Advertisement

Déjà Vu Adalah: Kenapa Kita Merasakannya?

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   08 Desember 2025

Penelitian yang menunjukkan bahwa dejavu mungkin berkaitan dengan masalah persepsi atau ingatan.

Déjà Vu Adalah: Kenapa Kita Merasakannya?Déjà Vu Adalah: Kenapa Kita Merasakannya?

DAFTAR ISI


Pernah merasa seperti sudah mengalami suatu kejadian, padahal sebenarnya belum?

Itulah yang disebut déjà vu. Apakah kamu pernah mengalaminya?

Fenomena unik ini sering membuat kita bertanya-tanya, sebenarnya apa sih déjà vu itu?

Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Apa itu Deja Vu?

Secara sederhana, déjà vu adalah perasaan kuat bahwa kamu pernah mengalami atau melihat sesuatu sebelumnya, meskipun kamu tahu itu tidak mungkin.

Kata “déjà vu” berasal dari bahasa Prancis yang berarti “sudah terlihat”.

Sensasi ini bisa muncul tiba-tiba saat kamu berada di tempat baru, bertemu orang baru, atau bahkan saat sedang melakukan aktivitas sehari-hari.

Rasanya seperti memori yang sangat familiar muncul begitu saja.

Déjà vu adalah pengalaman umum, diperkirakan dialami oleh sekitar 70% populasi. Fenomena ini lebih sering terjadi pada usia muda, terutama antara 15 hingga 25 tahun.

Penyebab Deja Vu yang Perlu Diketahui

Meskipun penyebab pasti déjà vu belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa teori yang mencoba menjelaskannya:

  • Gangguan memori: Salah satu teori menyebutkan bahwa déjà vu terjadi karena adanya sedikit gangguan dalam proses penyimpanan memori di otak. Informasi mungkin langsung masuk ke memori jangka panjang tanpa melewati memori jangka pendek, sehingga terasa familiar.
  • Persepsi yang terlambat: Teori lain mengatakan bahwa déjà vu bisa disebabkan oleh keterlambatan kecil dalam pemrosesan informasi visual. Misalnya, satu mata mengirimkan informasi sedikit lebih lambat dari mata lainnya, sehingga otak menerima dua gambar yang sedikit berbeda dan menafsirkannya sebagai pengalaman yang sudah pernah terjadi.
  • Kemiripan situasi: Terkadang, déjà vu bisa dipicu oleh situasi yang mirip dengan pengalaman masa lalu yang terlupakan. Otak mungkin mengenali pola atau elemen familiar dari situasi tersebut, sehingga memunculkan perasaan déjà vu.
  • Faktor stres dan kelelahan: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres dan kelelahan dapat meningkatkan kemungkinan mengalami déjà vu.

Perlu diingat, penyebab déjà vu bisa bervariasi pada setiap orang. Kombinasi beberapa faktor mungkin juga berperan dalam memicu fenomena ini.

Kamu bisa cari tahu juga mengenai Gangguan Memori – Gejala, Penyebab, dan Pengobatan.

Kapan Deja Vu Menjadi Tanda Bahaya?

Pada umumnya, déjà vu adalah fenomena yang normal dan tidak berbahaya. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, déjà vu yang sering dan intens bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius.

Jika kamu mengalami déjà vu yang disertai dengan gejala-gejala berikut, segera konsultasikan dengan dokter:

  • Kejang
  • Hilang kesadaran
  • Kebingungan
  • Perubahan perilaku

Déjà vu yang terjadi bersamaan dengan gejala-gejala tersebut bisa menjadi indikasi adanya gangguan neurologis seperti epilepsi lobus temporal. 

Epilepsi adalah gangguan saraf kronis yang menyebabkan kejang berulang.

Penting untuk diingat bahwa ini adalah kasus yang jarang terjadi. Jangan langsung panik jika kamu mengalami déjà vu sesekali.

Tips Mengelola Deja Vu

Karena déjà vu umumnya tidak berbahaya, biasanya tidak memerlukan penanganan khusus.

Namun, jika kamu merasa terganggu dengan pengalaman ini, ada beberapa tips yang bisa kamu coba:

  • Catat pengalamanmu: Cobalah mencatat setiap kali kamu mengalami déjà vu. Catat detail situasi, tempat, dan perasaanmu saat itu. Ini bisa membantu kamu mengidentifikasi pola atau pemicu yang mungkin memicu déjà vu.
  • Kelola stres: Jika kamu merasa stres atau kelelahan, cobalah melakukan aktivitas relaksasi seperti meditasi, yoga, atau menghabiskan waktu di alam. Stres yang berkurang dapat membantu mengurangi frekuensi déjà vu.
  • Tidur yang cukup: Kurang tidur dapat memengaruhi fungsi otak dan meningkatkan kemungkinan mengalami déjà vu. Usahakan untuk tidur 7-8 jam setiap malam.
  • Fokus pada saat ini: Saat mengalami déjà vu, cobalah fokus pada lingkungan sekitarmu dan sadari apa yang sedang terjadi. Ini bisa membantu kamu membedakan antara perasaan familiar dan realitas.

