Advertisement

Kenali Gejala Kanker Rahim Stadium Awal sampai Akhir

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Enrico Hervianto SpOG   30 September 2025

Gejala kanker rahim bisa berbeda-beda pada tiap stadium.

Kenali Gejala Kanker Rahim Stadium Awal sampai AkhirKenali Gejala Kanker Rahim Stadium Awal sampai Akhir

Daftar Isi:

Kanker rahim adalah kanker yang berkembang di rahim, salah satu organ dalam sistem reproduksi wanita. Organ dalam ini mencakup ovarium, saluran tuba, leher rahim, dan vagina. 

Penyakit ini berkembang secara bertahap, dokter menyebut tahapan tersebut sebagai stadium. Nah, pada tahap awal, kanker mungkin tidak menimbulkan gejala yang berarti.

Namun, seiring berkembangnya penyakit, gejala yang lebih signifikan bisa terjadi. Yuk, kenali gejala kanker rahim dari stadium awal sampai akhir di sini!

Gejala Kanker Rahim Di Setiap Stadium

Setelah dokter memastikan diagnosis kanker rahim, menentukan stadium adalah langkah berikutnya. Stadium mengacu pada seberapa banyak kanker telah tumbuh dan apakah telah menyebar melampaui tempat asalnya. 

Untuk menentukan stadium kanker rahim, maka pemeriksaan fisik, biopsi, atau tes pencitraan perlu dilakukan.

Berikut adalah stadium kanker rahim beserta gejala yang bisa muncul:

1. Stadium 1

Pada stadium awal ini, kanker tumbuh di dalam rahim dan mungkin telah tumbuh ke dalam kelenjar leher rahim, tapi tidak di jaringan ikat leher rahim.

Belum ada tanda-tanda kanker di kelenjar getah bening di sekitarnya.

Gejala kanker rahim pada stadium 1 umumnya:

  • Pendarahan yang tidak biasa, seperti bercak dan pendarahan di antara periode menstruasi.
  • Keluar cairan encer atau bercampur darah dari vagina.
  • Jika telah mengalami menopause, pendarahan vagina menjadi salah satu gejalanya.

2. Stadium 2

Stadium 2 menunjukkan bahwa kanker telah menyebar dari rahim dan tumbuh ke jaringan ikat leher rahim.

Namun, kondisinya belum menyebar ke luar rahim. Selain itu tidak ada kanker di kelenjar getah bening terdekat ataupun di tempat yang jauh.

Gejala kanker rahim stadium 2 mirip dengan stadium 1. Pengidap mungkin mengalami pendarahan yang tidak biasa, bercak, atau keputihan yang tidak normal. 

Baca juga artikel terkait lainnya di sini: Penting Untuk Wanita, Berikut Ciri-Ciri Kanker Rahim.

3. Stadium 3

Pada stadium 3, kanker telah menyebar ke luar rahim, tapi belum menyebar ke rektum atau kandung kemih.

Tidak ada juga tanda penyebaran kanker ke kelenjar getah bening atau tempat yang jauh dari itu. 

Gejala kanker rahim stadium 3 yaitu:

  • Rasa sakit atau seperti ada tekanan di panggul.
  • Perut kembung.
  • Tidak nyaman saat berhubungan seks.
  • Merasa sangat cepat kenyang saat makan.
  • Perubahan kebiasaan buang air besar dan kandung kemih.
  • Penurunan berat badan.
  • Merasakan ada benjolan di perut. 

Jika mengalami gejala kondisi ini, Catat, Ini Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Atasi Kanker Rahim.

4. Stadium 4

Kanker rahim stadium 4 menunjukkan bahwa kanker telah menyebar ke lapisan dalam rektum atau kandung kemih.

Sementara itu, gejala kanker rahim stadium 4 mirip dengan stadium 3. Namun, ada beberapa gejala tambahan di dekat tempat penyebaran kanker yaitu:

  • Jika kanker telah menyebar ke tulang, maka akan terasa nyeri tulang.
  • Apabila telah menyebar ke paru-paru, kemungkinan akan mengalami sesak napas.

Selain stadium dan gejala-gejalanya, penting juga bagi wanita untuk mengetahui Penyebab Kanker Rahim yang Perlu Diwaspadai.

Langkah Diagnosis Kanker Rahim

Berikut tes dan prosedur yang bisa dokter lakukan untuk mendiagnosis kanker rahim:

1. Pemeriksaan panggul 

Pemeriksaan ini untuk memeriksa organ reproduksi. Selama pemeriksaan, dokter dengan cermat memeriksa alat kelamin bagian luar. 

Ia akan memasukkan dua jari ke dalam vagina, sedangkan tangan lainnya menekan perut untuk meraba rahim dan ovarium.

