Advertisement

Mengenal Kelainan Sperma Oligozoospermia dan Cara Mengatasinya

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Caisar Dewi Maulina   11 Desember 2025

Oligozoospermia atau oligospermia adalah kondisi saat jumlah sel sperma dalam air sangat sedikit.

Mengenal Kelainan Sperma Oligozoospermia dan Cara MengatasinyaMengenal Kelainan Sperma Oligozoospermia dan Cara Mengatasinya

DAFTAR ISI


Normalnya, pria dapat menghasilkan sperma lebih dari 15 juta per 1 ml air mani. Namun, pada pengidap oligospermia, sperma akan kurang dari jumlah normal.

Oligospermia juga dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok, seperti ringan, sedang, hingga berat sesuai dengan jumlah sperma yang ada.

Penyebabnya beragam, mulai dari gangguan pada organ reproduksi hingga gaya hidup yang kurang sehat.

Lantas, apa saja sih gejala dan penyebab serta cara mengatasi oligozoospermia? Simak ulasannya berikut ini!

Apa Itu Oligozoospermia?

Oligozoospermia adalah kondisi medis pada pria yang ditandai dengan jumlah sperma yang lebih rendah dari normal dalam air mani.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), oligozoospermia ditetapkan ketika konsentrasi sperma kurang dari 15 juta per mililiter air mani.

Kondisi ini dapat mengurangi kemungkinan pembuahan sel telur secara alami, sehingga memengaruhi kesuburan pria.

Penyebab Terjadinya Oligozoospermia

Oligospermia menjadi salah satu gangguan kesuburan pada pria. Kondisi ini bisa menjadi salah satu penyebab kesulitan mendapatkan keturunan.

Kondsi medis ini dikategorikan menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah sel sperma yang terdapat dalam air mani, seperti:

  • Oligospermia ringan. Antara 5-14 juta sel sperma dalam air mani.
  • Oligospermia sedang. Antara 1-5 juta sel sperma dalam air mani.
  • Oligospermia berat. Dibawah 1 juta sel sperma dalam air mani.

Lalu, apa yang menyebabkan terjadinya oligozoospermia? Ada beberapa faktor yang memicu kondisi ini, seperti:

1. Faktor medis

Ada beberapa faktor medis yang dapat menyebabkan seseorang mengalami oligospermia, seperti varikokel, infeksi virus, hingga gangguan ejakulasi.

Bukan hanya itu, penggunaan obat-obatan, seperti antibiotik dan obat tekanan darah dalam jangka waktu yang panjang juga dapat menyebabkan penurunan jumlah sel sperma pada air mani.

Selain itu, kondisi obesitas juga menjadi salah satu faktor yang memicu penurunan jumlah sel sperma. Pengidap obesitas dapat mengalami gangguan hormon yang bisa memengaruhi produksi sel sperma sehat dalam tubuh.

Riwayat cedera pada area testis juga dapat menyebabkan risiko gangguan ini semakin meningkat.

2. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya oligospermia. Salah satunya adalah paparan suhu yang panas. Paparan suhu panas dapat menyebabkan peningkatan suhu pada area testis. 

Kondisi ini dapat memicu penurunan spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma dalam testis pria. Selain itu, suhu panas juga dapat menyebabkan penurunan morfologi sperma normal.

Berikut kebiasaan yang perlu dihindari, seperti:

  • Memangku barang-barang elektronik.
  • Menggunakan pakaian dalam terlalu ketat.
  • Terlalu lama berendam pada air hangat.
  • Paparan bahan kimia dan logam, seperti pestisida, bahan kimia pembersih, dan timbal juga dapat menyebabkan penurunan jumlah sel sperma.

Sudah tahu mengenai proses terjadinya kehamilan dari awal hingga akhir? Baca di artikel ini: “Mengenal Fertilisasi dan Proses Terjadinya Kehamilan“.

3. Faktor gaya hidup

Hal terakhir yang bisa memengaruhi terjadinya oligospermia adalah gaya hidup. Berikut gaya hidup buruk yang bisa menyebabkan gangguan ini, seperti:

  • Mengonsumsi alkohol.
  • Merokok.
  • Menggunakan kokain dan marijuana.
  • Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman manis.
  • Mengalami gangguan kesehatan mental, seperti stres dan depresi.

Cari tahu juga fakta mengenai air mani lainnya melalui artikel “Air Mani Encer Bikin Susah Punya Keturunan, Benarkah?”.

