Advertisement

Mengenal Laktosa, Gula pada Susu yang Punya Banyak Manfaat

8 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlin SpA   04 September 2025

Laktosa berperan penting dalam mendukung metabolisme, kesehatan usus, dan keseimbangan nutrisi tubuh.

Mengenal Laktosa, Gula pada Susu yang Punya Banyak ManfaatMengenal Laktosa, Gula pada Susu yang Punya Banyak Manfaat

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Laktosa?
  2. Manfaat Laktosa bagi Tubuh
  3. Sumber Makanan yang Mengandung Laktosa
  4. Apa Kata Riset? 
  5. Intoleransi Laktosa: Apa yang Perlu Diperhatikan?
  6. Tips untuk Mengelola Intoleransi Laktosa
  7. Kapan Harus ke Dokter?
  8. Hubungi Dokter Ini untuk Jika Anak Mengalami Gejala Intoleransi Laktosa

Laktosa adalah gula alami yang ditemukan dalam susu dan produk olahannya. Gula ini menjadi sumber energi penting, terutama bagi bayi dan anak-anak.

Namun, sebagian orang mengalami intoleransi laktosa. Kondisi ini menyebabkan gangguan pencernaan setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa.

Mari simak lebih lanjut mengenai laktosa, manfaatnya, dan hal-hal yang perlu diperhatikan terkait intoleransi laktosa.

Apa Itu Laktosa?

Laktosa adalah jenis disakarida, yaitu karbohidrat yang terdiri dari dua molekul gula sederhana: glukosa dan galaktosa.

Laktosa ditemukan secara alami dalam susu mamalia, termasuk susu sapi, kambing, dan manusia.

Oleh karena itu, laktosa juga terdapat dalam berbagai produk olahan susu, seperti keju, yogurt, dan es krim.

Dalam sistem pencernaan, enzim laktase yang diproduksi oleh usus halus memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

Kemudian, kedua gula sederhana ini diserap ke dalam aliran darah dan digunakan sebagai sumber energi.

Namun, pada orang dengan intoleransi laktosa, tubuh tidak menghasilkan cukup enzim laktase.

Akibatnya, laktosa tidak dapat dicerna dengan sempurna dan menyebabkan masalah pencernaan.

Manfaat Laktosa bagi Tubuh

Meskipun sering dikaitkan dengan intoleransi, laktosa memiliki beberapa manfaat penting bagi tubuh, terutama dalam hal menyediakan energi dan membantu penyerapan nutrisi.

Laktosa Adalah Sumber Energi

Laktosa menyediakan energi yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi.

Setelah dipecah menjadi glukosa dan galaktosa, kedua gula ini akan diubah menjadi energi yang siap digunakan oleh sel-sel tubuh.

Hal ini sangat penting terutama bagi bayi dan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Mendukung Penyerapan Kalsium

Laktosa membantu meningkatkan penyerapan kalsium di usus. Kalsium sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, serta berperan dalam fungsi otot dan saraf.

Dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa, tubuh dapat menyerap kalsium dengan lebih efisien.

Menjaga Kesehatan Pencernaan

Laktosa dapat berperan sebagai prebiotik, yaitu makanan untuk bakteri baik di usus.

Bakteri baik ini membantu menjaga keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan dan meningkatkan kesehatan sistem pencernaan secara keseluruhan.

Berikut Ini Rekomendasi Dokter Spesialis Anak di Halodoc yang bisa dihubungi seputar kesehatan anak.

Sumber Makanan yang Mengandung Laktosa

Laktosa terutama ditemukan dalam susu dan produk olahannya. Berikut adalah beberapa sumber makanan yang mengandung laktosa:

Susu Sapi

Susu sapi adalah sumber utama laktosa. Kandungan laktosa dalam susu sapi bervariasi, tetapi umumnya sekitar 4-5 persen.

Produk Olahan Susu

Produk olahan susu seperti keju, yoghurt, es krim, dan mentega juga mengandung laktosa.

Namun, kandungan laktosa dalam produk-produk ini bervariasi tergantung pada proses pengolahan.

Misalnya, keju yang sudah lama difermentasi biasanya memiliki kandungan laktosa yang lebih rendah.