Selain tips di atas, penting menjaga kesehatan otak secara keseluruhan.

Konsumsi makanan sehat, olahraga teratur, dan hindari kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol berlebihan.

Riset Terkait Deja Vu

Apakah kamu pernah mendengar istilah “dreamy state“?

Nah, dreamy state atau keadaan melamun sering dikaitkan dengan pengalaman deja vu.

Kondisi ini, umumnya terjadi pada pasien epilepsi yang mengalami kejang di lobus temporal.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Oxford Academic, bertujuan untuk memahami daerah otak mana yang paling berperan dalam terjadinya dreamy state.

Para peneliti melakukan stimulasi listrik dan kimiawi pada berbagai bagian otak pasien epilepsi yang telah ditanamkan elektroda untuk tujuan pengobatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik bagian medial maupun lateral lobus temporal terlibat dalam terjadinya dreamy state.

Namun, bagian medial, khususnya amigdala dan hippocampus anterior, memiliki peran yang lebih penting dalam memicu fenomena ini. 

Meskipun demikian, neokorteks temporal superior juga berperan dalam menghasilkan pengalaman melamun.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dreamy state merupakan hasil kerja sama antara berbagai bagian otak, terutama di lobus temporal, dan melibatkan baik struktur medial maupun lateral.

Kapan Harus ke Psikiater?

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, déjà vu umumnya tidak memerlukan penanganan profesional.

Namun, kamu perlu mempertimbangkan konsultasi ke psikiater jika kejadian tersebut muncul terlalu sering, terasa intens, atau ada gejala lainnya, seperti pusing, kebingungan, sulit fokus, dan tingkat kecemasan yang tinggi.

Bantuan profesional juga penting jika déjà vu muncul bersama gangguan ingatan, perubahan perilaku, emosi yang tidak stabil, atau muncul berulang-ulang hingga mengganggu aktivitas kamu.

Kesimpulan

Déjà vu adalah pengalaman umum yang biasanya tidak berbahaya. Memahami penyebab dan faktor pemicunya dapat membantu mengurangi kekhawatiran yang mungkin timbul.

Jika kamu mengalami déjà vu yang mengganggu atau disertai dengan gejala lain, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter melalui Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Kamu dapat menghubungi psikiater di Halodoc yang tersedia 24 jam, kapan saja dan di mana saja kamu membutuhkan.

Kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc. 

Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada. 

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat! 

Referensi: 
Healthline. Diakses pada 2025. What Causes Déjà vu?
Verywell Health. Diakses pada 2025. What Is Déjà Vu and Why Do We Experience It?. 
Colorado State University. Diakses pada 2025. Déjà vu and feelings of prediction: They’re just feelings. 
Oxford Academic. Diakses pada 2025. Anatomical origin of déjà vu and vivid ‘memories’ in human temporal lobe epilepsy.

FAQ

1. Déjà vu artinya apa ya?

Déjà vu adalah perasaan atau pengalaman yang membuat seseorang merasa seolah-olah telah mengalami atau menyaksikan suatu situasi sebelumnya.

Pada kenyataannya, situasi tersebut baru pertama kali terjadi.

Perasaan ini bisa sangat nyata dan sering membuat orang bingung atau terheran-heran.

2. Apa arti déjà vu dalam hubungan?

Dalam konteks hubungan, dejavu bisa merujuk pada perasaan yang timbul ketika seseorang mengalami situasi yang sangat mirip dengan pengalaman dalam hubungan sebelumnya. 

Misalnya, seseorang mungkin merasa bahwa pembicaraan atau konflik tertentu dengan pasangan saat ini sangat mirip dengan apa yang pernah ia alami dengan pasangan sebelumnya.

3. Kenapa bisa terjadi déjà vu?

Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskannya.

Salah satu teori adalah adanya gangguan dalam cara otak memproses pengalaman saat ini dan cara mengambil memori terkait dari memori jangka panjang. 

Teori lain menyebutkan bahwa dejavu terjadi ketika ada kesalahan dalam pengkodean memori yang membuat situasi baru terasa familiar.

4. Apa contoh dari déjà vu?

Contoh deja vu, misalnya ketika kamu berjalan-jalan di kota yang belum pernah kamu kunjungi sebelumnya, tetapi tiba-tiba memiliki perasaan kuat bahwa kamu sudah pernah di sana sebelumnya. 

Semua pemandangan, suara, dan sensasi dari tempat itu terasa sangat familiar, seolah-olah kamu memiliki kenangan tentang itu.

Meskipun kamu tahu ini adalah pengalaman pertamamu di tempat itu.