Gejala Oligozoospermia

Oligozoospermia tidak akan dirasakan oleh pengidapnya, karena kondisi ini tidak akan menyebabkan gejala yang dapat terlihat secara fisik. 

Namun, pengidap oligospermia akan mengalami gejala utama yaitu kesulitan mendapatkan keturunan. Selain itu, ada beberapa gejala yang kerap dirasakan, seperti:

  • Kesulitan mempertahankan ereksi.
  • Pertumbuhan rambut pada bagian tubuh yang kurang optimal.

Selain itu, gejala juga dapat dirasakan berbeda-beda oleh pengidapnya. Gejala bisa terjadi akibat faktor pemicu yang ada.

Contohnya, jika gangguan ini terjadi akibat infeksi virus, maka buang air kecil bisa terasa menyakitkan dan kurang nyaman.

Jika oligospermia terjadi akibat varikokel, maka pembuluh darah pada area testis akan terlihat mengalami pembengkakan.

Kamu juga bisa cari tahu tanda sel sperma tidak sehat melalui artikel “Ini Tanda dan Tekstur Sperma yang Tidak Sehat”.

Cara Mengatasi Oligozoospermia

Berikut cara mengatasi oligozoospermia, yaitu:

1. Memperbanyak frekuensi hubungan seksual

Kondisi ini bisa kamu coba atasi dengan melakukan beberapa cara di rumah, seperti dengan memperbanyak frekuensi hubungan intim dengan pasangan. Cara ini membuat kesempatan fertilisasi atau pembuahan dapat terjadi lebih sering. Cobalah melakukan hubungan intim saat wanita tengah memasuki masa ovulasi.

Saat melakukan hubungan intim, jangan menggunakan pelumas atau lubricant. Beberapa pelumas mengandung minyak yang dapat menurunkan kemampuan sel sperma mencapai sel telur.

2. Penggunaan obat-obatan

Penggunaan obat-obatan bisa kamu lakukan untuk mencegah penurunan jumlah sel sperma lebih besar. Beberapa jenis obat-obatan yang bisa kamu konsumsi adalah antibiotik hingga obat peradangan.

3. Perawatan hormon

Perawatan hormon bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan hingga suntik hormon. Pengobatan ini bertujuan untuk menyeimbangkan kadar hormon dalam tubuh. Dengan begitu, saat kadar hormon pulih, maka jumlah sel sperma juga dapat kembali meningkat.

4. Perubahan gaya hidup

Menjalankan gaya hidup sehat menjadi salah satu cara yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan jumlah sel sperma. Atur pola makan agar berat badan dapat menjadi lebih stabil. Selain itu, hentikan kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, dan menggunakan obat-obatan terlarang.

Cari tahu cara lainnya melalui artikel “Pria Harus Tahu, Ini Cara Ampuh Menjaga Kesehatan Sperma”.

5. Operasi

Biasanya, tindakan ini dilakukan jika oligospermia terjadi akibat faktor medis, seperti varikokel hingga adanya sumbatan pada saluran sperma. Dengan tindakan bedah, dokter akan mengatasi gangguan kesehatan yang memicu penurunan jumlah sel sperma.

Perubahan Gaya Hidup untuk Meningkatkan Kualitas Sperma

Selain pengobatan medis, ada beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu meningkatkan kualitas sperma:

  • Berhenti merokok: Merokok dapat menurunkan jumlah sperma dan kualitasnya.
  • Batasi konsumsi alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat memengaruhi produksi sperma.
  • Jaga berat badan yang sehat: Obesitas dapat memengaruhi kadar hormon dan mengurangi jumlah sperma.
  • Kelola stres: Stres dapat memengaruhi hormon reproduksi.
  • Hindari paparan panas berlebih: Hindari sauna, jakuzi, dan pakaian ketat yang dapat meningkatkan suhu testis.

Itulah beberapa cara mengatasi oligozoospermia. Sebaiknya untuk mencegah gangguan ini, pastikan kamu selalu menjalankan gaya hidup sehat dan memenuhi kebutuhan istirahat. 

Kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc. 

Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada. 

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat! 

toko kesehatan halodoc
Referensi:
Toxicology Reports. Diakses pada 2025. Effect of Co-exposure to Heat and Psychological Stressors on Sperm DNA and Semen Parameters.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Oligospermia (Low Sperm Count).
Healthline. Diakses pada 2025. Oligospermia and Fertility: What You Should Know.
Nova IVF. Diakses pada 2025. What is Oligospermia?