Susu Formula Bayi

Susu formula bayi umumnya menggunakan laktosa sebagai sumber karbohidrat utama, mirip dengan komposisi ASI.

Namun, ada juga susu formula khusus yang dibuat tanpa laktosa untuk bayi yang mengalami intoleransi laktosa.

Selain sumber-sumber utama di atas, laktosa juga dapat ditemukan dalam makanan olahan sebagai bahan tambahan.

Oleh karena itu, penting untuk selalu membaca label makanan dengan cermat, terutama jika memiliki intoleransi laktosa.

Apa Kata Riset? 

Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Nutrients pada 2019, para ahli meninjau peran laktosa dalam nutrisi manusia, terutama pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa, serta dampaknya pada intoleransi laktosa. 

Objek penelitian ini meliputi efek metabolik, manfaat kesehatan, dan hubungan laktosa dengan mikrobiota usus. 

Kemudian, hasilnya menunjukkan bahwa laktosa adalah karbohidrat pilihan tepat  untuk bayi dan anak kecil karena menyediakan energi secara perlahan.

Laktosa juga bisa mendukung sintesis molekul kompleks melalui galaktosa, dan memiliki efek positif pada pembentukan mikrobiota usus. 

Kesimpulannya, laktosa memiliki peran penting dalam mendukung metabolisme, kesehatan usus, dan keseimbangan nutrisi tubuh, sehingga tetap menjadi komponen yang direkomendasikan dalam diet, terutama bagi bayi dan anak-anak.

Simak lebih lanjut mengenai Kesehatan Anak – Tips dan Informasi Lengkapnya agar ibu senantiasa bisa menjaga kondisi Si Kecil.

Intoleransi Laktosa: Apa yang Perlu Diperhatikan?

Intoleransi laktosa adalah kondisi ketika tubuh tidak dapat mencerna laktosa dengan baik karena kekurangan enzim laktase.

Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan yang tidak nyaman.

Gejala Intoleransi Laktosa

Gejala intoleransi laktosa biasanya muncul dalam waktu 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa.

Gejala yang umum meliputi:

Tingkat keparahan gejala dapat bervariasi tergantung pada jumlah laktosa yang dikonsumsi dan tingkat kekurangan enzim laktase pada setiap individu.

Beberapa orang mungkin hanya mengalami gejala ringan, sementara yang lain bisa mengalami gejala yang lebih parah.

Diagnosis Intoleransi Laktosa

Diagnosis intoleransi laktosa biasanya dilakukan berdasarkan gejala yang dialami dan beberapa tes medis.

Beberapa tes yang umum digunakan untuk mendiagnosis intoleransi laktosa meliputi:

  • Tes Toleransi Laktosa: Mengukur kadar glukosa dalam darah setelah mengonsumsi cairan yang mengandung laktosa.
  • Tes Pernapasan Hidrogen: Mengukur jumlah hidrogen dalam napas setelah mengonsumsi laktosa. Peningkatan hidrogen menunjukkan bahwa laktosa tidak dicerna dengan baik.
  • Tes Keasaman Tinja: Mengukur tingkat keasaman tinja. Tinja yang asam dapat mengindikasikan adanya laktosa yang tidak tercerna.

Konsultasi dengan dokter diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat.

Penanganan Intoleransi Laktosa

Tidak ada obat untuk intoleransi laktosa, tetapi gejalanya dapat dikelola dengan berbagai cara.

Penanganan utama intoleransi laktosa adalah dengan mengurangi asupan laktosa dalam makanan sehari-hari.

Pahami lebih lanjut mengenai Perkembangan Anak – Jenis, Tahapan, dan Gangguan yang bisa terjadi supaya orang tua bisa memantau.

Tips untuk Mengelola Intoleransi Laktosa

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu mengelola intoleransi laktosa:

Pilihan Produk Susu Rendah Laktosa

Pilihlah produk susu yang rendah laktosa atau bebas laktosa.

Saat ini, banyak tersedia produk susu seperti susu, keju, dan yogurt yang sudah diolah untuk mengurangi kandungan laktosanya.

Produk-produk ini tetap memberikan manfaat nutrisi dari susu tanpa menyebabkan gejala intoleransi laktosa.

Konsumsi Suplemen Enzim Laktase

Suplemen enzim laktase dapat membantu mencerna laktosa. Suplemen ini diminum sebelum mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa.

