Inilah Gangguan Menstruasi yang Umum Dialami Wanita

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   16 Oktober 2020
Inilah Gangguan Menstruasi yang Umum Dialami WanitaInilah Gangguan Menstruasi yang Umum Dialami Wanita

Halodoc, Jakarta - Normalnya, siklus menstruasi terjadi setiap 21 hingga 35 hari, dengan lama menstruasi antara empat hingga tujuh hari. Meski begitu, beberapa wanita ternyata mengalami masalah pada siklus menstruasi mereka. Beberapa masalah yang biasanya terjadi adalah menstruasi bisa lebih panjang dari tujuh hari atau tidak mengalami menstruasi lebih dari tiga bulan. 

Ada pula yang mengalami kondisi seperti perut yang kram dan nyeri hebat, hingga depresi jelang menstruasi. Sudah pasti, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, yang perlu kamu ketahui, masalah pada menstruasi juga bisa berdampak pada kesuburan, lho. Jadi, kamu perlu mengetahui, apa saja gangguan menstruasi yang umum terjadi pada wanita, berikut ini beberapa di antaranya:

  • Dismenorea

Nyeri yang terjadi ketika menstruasi dikenal dengan istilah dismenorea. Biasanya, kondisi ini terjadi pada hari pertama dan kedua menstruasi. Tandanya adalah kram atau nyeri pada perut bagian bawah secara terus-menerus, bahkan terkadang nyeri bisa menjalar hingga ke punggung. Rasa nyeri juga bisa disertai dengan sakit kepala, mual, hingga muntah.

Baca juga: Telat Menstruasi tapi Tidak Hamil? Mungkin Ini Penyebabnya

Dismenorea terjadi karena tingginya kadar hormon prostaglandin ketika hari pertama menstruasi. Setelah beberapa hari, kadarnya mulai turun, sehingga rasa nyeri pun ikut berkurang. Biasanya, nyeri menstruasi ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia atau setelah wanita melahirkan. 

Meski begitu, ada kondisi ketika dismenorea terjadi karena kondisi medis tertentu, seperti miom rahim, endometriosis, radang panggul, adanya kista atau tumor pada rahim, hingga penggunaan alat kontrasepsi. Dismenorea yang terjadi karena kondisi ini biasanya berlangsung lebih lama dan justru memburuk seiring dengan bertambahnya usia.

Baca juga: Menstruasi Tidak Teratur, Gejala Perimenopause?

  • Amenorea

Selanjutnya adalah amenorea, yang terjadi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Amenorea primer adalah kondisi ketika seorang wanita belum pernah menstruasi hingga usianya 16 tahun, sedangkan amenorea sekunder terjadi ketika seorang wanita subur dan tidak sedang mengandung serta pernah menstruasi tiba-tiba berhenti mendapatkannya selama tiga bulan atau bahkan lebih. 

Amenorea primer terjadi karena faktor genetik, gangguan pada otak yang mengatur kestabilan hormon menstruasi, hingga gangguan pada ovarium atau rahim. Sedangkan amenorea sekunder terjadi karena beberapa kondisi, seperti hamil, sedang menyusui, menopause, penurunan berat badan berlebih, stres berat, gangguan pada rahim hingga efek samping dari konsumsi obat atau penggunaan alat kontrasepsi.

  • Menorrhagia

Gangguan menstruasi ini terjadi ketika darah keluar secara berlebihan dengan lama waktu yang lebih dari menstruasi normal, yaitu antara lima hingga tujuh hari. Perubahan pada pola makan, masalah hormonal, infeksi pada serviks atau vagina, masalah pada tiroid, polip atau miom di rahim, gangguan pembekuan darah, hingga kanker serviks atau kanker rahim bisa memicu terjadinya kondisi ini.

Baca juga: Komplikasi Berbahaya Akibat Perimenopause

  • Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)

Menjelang menstruasi, beberapa wanita ada yang mengalami gejala, seperti nyeri perut ringan, sakit kepala, hingga perubahan pada suasana hati. Kondisi ini normal terjadi, tetapi jika gejala terjadi cukup berat hingga mengganggu aktivitas, kondisi ini termasuk dalam PMDD atau premenstrual dysphoric disorder. Selain nyeri haid atau sakit kepala, gejala PMDD juga mencakup sulit tidur, sulit berkonsentrasi, makan berlebihan, hingga depresi. 

  • Oligomenorea

Kondisi ketika seorang wanita terbilang sangat jarang mengalami menstruasi, termasuk siklus yang lebih dari 35 hingga 90 hari atau mengalami menstruasi kurang dari 8 hingga 9 kali dalam waktu satu tahun. Gangguan menstruasi ini sering terjadi pada remaja yang baru memasuki masa pubertas atau wanita yang sedang memasuki masa menopause sebagai efek samping dari aktivitas hormon yang tidak stabil pada periode ini. 

Segera tanyakan pada dokter apabila kamu mengalami gangguan menstruasi, sehingga kamu bisa segera mendapatkan penanganan. Kamu bisa tanya jawab dengan dokter lebih mudah melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasinya sekarang di App Store atau Google Play.

Referensi: 
Healthline. Diakses pada 2020. Menstrual Problems.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Menorrhagia (Heavy Menstrual Bleeding).
Baylor College of Medicine. Diakses pada 2020. Menstrual Disorders.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan