Advertisement

Ini Penyebab Skoliosis, Gejala, dan Langkah Pengobatannya

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   05 November 2025

Penyebab skoliosis seringkali sulit ditentukan tetapi paling sering terjad akibat masalah pada saraf dan otot.

Ini Penyebab Skoliosis, Gejala, dan Langkah PengobatannyaIni Penyebab Skoliosis, Gejala, dan Langkah Pengobatannya

DAFTAR ISI


Skoliosis adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelengkungan tulang belakang yang tidak normal. Alih-alih lurus, tulang belakang melengkung ke samping, membentuk huruf “C” atau “S”.

Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi paling sering didiagnosis pada anak-anak dan remaja.

Kelainan tulang belakang ini dapat bervariasi tingkat keparahannya.

Beberapa kasus mungkin ringan dan tidak memerlukan pengobatan, sementara yang lain bisa sangat progresif dan memerlukan intervensi medis.

Penyebab Skoliosis

Penyebab pasti skoliosis seringkali sulit ditentukan, tetapi ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap perkembangannya:

  • Skoliosis Idiopatik: Jenis yang paling umum, penyebabnya tidak diketahui dan sering berkembang selama masa pertumbuhan remaja.
  • Skoliosis Kongenital: Terjadi akibat kelainan tulang belakang sejak lahir.
  • Skoliosis Neuromuskular: Disebabkan oleh kondisi neuromuskular seperti cerebral palsy, distrofi otot, atau spina bifida. Kondisi ini memengaruhi otot dan saraf yang mendukung tulang belakang.
  • Skoliosis Degeneratif: Berkembang pada orang dewasa akibat perubahan degeneratif pada tulang belakang, seperti arthritis atau osteoporosis.
  • Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan skoliosis dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi ini.

Skoliosis idiopatik adalah jenis yang paling umum, terutama pada remaja. Skoliosis juga dapat terjadi akibat masalah pada saraf dan otot.

Ketahui lebih lanjut mengenai Sendi dan Tulang: Anatomi, Fungsi, dan Cara Menjaga Kesehatannya berikut ini.

Gejala Skoliosis

Gejala Umum Skoliosis

Gejala skoliosis bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kelengkungan tulang belakang.

Beberapa gejala umum meliputi:

  • Postur tubuh yang tidak seimbang
  • Bahu atau pinggul yang tidak rata
  • Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol
  • Pinggang yang tidak simetris
  • Nyeri punggung (terutama pada orang dewasa)
  • Kelelahan

Pada kasus yang parah, skoliosis dapat menyebabkan kesulitan bernapas karena tekanan pada paru-paru.

Jenis-Jenis Skoliosis

Terdapat beberapa jenis skoliosis yang diklasifikasikan berdasarkan penyebab atau usia saat terdiagnosis:

  • Skoliosis Idiopatik:
    • Infantile idiopathic scoliosis: terjadi pada usia 0-3 tahun.
    • Juvenile idiopathic scoliosis: terjadi pada usia 3-10 tahun.
    • Adolescent idiopathic scoliosis: terjadi pada usia 10-18 tahun.
  • Skoliosis Kongenital: Disebabkan oleh masalah pembentukan tulang belakang selama perkembangan janin.
  • Skoliosis Neuromuskular: Berkembang akibat gangguan saraf dan otot.
  • Skoliosis Degeneratif: Terjadi pada orang dewasa akibat penuaan dan degenerasi tulang belakang.

Jika butuh informasi kondisi ini lebih lanjut, berikut Rekomendasi Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi yang bisa dihubungi.

Diagnosis Skoliosis

Diagnosis skoliosis biasanya melibatkan pemeriksaan fisik dan rontgen. Dokter akan memeriksa postur tubuh, keseimbangan, dan rentang gerak pasien.

Rontgen dapat membantu menentukan tingkat keparahan kelengkungan tulang belakang.

Selain itu, dokter mungkin melakukan pemeriksaan neurologis untuk memeriksa fungsi saraf dan otot.

Pengobatan Skoliosis

Pengobatan skoliosis tergantung pada tingkat keparahan kelengkungan, usia pasien, dan jenis skoliosis. Pilihan pengobatan meliputi:

  • Observasi: Untuk kasus ringan, dokter mungkin hanya memantau perkembangan kelengkungan tulang belakang secara berkala.
  • Penyangga (Brace): Penggunaan penyangga dapat membantu mencegah kelengkungan tulang belakang semakin parah pada anak-anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan.
  • Fisioterapi: Latihan fisioterapi dapat membantu memperkuat otot-otot punggung dan meningkatkan fleksibilitas.
  • Operasi: Pada kasus yang parah, operasi mungkin diperlukan untuk mengoreksi kelengkungan tulang belakang.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menekankan pentingnya deteksi dini dan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi skoliosis.

Pencegahan Skoliosis

Karena penyebab pasti skoliosis seringkali tidak diketahui, pencegahan primer mungkin sulit dilakukan.

Namun, deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah perkembangan kondisi menjadi lebih parah.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  • Skrining Skoliosis: Anak-anak dan remaja, terutama yang memiliki riwayat keluarga skoliosis, sebaiknya menjalani skrining skoliosis secara berkala.
  • Postur Tubuh yang Baik: Mempertahankan postur tubuh yang baik saat duduk dan berdiri dapat membantu mencegah masalah tulang belakang.
  • Olahraga Teratur: Olahraga yang memperkuat otot-otot punggung dapat membantu menjaga kesehatan tulang belakang.
  • Gaya Hidup Sehat: Menjaga berat badan ideal dan mengonsumsi makanan bergizi dapat mendukung kesehatan tulang dan otot.

Kapan Harus ke Dokter?

Sebaiknya konsultasi dengan dokter di Halodoc jika kamu atau anak mengalami gejala skoliosis, seperti postur tubuh yang tidak seimbang, bahu atau pinggul yang tidak rata, atau nyeri punggung yang berkepanjangan.

Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi yang lebih serius.

Kamu pun bisa hubungi dokter spesialis di Halodoc dengan klik banner di bawah ini!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Scoliosis.
Web MD. Diakses pada 2025. Scoliosis.
Medical News Today. Diakses pada 2025. Scoliosis.
International Journal of Environmental Research and Public HealthDiakses pada 2025. Incidence and Surgery Rate of Idiopathic Scoliosis: A Nationwide Database Study