk konsultasi kesehatan anak yang lebih mudah.


