Kenali Apa Arti Dejavu dan Penyebabnya

8 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   12 Maret 2025

Penelitian yang menunjukkan bahwa dejavu mungkin berkaitan dengan masalah persepsi atau ingatan.

Kenali Apa Arti Dejavu dan PenyebabnyaKenali Apa Arti Dejavu dan Penyebabnya

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Dejavu?
  2. Teori Penyebab Dejavu
  3. Riset Terkait Dejavu
  4. Apakah Dejavu Berbahaya?
  5. Fenomena yang Mirip dengan Dejavu
  6. FAQ

Sampai saat ini istilah dejavu masih menjadi perbincangan hangat. Lantaran banyak orang yang kerap merasakan fenomena ini.

Istilah ini menggambarkan perasaan bahwa kamu pernah melakukan atau melalui hal familiar atau sama sebelumnya. 

Kendati begitu, seseorang yang mengalami dejavu sadar kalau ia sama sekali belum pernah mengalami situasi atau hal yang terasa familiar tersebut. Yuk, pahami lebih dalam tentang fenomena ini!

Apa Itu Dejavu?

Gambaran dejavu adalah perasaan bahwa kamu pernah melakukan atau melalui sesuatu yang terasa familiar sebelumnya.

Namun, seseorang yang mengalami dejavu biasanya sadar bahwa ia sebenarnya belum pernah mengalami situasi tersebut.

Istilah “déjà vu” berasal dari bahasa Prancis yang berarti “sudah pernah terlihat”. Secara historis, Santo Agustinus, seorang filsuf kuno, pertama kali menyebut konsep ini pada tahun 400 M sebagai “memori yang salah”. 

Kemudian, filsuf Perancis Emile Boirac menggunakan istilah “déjà vu” pada tahun 1890. Meskipun istilah ini baru orang kenal pada akhir abad ke-19, fenomena deja vu telah ada dalam catatan sejarah dan literatur lebih awal. 

Salah satu catatan awal datang dari Santo Agustinus, seorang filsuf dan teolog Kristen abad ke-4, yang menyebutkan perasaan serupa dalam karyanya, “Confessions” (sekitar tahun 400 M). 

Santo Agustinus menggambarkan fenomena ini sebagai “memori yang salah” atau pengalaman yang tampaknya familiar tetapi sulit dijelaskan secara rasional.

F.L. Arnaud, seorang ahli saraf asal Prancis, adalah orang pertama yang memberikan penjelasan ilmiah mengenai deja vu pada awal abad ke-20. 

Arnaud menyarankan bahwa deja vu dapat terjadi karena gangguan dalam cara otak memproses ingatan dan pengalaman. 

Misalnya, otak bisa mengingat detail tertentu dari suatu pengalaman yang sudah pernah terjadi, namun menganggapnya sebagai pengalaman baru, menciptakan perasaan bahwa kita sudah mengalami hal tersebut sebelumnya.

Teori Penyebab Dejavu

Tahukah kamu ada sejumlah teori yang mengungkapkan penyebab dejavu? Nah, berikut beberapa teori yang perlu kamu ketahui:

1. Teori Split Perception

Teori ini menyebutkan bahwa dejavu bisa terjadi ketika seseorang melihat sesuatu di waktu berbeda, tetapi otak tetap menyimpannya sebagai memori meskipun hanya dalam sekejap. 

Sebagai contoh, saat kamu sedang berjalan-jalan, kamu melihat bangunan tua di pinggir jalan, tapi tidak terlalu memperhatikan karena fokusmu teralihkan karena sedang menyetir. 

Keesokan harinya, kamu kembali melewati bangunan yang sama dan tiba-tiba merasa seperti pernah melihatnya sebelumnya, meskipun tidak ingat kapan atau di mana.

Nah, inilah yang disebut sebagai pengalaman dejavu.

2. Teori Memory Recall

Teori ini menjelaskan bahwa dejavu dapat terjadi di tempat berbeda, tetapi memiliki suasana yang mirip dengan pengalaman masa lalu.

Misalnya, ketika kamu mengunjungi rumah makan yang bernuansa khas jawa tengah di Bandung, suasana di sana terasa akrab. 