Alat yang disebut spekulum akan dimasukkan ke dalam vagina guna membuka saluran vagina, sehingga ahli kesehatan dapat mencari tanda-tanda kanker atau masalah lainnya.

2. Tes pencitraan

Tes yang menghasilkan gambaran bagian dalam tubuh ini bisa memberi tahu tim dokter tentang lokasi dan ukuran kanker. Salah satu tes pencitraan mungkin berupa USG transvaginal. 

Dalam prosedur ini, alat mirip tongkat bernama transduser dokter masukkan ke dalam vagina. Transduser menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar video rahim. 

3. Histeroskopi 

Selama prosedur, dokter memasukkan tabung tipis, fleksibel, dan terang melalui vagina dan leher rahim ke dalam rahim. Tabung ini bernama histeroskop.

Lensa pada tabung tersebut memungkinkan ahli kesehatan memeriksa bagian dalam rahim dan endometrium.

4. Biopsi

Pemeriksaan ini melibatkan mengambil sampel daringan dari lapisan rahim untuk pengujian di laboratorium. Ahli bisa menganalisis apakah itu kanker atau bukan.

5. Operasi untuk mengangkat jaringan

jika hasil biopsi tidak jelas, kemungkinan besar pengidap perlu menjalani prosedur dilatasi dan kuretase, yaitu operasi untuk mengangkat jaringan untuk pengujian.

Menjalani proses  diagnosis kanker rahim tentu merupakan pengalaman yang mengkhawatirkan.

Namun, perlu kamu ketahui bahwa ada pilihan pengobatan di setiap stadium kanker rahim, ini ulasannya: 3 Jenis Pengobatan untuk Tangani Kanker Rahim.

Opsi Pengobatan Kanker Rahim yang Tersedia

Pengobatan kanker rahim tergantung pada stadium kanker, kesehatan umum pasien, dan preferensi pribadi. Pilihan pengobatan meliputi:

  • Operasi: Histerektomi (pengangkatan rahim) adalah pengobatan utama untuk kanker rahim. Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan pengangkatan kelenjar getah bening juga dapat dilakukan.
  • Terapi radiasi: Menggunakan sinar energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Radiasi dapat diberikan dari luar tubuh (radiasi eksternal) atau dari dalam tubuh (radiasi internal atau brakiterapi).
  • Kemoterapi: Menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker di seluruh tubuh. Kemoterapi dapat diberikan melalui infus atau pil.
  • Terapi hormon: Menggunakan obat-obatan untuk memblokir hormon yang memicu pertumbuhan sel kanker.
  • Terapi target: Menggunakan obat-obatan yang menargetkan kelemahan spesifik dalam sel kanker.

Apa saja faktor risiko kanker rahim? Cari tahu di sini: 5 Kondisi yang Tingkatkan Risiko Kanker Rahim

Langkah-Langkah Pencegahan Kanker Rahim

Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker rahim, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:

  • Menjaga Berat Badan yang Sehat: Menghindari obesitas dapat membantu mengurangi kadar estrogen dalam tubuh.
  • Menggunakan Kontrasepsi Oral: Pil KB dapat membantu mengatur siklus menstruasi dan mengurangi risiko kanker rahim.
  • Terapi Hormon dengan Progesteron: Jika memerlukan terapi hormon, pastikan untuk menggunakan progesteron bersama dengan estrogen.
  • Berolahraga Secara Teratur: Aktivitas fisik dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi risiko kanker.
  • Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan kaya serat, buah-buahan, dan sayuran.

Itulah penjelasan mengenai gejala kanker rahim dari stadium awal sampai akhir. Jika kamu mengalami gejala yang mencurigakan pada perut atau rahim, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter spesialis kandungan di Halodoc!

Dapatkan juga obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Apotek online Halodoc. Produknya 100% asli (original) dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam dari apotek terdekat di lokasimu.

Referensi:
Cancer. Diakses pada 2025. Uterine Cancer: Stages and Grades.
Very Well Health. Diakses pada 2025. The Stages of Uterine Cancer.
WebMD. Diakses pada 2025. Uterine Cancer Stages.

FAQ

1. Apakah kanker rahim bisa disembuhkan?

Ya, kanker rahim seringkali dapat disembuhkan, terutama jika terdeteksi pada stadium awal.

2. Apa perbedaan antara kanker rahim dan kanker serviks?

Kanker rahim (endometrium) terjadi pada lapisan dalam rahim, sedangkan kanker serviks terjadi pada leher rahim.

3. Apakah pap smear dapat mendeteksi kanker rahim?

Pap smear terutama digunakan untuk mendeteksi kanker serviks. Untuk mendeteksi kanker rahim, diperlukan pemeriksaan lain seperti biopsi endometrium.

4. Apa saja faktor risiko utama kanker rahim?

Faktor risiko utama meliputi obesitas, usia, riwayat keluarga, dan terapi hormon estrogen tanpa progesteron.