Enzim laktase dalam suplemen akan membantu memecah laktosa sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh.

Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi suplemen ini.

Perhatikan Label Makanan

Selalu periksa label makanan untuk mengetahui kandungan laktosa. Laktosa sering ditambahkan ke berbagai produk olahan, seperti roti, sereal, dan makanan ringan.

Dengan membaca label makanan, dapat menghindari konsumsi laktosa secara tidak sengaja.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penting untuk selalu memperhatikan kandungan nutrisi pada makanan kemasan.

Informasi ini dapat membantu mengelola asupan laktosa dan mencegah timbulnya gejala intoleransi.

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun intoleransi laktosa umumnya tidak berbahaya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala yang parah atau berkelanjutan.

Dokter dapat membantu mendiagnosis kondisi dengan tepat dan memberikan rekomendasi penanganan yang sesuai.

Selain itu, dokter juga dapat membantu memastikan bahwa mendapatkan nutrisi yang cukup meskipun mengurangi asupan laktosa.

Pastikan untuk selalu perhatikan asupan laktosa dan konsultasikan dengan dokter spesialis jika mengalami masalah pencernaan yang berkelanjutan.

Hubungi Dokter Ini untuk Jika Anak Mengalami Gejala Intoleransi Laktosa

Jika anak menunjukkan adanya gejala intoleransi laktosa, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc untuk penanganan yang lebih tepat. 

Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan yang bisa ibu dapatkan melalui Toko Kesehatan Halodoc

Ibu tidak perlu khawatir, sebab mereka telah berpengalaman dan menerima ulasan yang baik dari pasien-pasien sebelumnya yang mereka tangani.

Nah, berikut ini daftarnya:

1. dr. Dandung Bawono Sp.A, M.Sc

Ibu dapat menghubungi dokter Dandung Bawono Sp.A, M.Sc, yang merupakan seorang lulusan Universitas Gadjah Mada pada tahun 2004 dan 2009 silam.

Saat ini, ia berpraktik di Gondokusuman, DI Yogyakarta dan terdaftar sebagai anggota IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dengan nomor STR 3411201319103310.

Memiliki pengalaman selama 21 tahun, dr. Dandung Bawono Sp.A, M.Sc dapat ibu percayai dalam mengatasi gejala intoleransi laktosa pasa anak.

Selain itu, ia juga mampu memberikan layanan konsultasi seputar alergi dan imunitas anak, masalah pencernaan pada anak, maupun perkembangan anak.

Chat dr. Dandung Bawono Sp.A, M.Sc mulai dari Rp 99.000,- di Halodoc

2. dr. Gracia Deswita Natalya Fau, Sp.A

Dokter rekomendasi lainnya yaitu dr. Gracia Deswita Natalya Fau Sp.A, alumnus Universitas Pembangunan Nasional Veteran tahun 2001 dan Universitas Sam Ratulangi tahun 2019.

Saat ini, ia berpraktik di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, dan tergabung sebagai anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Berbekal pengalaman selama 14 tahun, dr. Gracia Deswita Natalya Fau Sp.A mampu menangani gejala intoleransi laktosa pada si Kecil.

Selain itu, ibu juga bisa bertanya padanya seputar perkembangan anak, DBD dan penyakit tropis, pencernaan anak, alergi dan imunitas, serta bayi lahir kecil dan prematur.

Chat dr. Gracia Deswita Natalya Fau Sp.A mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.

Dokter spesialis anak tersebut siap membantu ibu dalam mengatasi gejala intoleransi laktosa yang dialami si Kecil.

Dengan Halodoc, ibu bisa berkonsultasi dengan dokter kapan saja dan di mana saja.

Jangan khawatir apabila dokter sedang offline atau tidak tersedia. Sebab, ibu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Lactalis Nutrition Santé. Diakses pada 2025. Lactose: A key nutrient in infant nutrition.
Romero-Velarde E, Delgado-Franco D, et al. Diakses pada 2025. The Importance of Lactose in the Human Diet: Outcomes of a Mexican Consensus Meeting. 
Verywell Health. Diakses pada 2025. What Is Lactose?
WebMD. Diakses pada 2025. What Is Lactose Intolerant?