Setelah dipikir-pikir, ternyata interiornya mengingatkanmu pada rumah makan yang pernah kamu kunjungi saat kecil.

Menurut teori ini, dejavu muncul karena otak kita merespons memori lama yang tersembunyi, baik itu kenangan masa kecil, momen liburan, atau bahkan sesuatu yang sederhana seperti aroma tertentu.

Riset Terkait Dejavu

Apakah kamu pernah mendengar istilah “dreamy state“? Nah, dreamy state atau keadaan melamun sering dikaitkan dengan pengalaman deja vu. Kondisi ini, umumnya terjadi pada pasien epilepsi yang mengalami kejang di lobus temporal.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Oxford Academic, bertujuan untuk memahami daerah otak mana yang paling berperan dalam terjadinya dreamy state.

Para peneliti melakukan stimulasi listrik dan kimiawi pada berbagai bagian otak pasien epilepsi yang telah ditanamkan elektroda untuk tujuan pengobatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik bagian medial maupun lateral lobus temporal terlibat dalam terjadinya dreamy state.

Namun, bagian medial, khususnya amigdala dan hippocampus anterior, memiliki peran yang lebih penting dalam memicu fenomena ini. 

Meskipun demikian, neokorteks temporal superior juga berperan dalam menghasilkan pengalaman melamun.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dreamy state merupakan hasil kerja sama antara berbagai bagian otak, terutama di lobus temporal, dan melibatkan baik struktur medial maupun lateral.

Apakah Dejavu Berbahaya?

Secara umum, dejavu tidak berbahaya dan tidak memerlukan perhatian medis. Awalnya, fenomena ini sempat dikaitkan dengan gangguan neurologis seperti epilepsi lobus temporal. Namun, banyak orang sehat juga mengalaminya tanpa menunjukkan gejala lain.

Jika dejavu terjadi terlalu sering atau disertai gejala lain seperti kejang, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan neurologis yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Fenomena yang Mirip dengan Dejavu

Selain dejavu, ada beberapa fenomena lain yang memiliki kemiripan, di antaranya:

1. Jamais Vu

Fenomena ini adalah kebalikan dari dejavu. Jamais vu terjadi ketika seseorang merasa asing terhadap sesuatu yang sebenarnya sudah sangat familiar. 

Misalnya, kamu melihat wajah teman dekat, tetapi mendadak merasa seperti belum pernah mengenalnya sama sekali. Hal ini sering dikaitkan dengan kelelahan mental atau gangguan neurologis tertentu.

2. Presque Vu

Presque vu adalah sensasi hampir mengingat sesuatu tetapi tidak mampu mengingatnya sepenuhnya. 

Fenomena ini biasa digambarkan dengan istilah “di ujung lidah,” ketika seseorang merasa sangat dekat untuk mengingat sebuah kata atau detail tertentu namun tetap tidak bisa menemukannya.

Situasi ini sering membuat frustasi, tetapi umumnya tidak berbahaya.

3. Deja Vecu

Deja vecu mirip dengan dejavu tetapi memiliki detail yang lebih spesifik.

Jika dejavu hanya berupa perasaan familiar, deja vecu melibatkan keyakinan bahwa seseorang telah menjalani situasi tertentu dengan detail yang sama sebelumnya. 

Contohnya, kamu tidak hanya merasa pernah berada di suatu tempat, tetapi juga yakin pernah berbicara dengan orang yang sama dan dalam urutan percakapan yang identik.

Fenomena ini kadang terkait dengan gangguan memori atau kondisi neurologis tertentu.

4. Deja Reve

Déjà rêvé berasal dari bahasa Prancis yang berarti “sudah bermimpi.”

Fenomena ini terjadi ketika seseorang merasa bahwa mereka telah mengalami suatu peristiwa atau situasi yang sedang mereka alami.

Namun, dalam kenyataannya itu adalah mimpi yang pernah mereka alami sebelumnya.

Fenomena ini mirip dengan deja vu, tetapi lebih spesifik karena melibatkan kenangan atau perasaan bahwa pengalaman tersebut pernah dilihat dalam mimpi. 

Individu merasa seolah-olah situasi yang mereka hadapi sekarang telah terjadi dalam mimpinya. Meskipun mereka tidak dapat mengingat mimpi itu dengan jelas.

Deja reve sering kali disertai dengan rasa kebingungan dan ketidaknyamanan, karena seseorang merasa terperangkap dalam realitas yang terasa tidak nyata atau seperti mimpi.

5. Capgras Syndrome

Capgras Syndrome adalah kondisi psikologis yang langka, yakni saat seseorang percaya bahwa orang-orang terdekat mereka, seperti pasangan, keluarga, atau teman, telah digantikan oleh peniru atau duplikat yang identik. 

Pasien sering merasa bahwa meskipun penampilan fisik orang tersebut sama, mereka bukanlah orang yang mereka kenal.

Meskipun tidak sepenuhnya terkait dengan deja vu, fenomena ini berbagi elemen kesalahan persepsi dan disorientasi terhadap realitas. 

Pada capgras syndrome, perasaan yang mirip dengan deja vu muncul dalam konteks pengenalan orang yang salah.

Tepatnya ketika seseorang merasa bahwa mereka sudah mengenal orang tersebut tetapi ada perasaan yang salah atau aneh tentang mereka.

Penyebab capgras syndrome, sering kali terkait dengan gangguan otak atau kerusakan pada area otak yang terlibat dalam pengenalan wajah dan penghubung emosional, seperti lesi pada otak bagian kanan atau gangguan pada fungsi kognitif.

Itulah penjelasan mengenai dejavu dan penyebabnya. Selain mengetahui mengenai beberapa fenomena psikologis, pastikan juga untuk memeriksakan kesehatan secara berkala.

Hal ini bertujuan untuk mendeteksi berbagai gangguan kesehatan yang mungkin tidak menunjukkan indikasi. 

Melalui aplikasi Halodoc kamu bisa memeriksakan kondisimu. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu lama. Jadi tunggu apa lagi? Yuk download Halodoc sekarang! 

Referensi: 
Healthline. Diakses pada 2024. What Causes Déjà vu?
Verywell Health. Diakses pada 2024. What Is Déjà Vu and Why Do We Experience It?. 
Colorado State University. Diakses pada 2024. Déjà vu and feelings of prediction: They’re just feelings. 
Oxford Academic. Diakses pada 2024. Anatomical origin of déjà vu and vivid ‘memories’ in human temporal lobe epilepsy.

FAQ

1. Dejavu artinya apa ya?

Dejavu adalah perasaan atau pengalaman yang membuat seseorang merasa seolah-olah telah mengalami atau menyaksikan suatu situasi sebelumnya.

Pada kenyataannya, situasi tersebut baru pertama kali terjadi. Perasaan ini bisa sangat nyata dan sering membuat orang bingung atau terheran-heran.

2. Apa arti dejavu dalam hubungan?

Dalam konteks hubungan, dejavu bisa merujuk pada perasaan yang timbul ketika seseorang mengalami situasi yang sangat mirip dengan pengalaman dalam hubungan sebelumnya. 

Misalnya, seseorang mungkin merasa bahwa pembicaraan atau konflik tertentu dengan pasangan saat ini sangat mirip dengan apa yang pernah ia alami dengan pasangan sebelumnya.

3. Kenapa bisa terjadi dejavu?

Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskannya. Salah satu teori adalah adanya gangguan dalam cara otak memproses pengalaman saat ini dan cara mengambil memori terkait dari memori jangka panjang. 

Teori lain menyebutkan bahwa dejavu terjadi ketika ada kesalahan dalam pengkodean memori yang membuat situasi baru terasa familiar.

4. Apa contoh dari deja vu?

Contoh deja vu, misalnya ketika kamu berjalan-jalan di kota yang belum pernah kamu kunjungi sebelumnya, tetapi tiba-tiba memiliki perasaan kuat bahwa kamu sudah pernah di sana sebelumnya. 

Semua pemandangan, suara, dan sensasi dari tempat itu terasa sangat familiar, seolah-olah kamu memiliki kenangan tentang itu. Meskipun kamu tahu ini adalah pengalaman pertamamu di tempat itu.